Konten dari Pengguna

Gen Z Merangkul Keberagaman Definisi Cantik di Era Digital

Rizka Alia Rahma
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara
11 November 2024 14:18 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizka Alia Rahma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Keberagaman Kecantikan Perempuan (pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Keberagaman Kecantikan Perempuan (pixabay.com)
ADVERTISEMENT
Di era digital yang serba cepat ini, standar kecantikan telah mengalami transformasi yang signifikan, terutama di kalangan Generasi Z (Gen Z). Generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an ini tidak hanya mengandalkan media tradisional untuk membentuk pandangan mereka tentang kecantikan, tetapi juga dipengaruhi oleh platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube. Dalam opini ini, kita akan menjelajahi bagaimana standar kecantikan Gen Z terbentuk, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta dampaknya terhadap individu dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kecantikan dalam Konteks Gen Z
Kecantikan bagi Gen Z bukan hanya soal penampilan fisik. Mereka lebih cenderung melihat kecantikan sebagai ekspresi diri yang mencerminkan kepribadian dan nilai-nilai individu. Di era dimana keaslian dan keberagaman dihargai, Gen Z lebih menolak standar kecantikan yang kaku dan homogen. Mereka lebih memilih untuk merayakan keunikan masing-masing individu, termasuk bentuk tubuh, warna kulit, dan gaya berpakaian. Dan Media sosial memainkan peran penting dalam membentuk persepsi kecantikan Gen Z. Platform-platform ini tidak hanya menjadi tempat untuk berbagi foto dan video, tetapi juga sebagai ruang untuk diskusi tentang isu-isu penting, termasuk body positivity dan self-acceptance. Influencer dan konten kreator sering kali menjadi panutan bagi banyak orang muda, dan mereka menggunakan platform ini untuk menampilkan berbagai bentuk kecantikan yang tidak selalu sesuai dengan standar tradisional. Misalnya, banyak influencer yang mempromosikan kecantikan alami dengan mengurangi penggunaan makeup atau menunjukkan ketidaksempurnaan fisik mereka. Hal ini mendorong pengikut mereka untuk menerima diri mereka apa adanya dan tidak merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi yang tidak realistis.
ADVERTISEMENT
Keberagaman dalam Standar Kecantikan
Salah satu ciri khas dari standar kecantikan Gen Z adalah keberagaman. Mereka menganggap bahwa kecantikan dapat ditemukan dalam berbagai bentuk dan ukuran. Gerakan body positivity yang semakin berkembang memberikan platform bagi individu dari berbagai latar belakang untuk merayakan tubuh mereka tanpa merasa tertekan untuk memenuhi standar tertentu. Meskipun masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, kita mulai melihat peningkatan representasi di media. Banyak film, acara televisi, dan iklan kini menampilkan karakter dengan berbagai bentuk tubuh, warna kulit, dan identitas gender. Ini adalah langkah positif menuju penerimaan bahwa kecantikan tidak bisa dibatasi oleh satu definisi sempit. Namun, tantangan tetap ada. Meskipun ada kemajuan dalam representasi keberagaman, masih banyak produk kecantikan yang terus mempromosikan standar tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa industri kecantikan harus lebih responsif terhadap perubahan nilai-nilai masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dampak Standar Kecantikan Gen Z
Salah satu dampak positif dari perubahan standar kecantikan ini adalah meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental. Gen Z lebih terbuka untuk membahas isu-isu seperti kecemasan dan depresi terkait dengan penampilan fisik. Mereka memahami bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan mereka berusaha untuk menciptakan lingkungan yang mendukung satu sama lain. Selain itu, dengan adanya gerakan keberagaman dalam kecantikan, banyak individu merasa lebih percaya diri untuk mengekspresikan diri mereka. Ini menciptakan ruang bagi orang-orang untuk merayakan keunikan mereka tanpa rasa takut akan penilaian. Namun, ada juga dampak negatif dari perubahan ini. Meskipun Gen Z berusaha untuk menerima diri mereka sendiri, tekanan dari media sosial tetap ada. Banyak orang muda merasa perlu untuk terus memperbarui penampilan mereka agar tetap relevan di mata teman-teman atau pengikut mereka. Fenomena "filter" di media sosial sering kali menciptakan harapan yang tidak realistis tentang bagaimana seseorang seharusnya terlihat. Selain itu, meskipun ada dorongan untuk keberagaman, masih ada stigma terhadap individu yang tidak sesuai dengan norma kecantikan tertentu. Ini dapat menyebabkan perasaan ketidakcukupan atau rendah diri pada beberapa orang muda.
ADVERTISEMENT
Membangun Standar Kecantikan yang Sehat
Untuk membangun standar kecantikan yang lebih sehat di kalangan Gen Z, diperlukan kolaborasi antara individu, industri kecantikan, dan media. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Edukasi tentang Kecantikan Sehat
Pendidikan tentang kesehatan mental dan penerimaan diri harus dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Dengan memberikan pemahaman tentang bagaimana media mempengaruhi persepsi kita terhadap kecantikan, generasi muda dapat belajar untuk lebih kritis terhadap apa yang mereka lihat di media sosial.
2. Dukungan dari Influencer
Influencer memiliki kekuatan besar dalam membentuk opini publik. Mereka harus menggunakan platform mereka untuk mempromosikan pesan positif tentang keberagaman dan penerimaan diri. Dengan menunjukkan sisi nyata dari kehidupan mereka—termasuk ketidaksempurnaan—mereka dapat membantu pengikut merasa lebih nyaman dengan diri mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
3. Perubahan dalam Industri Kecantikan
Industri kecantikan harus beradaptasi dengan perubahan nilai-nilai masyarakat. Ini termasuk menciptakan produk yang lebih inklusif dan memperluas jangkauan ukuran serta warna kulit dalam iklan dan kampanye pemasaran.
Standar kecantikan Gen Z merupakan refleksi dari perubahan nilai-nilai masyarakat dalam era digital. Dengan menolak norma-norma tradisional dan merayakan keberagaman serta keaslian, generasi ini sedang membangun sebuah budaya baru di mana setiap individu dapat merasa diterima apa adanya. Meskipun tantangan masih ada—baik dari tekanan media sosial maupun stigma terhadap ketidaksesuaian—ada harapan bahwa melalui pendidikan, dukungan komunitas, dan perubahan industri, kita dapat menciptakan lingkungan di mana semua orang merasa cantik dengan cara mereka sendiri. Dengan demikian, perjalanan menuju penerimaan diri adalah proses yang berkelanjutan. Mari kita dukung satu sama lain dalam merayakan keindahan unik setiap individu tanpa rasa takut atau tekanan dari standar yang tidak realistis!
ADVERTISEMENT