Konten dari Pengguna

Melestarikan Pohon Langka, Membangun Identitas Komunitas

Titus Redisman Zebua
Mahasiswa Antropologi Sosial Fisip USU
25 Oktober 2024 15:49 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Titus Redisman Zebua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kegiatan Workshop Survey Sosial Dengan Tema "Menyelamatkan Pohon Langka, Memperkuat Komunitas" Yang Diselenggarakan Oleh Program Studi Antropologi Sosial FISIP USU di Hotel Harper (30 September-1 Oktober 2024). Sumber: dokumentasi @pohonlangka_id
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan Workshop Survey Sosial Dengan Tema "Menyelamatkan Pohon Langka, Memperkuat Komunitas" Yang Diselenggarakan Oleh Program Studi Antropologi Sosial FISIP USU di Hotel Harper (30 September-1 Oktober 2024). Sumber: dokumentasi @pohonlangka_id

Latar Belakang

ADVERTISEMENT
Pohon langka sering memiliki nilai ekologis dan biologis yang signifikan karena merupakan spesies tanaman yang unik dan berharga. Namun, faktor lingkungan dan manusia seperti deforestasi, perdagangan ilegal, dan kerusakan habitat telah mengurangi populasi pohon langka di seluruh dunia. Oleh karena itu, untuk menjaga keberlanjutan ekosistem dan biodiversitas planet ini, melestarikan pohon langka sangat penting. Identitas komunitas terkait dengan budaya, tradisi, dan prinsip-prinsip yang dipegang oleh sebuah kelompok masyarakat tertentu. Interaksi sosial yang intensif, di mana anggota komunitas membangun ikatan emosional dan psikologis yang kuat, biasanya merupakan bagian dari proses pembentukan identitas komunitas.
ADVERTISEMENT
Untuk melestarikan pohon langka, komunitas harus terlibat secara aktif dalam upaya pelestarian. Melalui program yang dikembangkan seperti konten kreator lokal, komunitas dapat memperkuat identitas mereka dengan berbagi cerita dan nilai-nilai terkait pelestarian pohon langka. Ini dapat meningkatkan kesadaran lingkungan dan mendorong warga desa untuk berpartisipasi secara langsung dalam upaya pelestarian alam. Misalnya, komunitas desa dapat menyelenggarakan lokakarya atau seminar tentang pentingnya melestarikan pohon langka. Selain itu, universitas-universitas juga turut menyelenggarakan kegiatan workshop atau seminar tentang pohon langka seperti yang telah dilaksanakan oleh Program Studi Antropologi Sosial FISIP USU yang mengangkat tema "Menyelamatkan Pohon Langka, Memperkuat Komunitas". Oleh karena itu, mereka memperkuat identitas lokal dan menjaga ekosistem yang istimewa. Dengan bekerja sama dengan organisasi lingkungan dan pembuat konten desa, mereka dapat membuat konten edukatif yang relevan bagi seluruh anggota komunitas, yang menciptakan rasa memiliki dan solidaritas yang kuat dalam upaya pelestarian alam. Mempertahankan tradisi dan prinsip lokal yang penting serta meningkatkan partisipasi sosial dan lingkungan dapat dicapai melalui integrasi antara melestarikan pohon langka dan membangun identitas komunitas.
ADVERTISEMENT

