Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kisah Angker di Pos Samarantu Gunung Slamet
28 Januari 2023 10:18 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Shafa Ramadanni Purwanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa di sini yang memiliki hobi mendaki gunung? Jika iya maka kamu pasti tidak asing dengan gunung satu ini. etul sekali, gunung yang dimaksud adalah Gunung Slamet . Gunung Slamet adalah sebuah gunung berapi yang berada di Jawa Tengah, Indonesia. Di gunung ini, ada pos Samarantu yang terkenal dengan mitos angker di kalangan para pendaki.
ADVERTISEMENT
Gunung Slamet memiliki ketinggian 3.432 mdpl dan terletak di antara 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang. Karena ketinggiannya itu gunung Slamet menjadi gunung tertinggi di Jawa Tengah.
Gunung Slamet memiliki 6 jalur pendakian resmi yaitu Bambangan, Baturaden, Guci, Kaliwadas, Dipajaya, dan Cemara Sakti. Namun, jalur paling favorit di kalangan pendaki adalah jalur Bambangan. Alasan pendaki lebih memilih jalur Bambangan dibandingkan jalur lain, karena treknya sudah dikelola dengan baik dengan durasi 7-8 jam sampai puncak dan memiliki pemandangan lautan awan yang memesona. Jalur Bambangan sendiri terdapat 9 pos, jalur ini juga memiliki pos mata air di pos 7 sehingga pendaki tidak perlu khawatir jika kehabisan air.
ADVERTISEMENT
Mitos Angker di Pos Samarantu
Di balik keindahan pemandangannya, Slamet memiliki mitos yang cukup kental, di antaranya adalah Pos 4 jalur Bambangan yang dikenal dengan nama Samarantu.
Mengapa pos ini dinamakan Samarantu?
Jika diartikan secara harfiah, Samarantu adalah hantu tersamar atau tidak terlihat jelas. Pos Samarantu ditandai dengan dua pohon besar yang sejajar layaknya pintu. Pintu itu dipercaya sebagai pintu masuk ke kerajaan gaib.
Seperti pengalamanku sendiri saat mendaki gunung Slamet bersama teman-temanku pada 07 November 2022. Pada saat itu, waktu menunjukkan pukul 15.30 kami melihat sosok monyet besar yang ukurannya hampir lebih besar dari orang dewasa, kami bertiga pada saat itu melihatnya sangat jelas.
"Jika benar itu monyet, ukurannya tidak mungkin sebesar itu," ujar Alan, teman pendakianku. Tidak hanya itu, kami juga mencium aroma-aroma bunga Kamboja padahal saat itu tidak ada pohon Kamboja di sekitar kami.
ADVERTISEMENT
Dari kejadian itu, jadikan pelajaran bahwa kita hidup di dunia ini tidak sendiri melainkan ada makhluk lain selain manusia. Oleh karena, itu kita harus menghormati antarsesama makhluk.