news-card-video
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Pengaruh Ekspektasi Orang Tua yang Tinggi terhadap Kesehatan Mental Anak

Lintang Prameswari
Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Airlangga
11 Mei 2023 6:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lintang Prameswari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak dimarahi ibu.  Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak dimarahi ibu. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Setiap orang tua pasti mengharapkan suatu hari nanti mempunyai anak yang sukses dalam kehidupannya. Namun di samping itu orang tua juga memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan seorang anak.
ADVERTISEMENT
Tidak bisa hanya menuntut anak untuk berprestasi, tanpa memberikan dukungan yang bisa memotivasi anak, terutama saat belajar. Pola asuh orang tua memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pembentukan karakter anak.
Saat ini kesehatan mental atau mental health menjadi topik yang paling sering diperbincangkan, khususnya pada anak. Setiap orang tua mempunyai suatu kewajiban. Salah satunya, yaitu memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya.
Tidak hanya kebutuhan materi yang wajib diberikan, tetapi kebutuhan mental anak-anak juga harus dipenuhi, seperti memberikan kasih sayang kepada anak-anak agar terbentuk karakter yang baik dan positif saat anak tumbuh.
Ilustrasi gangguan mental pada anak. Foto: Shutter Stock
Jika orang tua tidak memenuhi kebutuhan mental anak, maka anak akan mengalami gangguan mental. Gangguan mental merupakan hal yang paling sering terjadi pada anak-anak hingga remaja pada masa ini. Kasus tersebut terus mengalami peningkatan dan sangat mengkhawatirkan.
ADVERTISEMENT
Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Salah satunya, yaitu karena terlalu banyak tekanan dari orang tua dan kurangnya dukungan, serta komunikasi antara anak dengan orang tua.
Anak bukanlah robot yang mudah dipaksa untuk melakukan sesuatu dan mengikuti semua keinginan orang tua. Seringkali orang tua berpikir bahwa semua yang diinginkan orang tua pasti akan berdampak positif bagi anaknya.
Demi kebaikan anaknya terkadang orang tua memaksakan anaknya untuk melakukan sesuatu yang sesuai keinginannya tanpa tau batas kemampuan anaknya.
Ilustrasi orang tua dan anak sedang mengambil nilai rapor anak di sekolah. Foto: Shutter Stock
Persepsi anak terhadap harapan orang tua yang berlebihan dapat membuat dirinya merasa orang tua mengharuskan keinginan dan kehendaknya agar dapat menyelesaikan studinya, sehingga membuat anak menjadi tegang yang mengakibatkan hasil yang diperoleh menjadi tidak maksimal (Winkel, 1999, h.159).
ADVERTISEMENT
Sangat wajar jika orang tua berharap kepada anaknya. Namun, jika harapan terlalu tinggi, kondisi ini dapat menyebabkan berbagai dampak negatif. Menurut Chicetti dan Toth dalam Papalia & Feldman tahun 2015, pada zaman sekarang ini banyak orang tua yang menginginkan anak mereka berhasil dan berprestasi.
Hal tersebut bukanlah keinginan anaknya, melainkan untuk memenuhi kebutuhan emosi orang tua. Jika, tekanan terus diberikan terhadap anak, maka dapat mengakibatkan depresi.
Anak dipenuhi pertentangan diri sendiri, antara keharusan memenuhi harapan orang tua dengan keterbatasan kemampuan akademisnya. Adanya harapan orang tua yang tinggi terhadap anak, yang tidak realistis akan prestasi akademik anaknya dapat mempengaruhi persepsi anak terhadap harapan orang tua yang akhirnya anak tidak dapat mencapai sasaran yang dikehendaki (Hurlock, 1993, h.221).
Ilustrasi anak belajar dengan orang tua. Foto: Onjira Leibe/Shutterstock
Tidak hanya depresi dampak lainnya, yaitu anak jadi suka membanding-bandingkan orang tuanya dengan orang tua anak-anak lain. Wajar saja anak yang mengalami tekanan dari orang tuanya suka membandingkan orang tuanya dengan orang tua temannya atau anak-anak lainnya karena anak tersebut merasa iri dan ingin merasakan kehidupan normal anak-anak yang mempunyai kebebasan dan orang tuanya juga mendukungnya.
ADVERTISEMENT
Karena itu, orang tua harus mendorong dan mendukung anaknya untuk melakukan yang terbaik. Fokuslah pada proses bukan hasil akhir.
Daripada berharap terlalu tinggi pada anak sehingga memberikan tekanan, dan anak mengalami gangguan mental. Sebaiknya orang tua memberikan kesempatan pada anak untuk memilih apa yang diinginkannya, mendukung apa pun yang dapat membuat anaknya berhasil, dan mengharapkan sesuatu yang sesuai dengan kemampuan anak.