Thesis

“Pengelolaan dan pelestarian pohon langka tidak hanya memiliki tujuan untuk melestarikan spesies tertentu, tetapi juga memainkan peran penting dalam membentuk identitas komunitas lokal melalui warisan budaya alamiah yang mereka berikan.”
Dalam konteks ini, istilah "pengelolaan dan pelestarian" mengacu pada semua upaya yang dilakukan untuk mempertahankan keberadaan pohon-pohon langka yang terancam punah. Upaya ini dapat mencakup penanaman, perlindungan habitat, pendidikan masyarakat tentang pentingnya pohon tersebut, dan pembuatan kebijakan yang mendukung konservasi. Pohon langka sering kali memiliki nilai ekologi, ekonomi, dan sosial yang signifikan bagi komunitas yang ada di sekitarnya, meskipun tujuan utama pelestarian pohon langka adalah untuk menjaga keberadaan spesies tersebut. Sangat sering, pohon langka berfungsi sebagai simbol atau ciri khas dari suatu wilayah. Contohnya, Dipterocarpus Cinereus atau Keruing yang merupakan salah satu pohon langka di Pulau Mursala-Sibolga yang dapat menjadi ciri khas dari pulau tersebut. Mereka memiliki kemampuan untuk menjadi bagian dari budaya dan sejarah lokal, menumbuhkan rasa memiliki dan kebanggaan di kalangan warga. Komunitas melestarikan warisan alam dan identitas kolektif mereka dengan melestarikan pohon-pohon ini. Pohon langka sering berhubungan dengan cerita rakyat, tradisi, dan praktik budaya tertentu. Mereka dapat menjadi tempat berkumpulnya masyarakat atau menjadi latar belakang bagi berbagai acara budaya. Oleh karena itu, pelestarian pohon langka juga berarti melestarikan nilai-nilai budaya yang telah ada selama bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT

Argumentasi dan Analisis

Menurut Redlist IUCN tahun 2017, ada sekitar 373 jenis pohon yang terancam punah di Indonesia, dengan status konservasi yang bervariasi dari rawan hingga kritis. Deforestasi, alih fungsi lahan, dan penebangan ilegal adalah penyebab utama ancaman terhadap pohon-pohon ini. Untuk mencegah kepunahan spesies yang memiliki nilai budaya dan ekologis bagi masyarakat lokal, pelestarian menjadi sangat penting. Sering kali, pohon langka memainkan peran ekologis penting, seperti menyediakan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna, serta memiliki nilai budaya yang kuat yang dapat menunjukkan identitas komunitas. Misalnya, penanaman pohon langka di Pulau Mursala memiliki dua tujuan: melestarikan keanekaragaman hayati dan meningkatkan makna sejarah dan budaya terkait spesies tersebut.
Di Indonesia, Strategi dan Rencana Aksi Konservasi (SRAK) menunjukkan upaya sistematis untuk melestarikan pohon langka yang melibatkan pemerintah, LSM, dan masyarakat secara keseluruhan. Keterlibatan komunitas dalam program pelestarian ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap lingkungan mereka. Misalnya, mahasiswa dan organisasi lokal terlibat dalam kegiatan penanaman pohon, yang tidak hanya berkontribusi pada pelestarian tetapi juga mengajarkan pentingnya konservasi. Selain itu, membangun kebun raya sebagai pusat konservasi pohon langka. Kebun raya adalah lokasi konservasi ex situ yang sangat strategis untuk merawat dan memperbanyak spesies pohon langka. Kebun raya tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan genetik tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan penelitian tentang keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, kebun raya dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian pohon langka dan peranannya dalam identitas lokal. Misalnya, jika dikelola dengan baik, pengolahan kayu dari pohon langka seperti eboni dapat dilakukan secara berkelanjutan, memberikan manfaat ekonomi tanpa mengorbankan keberlanjutan ekosistem. Ini menunjukkan bahwa pelestarian pohon langka dapat menguntungkan ekonomi lokal.
ADVERTISEMENT

Kesimpulan

Melestarikan pohon langka bukan hanya upaya untuk mempertahankan lingkungan, tetapi juga merupakan upaya penting untuk membangun dan memperkuat identitas komunitas. Dengan menjaga keberadaan spesies pohon tertentu, kita melindungi keanekaragaman hayati ekosistem dan warisan sejarah dan budaya yang penting bagi masyarakat lokal. Keterlibatan komunitas dalam proses pelestarian ini meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga lingkungan dan menumbuhkan rasa memiliki dan kebanggaan. Oleh karena itu, pelestarian pohon langka harus dilihat sebagai usaha yang dilakukan dalam jangka panjang yang akan memperkaya identitas dan nilai-nilai sosial masyarakat selain bermanfaat bagi alam. Ini akan menghasilkan masa depan yang lebih berkelanjutan dan harmonis antara manusia dan alam.
Titus Zebua, mahasiswa Program Studi Antropologi Sosial Fisip USU
ADVERTISEMENT