Konten dari Pengguna

Optimalisasi ESBN: Alternatif Cerdas untuk Menghadapi Kelangkaan ISBN

Wafiq Azizah Wardini
Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Sains Informasi
15 Oktober 2024 12:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wafiq Azizah Wardini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: https://virtualeduacademy.com/wp-content/uploads/2023/03/ESBN-1-300x89.png
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: https://virtualeduacademy.com/wp-content/uploads/2023/03/ESBN-1-300x89.png
ADVERTISEMENT
Pengelolaan International Standard Book Number (ISBN) tengah disorot seiring adanya peringatan dari International ISBN Agency di London terhadap Perpustakaan Nasional RI sebagai lembaga pengelola ISBN di Indonesia.
ADVERTISEMENT
International ISBN Agency mencurigai adanya kejanggalan dalam pengajuan ISBN di Indonesia. Kejanggalan tersebut terlihat dari beberapa indikasi, seperti jumlah ISBN yang diterbitkan dalam periode tertentu yang terlalu tinggi, dan banyaknya publikasi yang dianggap sebagai buku namun sebenarnya bukan buku. Selain itu, banyak publikasi yang tidak relevan, seperti buku yang diterbitkan oleh sekolah atau universitas, namun tetap diberikan ISBN. Lonjakan penerbitan ISBN tersebut mengakibatkan kuota ISBN di Indonesia berkurang dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya.
The International ISBN Agency selama ini memberikan kuota ISBN kepada Indonesia sebanyak 1 juta. Berdasarkan data Perpusnas RI, pengalokasian ISBN telah dimulai sejak 1986 dan berlangsung selama 3 periode.
Periode pertama yang berlangsung pada tahun 1986-2003, Indonesia mendapatkan alokasi sebanyak 1 juta ISBN dengan nomor registrasi 979.
ADVERTISEMENT
Periode kedua yang berlangsung pada tahun 2003-2018, Indonesia mendapatkan jatah 1 juta ISBN dengan nomor registrasi 602.
Periode ketiga yang dimulai pada tahun 2018 dengan nomor registrasi 623. Di sinilah permasalahaan mulai terjadi. Pada periode ini per tanggal 29 Desember 2023, Indonesia sudah mengalokasikan sebanyak 944.884 nomor ISBN.
Di tengah situasi ini, ESBN (Eduactional Serial Book Number) hadir sebagai solusi inovatif. ESBN hadir sebagai alternatif sistem penomoran bagi buku pendidikan. Dengan mengidentifikasi dan mengatalogkan buku secara khusus untuk sektor pendidikan, ESBN membantu mengurangi ketergantungan pada penggunaan ISBN dan memastikan kelancaran distribusi bahan ajar ditengah krisis ISBN yang tengah berlangsung.
ESBN dikembangkan di bawah konsorsium ESAA Project European Commission ID2021048. ESBN menawarkan solusi komprehensif dengan format 19 digit angka yang terdiri dari 6 Digit Company prefix, 3 digit Kode Negara, 7 digit unik Nomor Buku, 2 digit Tahun terbit dan 1 digit Jenis Buku Pendidikan.
ADVERTISEMENT
Seperti halnya ISBN yang terdaftar di GS US, mulai taun 2023 ESBN telah terdaftar dan menjadi anggota GS1 US selaku otoritas dunia dalam bidang barcode dan penomoran. ESBN terdaftar dengan nomor GTIN (Global Trade International Number) 197644309436. Dengan nomor GTIN ini diperoleh nomor company prefix ESBN yaitu 197644 yang menjadi angka awal ESBN di setiap negara.
ESBN menyediakan cara standar dan sederhana untuk mengidentifikasi dan melacak buku di seluruh dunia. Dengan format yang sederhana, ESBN mudah digunakan dan diintegrasikan ke dalam proses pengelolaan buku. ESBN menyediakan sistem identifikasi unik yang dapat memudahkan distribusi buku, katalogisasi, dan akses ke buku dan sumber daya pendidikan, termasuk buku teks, modul, buku kerja, monograf, laporan penelitian, buku panduan, tutorial, dan bahan pendidikan lainnya. Sistem penomoran ESBN diinisiasikan oleh Rahmat Puta Yudha, M.Ed TESOL, sebagai koordinator dari projek internasional ini.
ADVERTISEMENT
Sistem ESBN menyediakan sistem standar dan universal untuk mengidentifikasi dan mengatalogkan buku-buku pendidikan tanpa melihat asal negara atau bahasa buku tersebut. Hal ini membantu untuk menghindari kebingungan dan kesalahan saat melakukan pencarian, memesan, dan membeli buku pendidikan.
ESBN dapat membantu meningkatkan akses terhadap buku-buku pendidikan, khususnya bagi siswa dan pendidik di daerah-daerah terpencil. Dengan menyediakan sistem identifikasi buku yang jelas dan terstandarisasi, ESBN dapat mempermudah pendistribusian sumber daya pendidikan kepada mereka yang membutuhkan.