Konten dari Pengguna

Fenomena Meletusnya Gunung Semeru

IRA APRILIA WILIYANTI
S1 Teknik Telekomunikasi IT Telkom Purwokerto
20 Desember 2022 20:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari IRA APRILIA WILIYANTI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mengenai Gunung Semeru(https://images.pexels.com/photos/11754080/pexels-photo-11754080.jpeg?auto=compress&cs=tinysrgb&w=1260&h=750&dpr=1)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengenai Gunung Semeru(https://images.pexels.com/photos/11754080/pexels-photo-11754080.jpeg?auto=compress&cs=tinysrgb&w=1260&h=750&dpr=1)
ADVERTISEMENT
Gunung Semeru atau Gunung Semeru adalah sebuah Gunung berapi di Jawa Timur, Indonesia Gunung Semeru merupakan Gunung tertinggi dipulau Jawa, dengan puncaknya mahameru Gunung ini memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan air laut (mpdl). Gunung ini terbentuk akibat lempeng Indo-Australia kebawah lempeng erusia, Gunung Semeru juga merupakan Gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung kerinci di Sumatra dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama jongging saloko.
ADVERTISEMENT
Gunung Semeru mengalami erupsi pada selasa ,06 Desember 2022 pada pukul 05.02 WIB dengan tinggi kolom abu ± 400 m di atas puncak (± 4076 m di atas permukaan laut) Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah tenggara dan selatan. Sebelumnya, Gunung Semeru juga mengeluarkan kolom abu putih hingga kelabu setinggi kurang lebih 500 meter pada Sabtu 3 desember 2022. Kolom abu tersebut mengarah ke bagian selatan. Erupsi Gunung Semeru tersebut terjadi pada pagi hari pukul 05.20 WIB dan terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm serta durasi 75 detik.
Pada erupsinya Gunung Semeru Sebanyak 2.219 warga di sekitar Gunung Semeru mengungsi menuju tempat aman. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan saat ini terdapat 12 titik pengungsian yang sudah disiapkan banyak rumah di dua dusun Kabupaten Lumajang Jawa Timur, rata dengan tanah rumah-rumah warga hancur, dan banyak yang terlihat sebagian akibat tertibun material abu vulkanik. Dua dusun tersebut yakni dusun Kajar Kuning, Desa Sumber Wuluh dan dusun Curah Kobokan Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo hampir semua rumah yang ada di dusun tersebut rata dengan tanah diterjang oleh banjir lahar dingin Gunung Semeru. Keadaan pengungsi sendiri warga yang masih bertahan dipengungsian bisa jadi berat meninggalkan rumah mereka yang berada di zona merah karena ladang penghidupan mereka masih berada kawasan tersebut. Seperti disampaikan kepada pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto. Ia menjelaskan bahwa para pengungsi itu pada saat siang hari tidak berada di pengungsian mereka lebih banyak berada di tempat usaha masing-masing banyak di ladang, sawah, maupun usaha lainya.
ADVERTISEMENT
Abu vulkanik yang menyembur berwarna kelabu condong ke arah barat daya. Saat ini, Semeru bersetatus siaga atau berada di Level III, tinggi asap nya mencapai 500 meter. Masyarakat tidak melakukan aktivitas pada 500 meter dari tepi sungai (Sepandan Sungai) di sampai besuk kobokan. Sebab berpotensi terlanda awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km. Dari visual Gunung Semeru 0-II asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 100 m di atas puncak kawah. Hingga pukul 10.00 WIB, cuaca cerah dan berwan di sekitar semeru. Angin bertiup lemah ke utara, dengan suhu udara 23-24 derajat celcius.
Tak hanya itu masih terjadi 2 kali APG dengan jarak luncur hingga 6 km ke arah tenggara. Teramati dengan gangguan jarak 300-500 m ke arah tenggara. Namun kondisi itu dinilai tidak menunjukan adanya gejala peningkatan aktivitas yang signifikan menyebabkan APG cukup besar berikut ini penjelasa lebih detail tentang alasan PVMBG menurunkan status aktivitas Gunung Semeru.
ADVERTISEMENT
1. Gempa Vulkanik (Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal) masih terekam Gempa letusan, Gempa guguran masih ada. APG terekam pasca APG 4 Desember 2022 tercatat 4 kali APG dengan durasi dan jarak luncuran yang sudah menurun.
2. Pengamatan sejak 4 Desember 2022 hingga saat ini menunjukan tidak ada gejala peningkatan kegiatan yang signifikan menuju APG yang cukup besar. Diduga perlu waktu untuk mengakumulasi material letusan menjadi sumber APG yang melebihi 7 km.
3. Citra thrmal mengindekasikan anomali yang menurun periode 4 Desember 2022 - 9 Desember 2022 dari 15 MW ke 27 MW yang mengidentifikasikan terdapat penumpukan material pijar di sekitar permukaan kawah. Anomali SO2 dari cerita Aura/OMI justru terlihat pada tanggal 2 Desember 2022 sebesar 1.78 Dobson Unit dan Pada saat ini hanya dapat sebesar 0.62 DU.
ADVERTISEMENT