Ada Puluhan Ribu Jenis Flora di RI, Kenapa Tak Coba Ganti Tembakau pada Rokok?

Hesti Wulan Sari
Mahasiswi S1Teknik Biomedis Institut Teknologi Telkom Purwokerto
Konten dari Pengguna
9 Januari 2023 21:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hesti Wulan Sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tembakau Yang Ada Pada Rokok Konvensional (pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Tembakau Yang Ada Pada Rokok Konvensional (pixabay.com)
ADVERTISEMENT
Seperti yang sudah diketahui secara umum, rokok konvensional mengandung tembakau sebagai bahan utamannya. Di mana tembakau sendiri memiliki banyak kandungan yang berbahaya bagi tubuh.
ADVERTISEMENT
Zat-zat berbahaya tersebut di antaranya adalah nikotin yang akan menyebabkan penggunanya kecanduan, hidrogen sianida yang dapat menyebabkan kerusakan paru paru bagi siapa saja yang menghirup asapnya, ammonia zat yang dapat merusak paru paru dan iritasi pada bagian tubuh lainnya, serta masih banyak lagi kandungan berbahaya lainya yang terkandung pada tembakau.
Bahkan akibat terburuk dari merokok bisa menyebabkan kematian. Sekitar 57 ribu orang meninggal setiap tahunnya, baik sebagai perokok aktif ataupun perokok pasif. Dan sekarang ada sekitar 34,5 persen penduduk Indonesia merupakan perokok aktif (menurut survei GATS). Bayangkan berapa banyaknya orang-orang yang sedang diintai oleh penyakit-penyakit berbahaya akibat rokok ini.
Jadi, Kenapa tidak coba mengganti tembakau yang ada pada rokok konvensional dengan cara melakukan pembaharuan atau inovasi baru? Salah satu caranya mungkin dengan mengganti bahan baku rokok itu sendiri, yaitu tembakau. Hal ini lebih mungkin untuk dilakukan daripada meminta para perokok aktif untuk berhenti merokok.
ADVERTISEMENT
Karena para perokok aktif sudah lebih dahulu kecanduan merokok dan karena hal inilah mereka menjadi abai dengan bahaya yang akan ditimbulkan akibat merokok. Padahal bahaya tersebut jelas nyata adanya dan terlihat jelas pada kemasan rokok yang mereka konsumsi. Tapi mereka seolah, menutup mata akan hal itu.
Kekayaan Flora Di Indonesia (pixabay.com)
Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis dengan sekitar 17 ribu pulau, di mana hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia. Jadi, kenapa tidak coba mengganti tembakau pada rokok konvensional dengan tumbuhan lain yang memiliki kandungan dan efek yang lebih baik bagi tubuh.
Tidak mungkin dari puluhan ribu spesies flora yang ada di Indonesia, tidak ada yang memiliki kandungan lebih baik dari dari tembakau. Seharusnya kekayaan alam ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh orang-orang berkecimpung dengan dengan dunia ini. Apalagi hal ini menyangkut dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Mungkin salah satu tanaman yang bisa dicoba adalah daun salam. Tanaman salam (Eugenia polyantha) di Indonesia dikenal sebagai tanaman obat. Tanaman ini juga digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional dan penyedap masakan. Daun salam dikenal juga sebagai bay leaf, mengandung sedikit minyak atsiri 0,2 persen, mengandung utama senyawa utamametil khavicol, eugenol, dan citral.
Tanaman Daun Salam (pixabay.com)
Daun salam mengandung zat bahan warna, zat samak dan minyak atsiri yang bersifat antibakteri. Zat tanin yang terkandung bersifat menciutkan (astringent). Manfaat daun salam secara tradisional, digunakan sebagai obat sakit perut.
Daun salam juga dapat digunakan untuk menghentikan buang air besar yang berlebihan. Pohon salam bisa juga dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat, stroke, kolesterol tinggi, melancarkan peredaran darah, radang lambung, gatal-gatal, dan kencing manis (Kloppenburg Versteegh, 1983).
ADVERTISEMENT
Tetapi, daun salam ini cuma sekadar saran. Belum ada penelitian lebih lanjut mengenai hal ini, mungkin setelah adanya artikel ini ada akan peneliti yang bersedia melakukan penelitian tentang hal ini. Tentunya kegiatan penelitian ini bertujuan sebagai pemanfaatan tanaman salam (eugenia polyantha wight) untuk kesehatan dan makanan dan sebagai pengganti tembakau sebagai bahan baku utama pembuatan rokok.
Jika penelitian ini berhasil maka bisa mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari merokok sekaligus bisa memanfaatkan kekayaan alam yang ada di Indonesia dengan maksimal.