Kue Kembang Loyang Bukan Asli dari Indonesia?

Sara Togatorop
Saya Sara Togatorop ,mahasiswa semester 6 prodi Ilmu Sejarah dari Universitas Sumatera Utara (USU).Saya suka membaca dan menulis
Konten dari Pengguna
11 Juni 2024 6:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sara Togatorop tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kue Kembang Loyang hasil interaksi dengan budaya Norwegia dan diadaptasi hingga menjadi identitas budaya Indonesia.Foto : Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kue Kembang Loyang hasil interaksi dengan budaya Norwegia dan diadaptasi hingga menjadi identitas budaya Indonesia.Foto : Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahukah Anda bahwa kue kembang loyang, yang sering dianggap sebagai bagian dari budaya Betawi, ternyata bukan asli Indonesia? Kue ini sebenarnya berasal dari budaya Norwegia, atau lebih tepatnya dari zaman suku Viking. Meskipun kue ini kini sangat populer dan diakui sebagai makanan tradisional Indonesia, asal-usulnya menunjukkan perjalanan yang panjang dan menarik dari luar negeri ke nusantara.
ADVERTISEMENT
Di media Indonesia, kue kembang loyang sering disebut sebagai bagian dari warisan budaya Betawi. Bahkan, kue semprong, yang dikenal luas sebagai kue tradisional Indonesia, sebenarnya juga berasal dari Norwegia. Bagaimana bisa kue-kue ini dianggap sebagai milik Indonesia?
Hal ini dapat dijelaskan melalui sejarah panjang perdagangan dan pertukaran budaya. Pada masa lalu, orang Indonesia sangat terbuka terhadap pengaruh luar, termasuk dalam perdagangan. Para pedagang dari berbagai negara membawa barang-barang dan budaya mereka, termasuk makanan. Pada abad ke-16, bangsa Portugis memperkenalkan kue kembang loyang dan semprong ke Indonesia. Sejak saat itu, kue-kue ini diadaptasi dan dikembangkan oleh masyarakat lokal, hingga menjadi bagian dari makanan tradisional Indonesia.
Kini, kue kembang loyang menjadi salah satu makanan favorit yang dihidangkan pada berbagai acara besar seperti Natal, Tahun Baru, Lebaran, dan lain sebagainya. Di masyarakat Batak Toba, misalnya, kue kembang loyang adalah hidangan wajib saat perayaan Natal dan Tahun Baru. Kue ini tidak hanya dinikmati karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena keindahan bentuknya yang menarik.
ADVERTISEMENT
Menariknya, di Norwegia, kue kembang loyang sering dibuat dengan warna-warni yang mencolok, memberikan tampilan yang meriah. Tradisi ini mungkin telah hilang dalam versi Indonesia, tetapi rasa dan bentuknya tetap dipertahankan.
Sejarah kue kembang loyang menunjukkan betapa kaya dan beragamnya warisan kuliner Indonesia, yang tidak hanya berasal dari budaya lokal tetapi juga hasil dari interaksi dengan budaya lain. Kue ini adalah contoh sempurna bagaimana sesuatu yang asing bisa diterima dan diadaptasi hingga menjadi bagian dari identitas kita. Selamat menikmati kue kembang loyang, sebuah perpaduan indah antara sejarah dan rasa!