Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Menelisik Partai Solidaritas Indonesia Sebagai 'Promotor Kepentingan Publik'
13 Maret 2024 6:25 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Nathanael Lauren Sihombing tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Partai politik menjadi bagian dari pusat operasi pemerintahan yang demokratis. Suatu negara akan terbentuk menjadi demokrasi jika prasyarat partai politik terpenuhi; menyelenggarakan persaingan politik dan pembuatan kebijakan. Anggapannya partai politik menjadi wadah menyatukan masyarakat dengan pikiran dan kepentingan yang sama dapat dikonsolidasikan. Di Indonesia sendiri yang termasuk negara menganut demokrasi, perdebatan aspirasi dan pendapat masyarakatnya menempatkan peran partai politik semakin penting. Hal ini tidak terlepas dari tujuan partai politik yang berusaha menguasai kekuasaan pemerintah dan merebut dukungan rakyat atas dasar orientasi, nilai, dan cita-cita yang sama.
ADVERTISEMENT
Fungsi yang menjadi esensial dari partai politik adalah ketika memainkan peran perwakilan. Bagaimana kebutuhan dan aspirasi anggota yang berbeda-beda dengan ideologi yang sama harus terwakilkan. Dinamika ini kemudian diangkat untuk menjadi representasi kepentingan dalam masyarakat. Berdasar tulisan Kurniadi (2019) bahwasanya fungsi partai politik mengacu pada kegiatan partai politik yang ideal sebagai sarana komunikasi, sosialisasi, rekrutmen, pendidikan, pengendalian, partisipasi, dan kontrol politik. Fungsi ini harus diketahui dan dipahami secara mutlak oleh setiap lapisan struktur anggota agar implementasi program kepartaian sungguh-sungguh untuk kesejahteraan dan kemajuan masyarakat.
Tujuan sebuah partai adalah untuk mewakili keprihatinan, membangun koalisi, memenangkan suara dan menciptakan mayoritas. Terdapat upaya partai-partai untuk mencoba mengontrol pemerintah lewat kandidatnya yang terpilih melalui proses seleksi pemilihan umum sebagai kader-aktor politik. Kemudian setelahnya, mendorong pemerintah untuk tanggap terhadap masyarakat, menertibkan proses legislatif, mengurangi masalah multidimensi ruang-isu, dan mengizinkan pengikut menjadi objek untuk dimintai pertanggungjawaban sebagai perwakilan (Stokes, 2019). Dalam satu pandangan, partai politik mendengungkan kepentingan parsial, namun di sisi yang lain sebagai penghubung kepentingan masyarakat dan tindakan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Political communicator
Partai Politik kerap bersikap lebih dinamis menanggapi kebutuhan kepentingan publik dan kelangsungan isu-konflik untuk meraih elektabilitas yang mapan. Secara bertahap pengaturan yang mengikat partai politik selalu ditinjau, direvisi dan dipertimbangan sebagai respon terhadap perubahan sosial-politik dan lebih bersifat pragmatis untuk kelangsungan kepentingan politik. Partai kemudian membentuk koalisi dengan membuka mediasi antara aktor politik dan masyarakat, atau kelompok kepentingan untuk membentuk sikap dan tanggapan atas suatu perubahan. Dengan demikian, partai berusaha mewakili suara pemilih sebagai upaya menanggapi konstituen untuk mencapai hingga mempertahankan panggung kekuasaan.
Salah satu partai politik Indonesia yang akhir-akhir ini kian namanya semakin mencuat ke publik adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Namun akhir-akhir banyak masyarakat yang mempertanyakan sikap PSI belakangan ini; mendapat sentimen negatif dari publik, terlebih ketika banyak blunder yang dilakukan PSI itu sendiri.Apalagi Ketika Kaesang yang dimana ia adalah seorang anak presiden tiba-tiba dilantik menjadi ketua umum PSI padahal baru beberapa hari saja bersetatus sebagai anggota. Juga sentimen negatif tersebut timbul karena suara PSI yang tiba-tiba meroket di pemilu kali ini, timbulnya kontravensi di masyarakat dan reaktif dalam menyikapi masalah tidak terlepas dari masalah internal partai sendiri. PSI perlu bersama mengevaluasi menyeluruh arah kebijakan partai selama ini dan perlunya mengevaluasi pendekatan komunikasi politiknya sendiri.
ADVERTISEMENT
Selama proses pemilu di Indonesia, opini dan polemik antar partai terkait pandangan politik menjadi topik yang hangat dibicarakan. Masih ditemukan anggapan buruk bahwa partai haus akan kekuasaan dan menjual kepentingan umum untuk kepentingannya sendiri. Saya menilai partai di Indonesia masih mengalami banyak kelemahan termasuk diantaranya kedangkalan program, korupsi yang merajalela, elitisme dan kurangnya keterlibatan dengan warga biasa. Meskipun persepsi demikian tidak sepenuhnya dapat dibenarkan, namun pandangan pesimis dan buruknya suatu partai didasarkan pada hal-hal empiris dan masuk akal.
