Ironi Papua: Hidup di Atas Emas, Berjalan Tanpa Alas

Sara Togatorop
Saya Sara Togatorop ,mahasiswa semester 6 prodi Ilmu Sejarah dari Universitas Sumatera Utara (USU).Saya suka membaca dan menulis
Konten dari Pengguna
3 Juni 2024 9:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sara Togatorop tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi metode memasak bakar batu ala masyarakat Papua. Foto: BanGhoL/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi metode memasak bakar batu ala masyarakat Papua. Foto: BanGhoL/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Papua, pulau terbesar kedua di dunia dan bagian dari Indonesia, adalah rumah bagi salah satu tambang emas terbesar di dunia, Grasberg. Namun, di balik gemerlap kekayaan alam yang terkandung di perut bumi Papua, terdapat kenyataan pahit yang dialami oleh masyarakatnya. Mereka hidup dalam kemiskinan, menghadapi kelaparan, dan berjalan tanpa alas di atas tanah yang kaya akan emas.
ADVERTISEMENT
Papua memiliki kekayaan alam yang melimpah, mulai dari tambang emas dan tembaga hingga hutan tropis yang luas dan laut yang kaya dengan keanekaragaman hayati. Tambang Grasberg, yang dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia, adalah salah satu tambang emas terbesar di dunia. Setiap tahunnya, tambang ini menghasilkan jutaan ons emas dan ribuan ton tembaga, memberikan sumbangan besar terhadap perekonomian Indonesia.
Meski demikian, kesejahteraan masyarakat Papua tidak mencerminkan kekayaan alam yang mereka miliki. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Papua adalah yang terendah di Indonesia. Masyarakat Papua masih bergelut dengan masalah kemiskinan, pendidikan yang rendah, dan akses kesehatan yang minim. Banyak anak-anak di Papua yang tidak mendapatkan pendidikan yang layak, dan tingkat gizi buruk masih tinggi di berbagai wilayah.
ADVERTISEMENT

Kelaparan di Tanah Kaya

Salah satu ironi terbesar yang dihadapi masyarakat Papua adalah kelaparan. Di daerah-daerah terpencil, banyak keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Kurangnya infrastruktur dan akses transportasi membuat distribusi pangan menjadi sulit, sementara lahan pertanian yang potensial seringkali tidak dimanfaatkan secara optimal. Padahal, tanah Papua subur dan cocok untuk berbagai jenis pertanian.

Upaya dan Harapan

Namun, harapan masih ada. Beberapa program pemerintah dan organisasi non-pemerintah telah mulai fokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua. Program-program ini mencakup peningkatan infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan, serta pemberdayaan ekonomi lokal. Penting bagi semua pihak untuk berkolaborasi dalam menciptakan kebijakan yang adil dan berkelanjutan, memastikan bahwa kekayaan alam Papua dapat dinikmati oleh masyarakatnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Ironi Papua adalah sebuah kenyataan pahit yang tak boleh dibiarkan berlarut-larut. Kita harus bersama-sama berjuang untuk membangun Papua yang adil dan sejahtera, di mana masyarakatnya dapat menikmati kekayaan alamnya secara merata dan berkelanjutan