Konten dari Pengguna

Lunturnya Nilai-nilai Kebudayaan di Era Globalisasi

Laila Roqybah
Mahasiswa di UIN Prof. KH. Syaifudin Zuhri
14 November 2021 11:19 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Laila Roqybah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Picture form me and edit by canva
zoom-in-whitePerbesar
Picture form me and edit by canva
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Globalisasi merupakan perubahan secara signifikan dalam peradaban manusia dan akan bergerak secara terus menerus ke dalam masyarakat global, sehingga manusia tidak bisa menolak adanya pengaruh globalisasi karena globalisasi akan masuk dengan sendirinya dalam kehidupan masyarakat. Hadirnya globalisasi tentunya membawa pengaruh terhadap kehidupan global dan membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara salah satunya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dampak globalisasi tentunya tidak semua berdampak positif, namun globalisasi memiliki dampak negatif. Salah satu contoh dampak negatif globalisasi adalah mulai lunturnya nilai-nilai kebudayaan di kalangan masyarakat. Seiring perkembangan zaman di Indonesia yang pesat dan adanya arus globalisasi, nilai-nilai kebudayaan mulai terkikis karena tergerus oleh perkembangan zaman dan dampak dari arus globalisasi. Mengapa nilai nilai kebudayaan di Indonesia mulai luntur? Karena banyaknya nilai-nilai kebudayaan barat yang masuk ke dalam nilai-nilai kebudayaan Indonesia.
Dalam globalisasi pun memiliki dampak positif yaitu salah satunya perkembangan teknologi, transportasi, ekonomi, sosial menjadi berkembang.
Namun, globalisasi menimbulkan berbagai masalah dalam kebudayaan. Salah satunya yaitu turunnya rasa cinta terhadap kebudayaan mereka, meninggalkan nilai-nilai kebudayaan yang dahulu selalu diterapkan dalam kehidupan. Pemerintah juga perlu turun tangan untuk mengatasi masalah seperti ini. Perlunya peran pemerintah dalam kebijakan-kebijakan yang lebih mengarah mengenai nilai-nilai kebudayaan.
ADVERTISEMENT
Beberapa nilai-nilai kebudayaan yang mulai luntur adalah sikap gotong royong di masyarakat yang semula menjadi sikap hidup bangsa namun mulai terkikis karena perkembangan budaya barat yang mementingkan sikap agresif, dinamis dan mementingkan kebebasan individual. Globalisasi ini juga menyebabkan krisis moral di kalangan anak-anak hingga remaja. Dalam era ini kalangan remaja mereka meniru kebudayaan barat yang pergaulannya sangat bebas sehingga nilai-nilai kebudayaan hilang di kalangan remaja. Banyak kita lihat generasi muda yang mengalami demoralisasi (degradasi moral) yaitu mereka terlena oleh indahnya modernisasi.
Dalam dunia pendidikan perlu untuk ditanamkan sejak dini mengenai nilai-nilai kebudayaan. Sehingga hal tersebut berguna untuk menjaga nilai-nilai kebudayaan untuk di era globalisasi sekarang. Jiwa akan tertanam jika diajarkan sejak dini.
ADVERTISEMENT
Berkembangnya kebudayaan barat yang melesat di Indonesia, menyebabkan munculnya cultural shock yaitu keguncangan budaya. Cultural shock terjadi karena masyarakat belum berdampingan terhadap nilai-nilai kebudayan yang ada di lingkungan masyarakat. Tergerusnya nilai-nilai kebudayaan merupakan risiko bagi bangsa di mana posisi Indonesia sebagai bagian dari komunitas global. Globalisasi harus kita sikapi dengan bijaksana agar kita mendapatkan hal positif dari dampak globalisasi sekarang ini.
Hal yang bisa kita lakukan agar kebudayaan bangsa ini tidak luntur yaitu dengan membangun jati diri bangsa dan menanamkan moral atau nilai-nilai kebudayaan sejak dini untuk penerus selanjutnya. Kita harus tetap menjaga nilai-nilai kebudayaan kita agar tidak hilang begitu saja karena dampak globalisasi.
Setiap manusia baik individu maupun kelompok dapat mengembangkan nilai nilai budaya. Masyarakat perlu menyaring budaya barat sebelum mereka menerima nilai-nilai kebudayaan tersebut. Masyarakat sangat perlu mencoba untuk mengembangkan kebudayaan daerah masing masing. Sehingga nilai-nilai kebudayaan akan tetap terus berkembang di era globalisasi ini. Sebab kebudayaan barat masih terbilang sangat tabu sehingga kita perlu menyaring hal-hal yang positifnya saja.
ADVERTISEMENT