Citra partai politik yang seperti ini jauh dari harapan representasi gagasan yang patut diperjuangkan, ditambah dengan maraknya perilaku elit politik yang korup dan kurang pro-rakyat dengan tujuan mengutamakan segelintir kepentingan elit. Lantas, bagaimana Partai Solidaritas Indonesia kian dapat mengembalikan dan mendongkrak elektabilitas untuk mencapai tujuan dan citra yang semula. Kendati juga pentingnya memahami sejauh mana partai memastikan responsivitas dan keterwakilan terbawa ke dalam sistem politik demokrasi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jika melihat situasi ini, partai politik sebagai komunikator kepentingan publik menjadi semakin penting untuk dikaji lebih lanjut lagi. Komunikator politik menjadi salah satu faktor penentu efektifitas suatu komunikasi politik. Komunikasi dimanfaatkan oleh para aktor politik sebagai sarana untuk mencapai tujuannya. Efeknya dapat dimanifestasikan pada Tingkat mikro perilaku individu, tingkat perantara kelompok politik, atau pada tingkat makro sistem itu sendiri.
Citra PSI
Partai politik muncul sebagai komunikator yang berasal dari kader partai (political actor) yang menduduki badan eksekutif maupun legislatif. Partai dan politisi juga secara rutin berkolaborasi melintasi kesenjangan ideologis, karena tujuan utama mereka adalah untuk memasuki pemerintahan dan mendapatkan akses ke pemerintah negara. Maka kemudian, komunikator yang mewakili ideologi dan citra partai dengan selayaknya menghasilkan efektivitas pesan yang menjadi penunjang keterlibatan orang banyak dan isu yang semakin dekat dengan kepentingan bersama.
ADVERTISEMENT
Partai dan jejeran kadernya sangat jelas memiliki peran yang krusial sebagai komunikator di tengah kehidupan sosial-politik masyarakat. Dilihat dari sisi Communicator Credibility, PSI sejak awal mencitrakan dirinya sebagai partai anak muda, dan mengklaim memberikan porsi yang besar pada perempuan untuk terlibat. Hal ini memang terbukti dari laman KPU dengan keterwakilan perempuan di tubuh partai tersebut mencapai sekitar 60 persen. Kemudian, PSI mengaungkan konsisten akan partai anti korupsi fakta di lapangan memang tidak memuat satupun kader tertangkap kasus tindak pidana korupsi.
PSI berhasilkan menggambarkan citra sebagai partai yang diisi aktivis politik muda, pluralis, inklusivitas, serta ramah anak dan perempuan. Maka kemudian dalam strategi sosialisasinya menggunakan daya tarik bahasa yang lebih santai dan gaul, sapaan bro dan sis, lalu sarana media sebagai konten yang menarik. Terlebih, daya tarik PSI juga ditempuh melalui pengurus Partai Solidaritas Indonesia yang umumnya dari anak-anak muda berumur dibawah 45 tahun. Mengantar pada Communicator Similarity yang sesuai, ketika kalangan masyarakat yang dituju oleh PSI adalah kaum-kaum muda dan dewasa. Hal ini tampak dari tahun ke tahun bertambahnya rekapitulasi jumlah anggota bergabung dengan PSI sebagai wajah partai baru.
ADVERTISEMENT
Namun terlepas dari itu semua citra yang selama bertahun-tahun dibangun oleh PSI tersebut lambat laun memudar dikarenakan nepotisme yang mulai kental di internal mereka, Dimulai dari dilantiknya Kaesang menjadi ketua umum dan ideologi kocak “Jokowisme” yang digaungkan oleh psi dan tidak jelas arah perjuangannya. Ditambah lagi sepanduk-sepanduk yang banyak diisi oleh sanak keluarga Jokowi selama masa kampenye pemilu kemarin. Dan yang terbaru adalah naiknya suara PSI dalam penghitungan oleh KPU secara tiba-tiba yang menimbulkan banyak pertanyaan sinis oleh Masyarakat.
Penutup
Keterampilan komunikatif politik semakin penting karena mediasi kursi kekuasaan dan partisipasi partai politik di Indonesia. Tujuan sebuah partai tidak lain untuk mewakili keprihatinan, membangun koalisi, memenangkan suara dan menciptakan kesepakatan mayoritas. Partai berusaha mewakili suara pemilih sebagai upaya menanggapi konstituen; mencapai hingga mempertahankan panggung kekuasaan. Dinamika ini dibungkus dengan representasi kepentingan dalam masyarakat. Partai Solidaritas Indonesia menjadi salah satu partai yang sebaliknya, menerima sentimen negatif dari publik; banyak langkah blunder yang dilakukan PSI itu sendiri, dan pendekatan komunikasi yang perlu dievaluasi.
ADVERTISEMENT
Komunikasi dimanfaatkan oleh para aktor politik sebagai sarana untuk mencapai tujuan partai politiknya. Efeknya dapat dimanifestasikan pada tingkat mikro perilaku individu, tingkat perantara kelompok politik, atau pada tingkat makro sistem itu sendiri. Jika berdasar pendekatan ini, PSI berhasil membawa daya tarik citranya yang muda, inklusif, anti-korupsi, representasi wajah partai baru. Hal ini ditandai dari tahun ke tahun bertambahnya rekapitulasi jumlah anggota PSI yang bergabung. Namun, bila merujuk kekuasaan (power) yang dimiliki PSI sebagai partai politik dengan situasi dan kondisi saat ini yang kerap menuai kontroversi, belum dapat sepenuhnya efektif dan mapan sebagai komunikator politik.