Cerita Kanibalisme Orang Batak: Legenda atau Realita?

Sara Togatorop
Saya Sara Togatorop ,mahasiswa semester 6 prodi Ilmu Sejarah dari Universitas Sumatera Utara (USU).Saya suka membaca dan menulis
Konten dari Pengguna
11 Juni 2024 8:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sara Togatorop tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Potret Huta Siallagan yang dimana terdapat Batu Persidangan untuk mengeksekusi terdakwa.Foto : Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Potret Huta Siallagan yang dimana terdapat Batu Persidangan untuk mengeksekusi terdakwa.Foto : Shutterstock.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah keindahan Danau Toba, terletak sebuah desa yang menyimpan kisah-kisah gelap masa lalu. Huta Siallagan, desa yang dikelilingi oleh benteng batu dan rumah adat Batak yang megah, menyimpan rahasia yang mungkin akan membuat bulu kuduk Anda merinding. Desa ini bukan hanya terkenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena cerita mengerikan yang tersimpan dalam sejarahnya: praktik kanibalisme.
ADVERTISEMENT
Bayangkan diri Anda berjalan menyusuri jalanan batu desa ini, mendengarkan bisikan-bisikan dari masa lalu yang menceritakan tentang pengadilan adat yang diadakan di sebuah batu besar di tengah desa. Batu inilah yang menjadi saksi bisu dari hukuman mati yang dijatuhkan kepada para penjahat dan tahanan perang. Konon, setelah pengadilan, tubuh mereka tidak hanya dieksekusi, tetapi juga dimakan oleh penduduk setempat dalam sebuah ritual yang dipercaya membawa kekuatan dan perlindungan bagi komunitas.
Cerita ini terdengar seperti legenda yang sulit dipercaya, namun bukti-bukti sejarah dan cerita turun temurun dari para tetua desa memperkuat kepercayaan bahwa praktik ini memang pernah terjadi. Batu besar yang disebut Batu Parsidangan masih berdiri kokoh di desa ini, mengingatkan kita pada masa-masa kelam tersebut. Para tetua desa sering kali menceritakan bagaimana para raja Batak zaman dulu mengadili penjahat dan bagaimana tubuh mereka dipersembahkan dalam upacara ritual.
ADVERTISEMENT
Namun, mengapa kanibalisme bisa terjadi di Huta Siallagan? Apa yang mendorong masyarakat untuk melakukan praktik yang begitu mengerikan? Beberapa sejarawan berpendapat bahwa ini berkaitan dengan kepercayaan spiritual dan kebutuhan untuk menunjukkan kekuatan serta dominasi. Ritual kanibalisme dianggap sebagai cara untuk mengambil kekuatan dari musuh dan melindungi desa dari ancaman eksternal.
Di balik kengerian ini, ada banyak hal yang bisa kita pelajari tentang budaya dan kepercayaan masyarakat Batak pada masa lalu. Seiring berjalannya waktu, praktik ini ditinggalkan dan kini Huta Siallagan menjadi tujuan wisata sejarah yang menarik, memberikan kita kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang perjalanan panjang dan kompleks masyarakat Batak.
Jadi, apakah Anda siap untuk menghadapi kebenaran mengejutkan ini? Fakta mengerikan tentang kanibalisme di Huta Siallagan menunggu untuk diungkap, membawa kita kembali ke masa lalu yang penuh misteri dan kepercayaan kuno. Kunjungi Huta Siallagan dan biarkan cerita-cerita dari masa lalu mengungkapkan kebenaran yang tersembunyi di balik dinding batu desa yang megah ini.
ADVERTISEMENT