Konten dari Pengguna

Sumur Doa di Museum Tsunami Aceh: Titik Refleksi dan Doa untuk Korban

Aysah
Mahasiswa S1 Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara
9 Juni 2024 9:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aysah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah musibah besar yang melanda Kota Banda Aceh 19 tahun yang lalu sehingga banyak menelan korban jiwa dan tidak sedikit pula dari mereka yang kehilangan keluarga, sanak saudaranya, tempat tinggal, dan juga harta benda. Gempa bumi dengan Magnitudo 9.1-9.3 Mw mengguncang kota Banda Aceh pada hari Minggu, 26 Desember 2004 yang mengakibatkan terjadinya gelombang tsunami. Sampai saat ini setiap tahunnya di tanggal 26 Desember dijadikan sebagai hari untuk memperingati terjadinya tsunami kala itu dengan dilakukan dzikir dan doa bersama yang dilakukan oleh warga-warga Aceh setiap tahunnya. Selain diperingati setiap tahunnya, di tengah-tengah kota Banda Aceh berdiri sebuah museum yang dirancang sebagai pengingat bencana gempa dan tsunami Aceh 2004 serta menjadi pusat pendidikan bencana dan tempat perlindungan darurat. Museum tersebut dinamakan Museum Tsunami Aceh.
Sumber: Dokumentasi Pribadi. Foto 4000 nama korban tsunami di dinding Sumur Doa
Ketika masuk ke dalam Museum Tsunami Aceh, terdapat suatu ruangan yang menarik perhatian dengan bentuknya tinggi ke atas membentuk cerobong. Para pengunjung yang masuk ke dalamnya seakan terbawa suasana pada ruangan tersebut. Ruangan tersebut merupakan Sumur Doa. Sumur Doa berupa dinding-dinding yang dipenuhi oleh nama-nama korban tsunami yang menciptakan suasana khusyuk dan penuh rasa hormat. Sumur Doa disebut juga sebagai Chamber of Blessing. Nama-nama korban yang ada di dinding-dinding itu terdapat sebanyak 4000 nama dari sekian banyaknya korban tsunami pada tahun 2004.
ADVERTISEMENT
Tinggi dari Sumur Doa ini adalah 32 meter yang mana diketahui bahwa gelombang tsunami yang terjadi di Lhoknga, Aceh Besar mencapai 32 meter. Dibuatnya Sumur Doa ini diibaratkan sebagai kuburan massal bagi para korban tsunami. Tidak hanya terdapat nama-nama korban di dindingnya, tetapi di bagian atas terdapat tulisan dengan lafadz Allah yang juga menjadi sumber cahaya dari ruangan ini. Sumur yang dirancang sebagai ruang kontemplatif yang hening. Strukturnya menggambarkan sumur yang dalam, sumur yang biasanya hanya dapat dilihat dari luar isi dalamnya, namun pada sumur ini pengunjung dapat melihat sumur dari bagian dalamnya dan merasakan kedalaman emosi melalui kejadian tersebut.
Sumber: Dokumentasi Pribadi. Foto tulisan lafadz Allah di Sumur Doa
Momen yang bisa dirasakan oleh pengunjung adalah refleksi di Sumur Doa. Dengan suasana yang ada di dalam secara tidak langsung akan diajak untuk merasakan kembali kejadian tragis yang dialami korban, memahami dampaknya, dan mengambil pelajaran dari kejadian tersebut. Kondisi sumur yang gelap dan hening, namun diisi dengan suara doa-doa serta suara jeritan-jeritan, memberikan sebuah ruang bagi pengunjung untuk merenung dalam-dalam.
ADVERTISEMENT
Sumur Doa bukan hanya tempat untuk mengenang, tetapi juga untuk mendoakan. Doa yang selalu dipanjatkan oleh para pengunjung untuk ketenangan jiawa para korban, kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan dan harapan agar tragedy serupa tidak terjadi lagi di masa depan. Sumur Doa adalah sebuah tempat yang mengajarkan kepada kita bahwa dalam satu tempat terjadi pertemuan antara kenangan dan harapan sehingga menciptakan ruang yang sarat dengan makna dan kekuatan spiritual.