Konten dari Pengguna

Perkembangan Generasi Milenial pada Era Digital

M Alfin Eko Nuriyanto
Berkuliah di Universitas Muhammadiyah Malang
9 Januari 2023 17:36 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Alfin Eko Nuriyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengunjung mengamati karya saat pameran Yogya Young Artist di Jogja Gallery, Gondomanan, Yogyakarta, Kamis (15/12/2022). Foto: Hendra Nurdiyansyah/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung mengamati karya saat pameran Yogya Young Artist di Jogja Gallery, Gondomanan, Yogyakarta, Kamis (15/12/2022). Foto: Hendra Nurdiyansyah/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Generasi milenial lahir dan tumbuh berkembang seiring dengan adanya perkembangan teknologi informasi, pada saat ini kita dapat membentuk pola perilaku yang mengikuti zaman dengan adanya kemajuan teknologi saat ini. Dalam rutinitas koneksi internet selama 24 jam yang berada pada genggaman tangan para milenial. Akan tetapi pada urusan bekerja, milenial lebih tertarik pada pekerjaan yang bermakna daripada sekadar bayaran yang besar.
ADVERTISEMENT
Sedangkan dalam urusan konsumsi hiburan, milenial menghabiskan waktu selama 18 jam perhari untuk menikmati layanan tontonan di youtube, bermain game atau sekadar menonton televisi konvensional. Sebagai generasi modern yang mahir dalam menggunakan teknologi, seharusnya mampu memanfaatkan dan mengembangkan teknologi yang ada semaksimal mungkin, bukan justru dipengaruhi oleh teknologi tersebut.
Pada standar intelektual generasi milenial Indonesia harusnya menentukan takaran terbaru untuk menentukan hidup mereka. Dalam artikel yang saya baca berdasarkan studi “Most Littered Nation In The World” yang dilakukan oleh Central Connecticut University tahun 2016, menyebutkan bahwa literasi masyarakat Indonesia terburuk kedua dari 65 negara di dunia yang diteliti. Jadi artinya, Indonesia menempati urutan ke 64 dari 65 negara.
Secara umum generasi milenial memiliki karakter yang begitu akrab dengan media dan internet, mereka juga terbuka terhadap ide dan gagasan orang lain, namun disisi lain mereka rawan memiliki potensi karakter yang negatif seperti kurang pekanya terhadap lingkungan sosial, pola hidup bebas, cenderung bersikap individualis, kurang realistis, dan kurang bijak dalam menggunakan media.
ADVERTISEMENT
Di era generasi millenial, dalam kehadirannya memberikan peluang dalam membuktikan kebenaran ajaran islam yang menyeluruh. Karena disebabkan dengan adanya perubahan islam yang menunjukkan sebuah harapan, dan daya kreativitas. Daya kreativitas itu sendiri yaitu sebuah cara untuk mengusahakan, mengelola dan mengarahkan perubahan yang eksponensial ke arah yang lebih beradab, dalam berbudaya dan berkemajuan. Pada saat ini Indonesia sudah memasuki di era milenial, dan jaringan internet yang berada di mana-mana.
Dalam menangani sebuah kasus ini perlu adanya pendekatan khusus untuk mendidik seseorang di era milenial. Sebuah karakteristik muslim pada generasi milenial yang berkembang merupakan istilah yang tepat untuk digunakan di era milenial dalam menghadapi perkembangan zaman dengan menggunakan akal pikiran dan ilmu untuk pengetahuan sebagai instrumen kemajuan, sehingga generasi muda milenial akan menjadikan islam sebagai sumber pedoman di kehidupan yang bersifat kontekstual tanpa kehilangan kebijakannya pada sumber ajaran tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada media sosial yang telah berkembang dalam teknologi mau tidak mau harus mengubah cara untuk berinteraksi. Kita juga bisa mempunyai akses ke mana saja secara instan. Contohnya seperti, ketika anak yang sedang sekolah diluar kota kita juga bisa memonitor keberadaannya dan bisa berkomunikasi kapan saja.
Dalam situasi ini merupakan sebuah terobosan yang tidak bisa kita hindari lagi, namun kita juga tidak pernah memikirkan dampaknya. Budaya tradisional sudah mulai diabaikan, seperti silaturahmi, memberi selamat, dan bermaaf-maafan yang aktivitas tersebut bisa kita lakukan secara online, yang sering kita anggap sudah cukup baik. Namun, akibatnya ketika bertemu kita tidak lagi merasa asing dan tidak lagi saling bersalaman dan menikmati interaksi seperti biasa.
Dalam kehidupan yang penuh interaksi, disaat media bisa hadir di ruang tidur, ruang makan, ruang rapat dan ruang publik ternyata tidak membuat hidup kita menjadi terisi dan bermakna, cara berkomunikasi seperti ini sudah beredar di mana-mana.
ADVERTISEMENT
Jadi, menurut saya kita sebagai penerus bangsa yang milenial harus bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan sebaik mungkin dan jika bisa kita juga harus memikirkan dampak positif dan negatifnya.
Kita juga harus memikirkan dampak positif dan dampak negatifnya, seperti dampak positif yang dapat didapatkan oleh generasi milenial yaitu membuat mereka belajar dan menambah wawasan mereka tentang pengetahuan yang belum mereka ketahui serta mengetahui bagaimana kehidupan di luar sana dengan hanya menggunakan media sosial ataupun sejenisnya. Sebaliknya, juga jika terdapat dampak positif maka akan ada pula dampak negatifnya yaitu mereka dapat dengan mudah mengakses situs-situs yang dilarang dengan mudah.