Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Alasan Kerja Sama Triliunan Korea Selatan untuk Vietnam
9 Maret 2025 16:06 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari MARCELLO SIANIPAR tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun terakhir, hubungan Vietnam dan Korea Selatan semakin erat melalui berbagai bentuk bantuan luar negeri yang disebut ODA. Bantuan ini mencakup pembangunan infrastruktur, pengembangan energi terbarukan, hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal ini bisa dipahami melalui teori Liberal Institusionalisme dari Robert Keohane (1984).
ADVERTISEMENT
________________________________________
Apa Itu ODA? 🧐
Official Development Assistance (ODA) adalah bentuk bantuan luar negeri yang diberikan oleh pemerintah Korea Selatan kepada negara berkembang, termasuk Vietnam, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan sosial. ODA bisa berupa hibah (grant) yang gratis atau pinjaman lunak (soft loan) dengan bunga rendah dan tenor panjang.
Pelaksanaan ODA Korea Selatan dikelola oleh KOICA (Korea International Cooperation Agency), lembaga resmi pemerintah yang bertugas merencanakan, menyalurkan, dan mengawasi bantuan luar negeri. KOICA fokus pada pembangunan infrastruktur, peningkatan sumber daya manusia, serta pengentasan kemiskinan di negara-negara mitra. Melalui KOICA, Korea Selatan tidak hanya memberikan dana, tapi juga transfer teknologi, pelatihan, dan dukungan teknis agar manfaat bantuan bisa berkelanjutan.
Terbentuknya ODA Korea Selatan-Vietnam 📜
Hubungan ODA antara Korea Selatan dan Vietnam berawal sejak tahun 1992, ketika kedua negara membuka hubungan diplomatik. Seiring waktu, bentuk bantuan berkembang dari sekadar hibah menjadi dukungan pembangunan yang terstruktur. Pada era 2000-an, Korea Selatan mulai fokus pada pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, energi terbarukan, dan pengembangan sumber daya manusia. Hingga kini, Korea Selatan menjadi salah satu penyumbang ODA terbesar bagi Vietnam, menunjukkan komitmen jangka panjang dalam memperkuat kerja sama bilateral.
ADVERTISEMENT
________________________________________
Apa itu Teori Liberal Institusionalisme? 🧐
Liberal Institusionalisme adalah teori dalam hubungan internasional yang menekankan pentingnya institusi internasional dalam memfasilitasi kerja sama antarnegara. Menurut Robert Keohane dalam bukunya After Hegemony (1984), negara-negara bisa bekerja sama secara efektif bukan hanya karena adanya kekuatan hegemonik, tetapi juga karena adanya rezim internasional yang dapat mengurangi ketidakpastian, memperjelas informasi, dan menurunkan biaya transaksi.
Teori ini berpendapat bahwa saling ketergantungan ekonomi dan keberadaan institusi seperti KOICA dapat memperkuat kerja sama antara Korea Selatan dan Vietnam. Melalui institusi ini, proses bantuan dan pengawasan ODA bisa berjalan lebih transparan dan akuntabel, sehingga mencegah terjadinya konflik kepentingan.
________________________________________
Keuntungan Kerja Sama ODA Korea Selatan dan Vietnam 🤝
Kerja sama ODA antara Korea Selatan dan Vietnam membawa keuntungan bagi kedua negara. Bagi Vietnam, bantuan ini mendukung pembangunan infrastruktur seperti Ben Luc-Long Thanh Expressway dan Hanoi Metro Line 3 yang mempercepat mobilitas dan menurunkan biaya logistik. Selain itu, transfer teknologi melalui proyek pembangkit listrik tenaga surya di Ninh Thuan serta pelatihan teknis meningkatkan kapasitas lokal dalam pengelolaan energi terbarukan. Program beasiswa dari KOICA juga membantu pengembangan SDM, terutama di bidang teknik dan IT, sementara model Saemaul Undong meningkatkan produktivitas pertanian dengan teknologi irigasi modern. Di sektor kesehatan, pembangunan rumah sakit dengan peralatan medis dari Korea Selatan memperluas akses layanan bagi lebih dari 1 juta penduduk.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Korea Selatan memperoleh akses pasar yang lebih luas dengan kemudahan investasi di sektor manufaktur Vietnam, terutama bagi perusahaan seperti Samsung dan LG. Keuntungan ekonomi langsung juga diperoleh karena 30% dari nilai proyek ODA menggunakan teknologi dan kontraktor Korea Selatan. Selain itu, posisi sebagai donor ODA terbesar memperkuat pengaruh geopolitik Korea Selatan di Asia Tenggara, mengimbangi dominasi China. Hubungan ini juga menjamin keamanan pasokan bahan baku, seperti bijih besi dan karet, serta membantu diversifikasi pasar untuk mengurangi ketergantungan pada China. Fokus kerja sama kedua negara mencakup pembangunan infrastruktur transportasi, proyek energi terbarukan, dan pengembangan SDM melalui program beasiswa dan pelatihan dari KOICA.
Kerja Sama Korea Selatan-Vietnam 🔍
Menurut Robert Keohane, keberhasilan kerja sama internasional tergantung pada keberadaan institusi yang dapat mengurangi ketidakpastian dan biaya transaksi antarnegara. KOICA dan KVFTA (Korea-Vietnam Free Trade Agreement) berfungsi sebagai rezim internasional yang memastikan transparansi dalam pelaksanaan ODA.
ADVERTISEMENT
Keohane juga menekankan pentingnya saling ketergantungan ekonomi dalam mendorong kerja sama. Dengan adanya ODA, Korea Selatan tidak hanya membantu Vietnam, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai mitra strategis di kawasan Asia Tenggara.
________________________________________
Menggunakan perspektif Liberal Institusionalisme dari Robert Keohane, ODA Korea Selatan ke Vietnam dapat dilihat sebagai contoh sukses dari kerja sama internasional yang saling menguntungkan dalam kerja sama bilateral.