Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.0
Konten dari Pengguna
Komoditas Kelapa Sawit: Potensi Devisa Ditengah Isu Berkelanjutan
27 Februari 2025 10:42 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari WAHYU AULIA RAMADHAN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Indonesia dikenal sebagai negara ekspor komoditas kelapa sawit terbesar di dunia. Hal ini tentunya berdampak positif terhadap devisa dan penerimaan negara. Pada tahun 2023, kontribusi ekospor kelapa sawit terhadap devisa negara mencapai $25,61 miliar (BPDP Kelapa Sawit, 2024). Sementara itu, Bapak Prabowo Subianto berencana menambah lahan sebesar 20 juta hektar untuk digunakan sebagai perkebunan kelapa sawit yang bertujuan sebagai pendongkrak devisa negara melalui kegiatan produksi produk olahan yang kemudian bisa diekspor ke berbagai negara. Hal ini tentunya menimbulkan banyak kontroversi terutama pada dampak ekologis dan isu pembangunan berkelanjutan karena pembukaan lahan yang besar akan berimbas pada kegiatan deforestasi. Deforestasi ini memberikan efek yang berkelanjutan terhadap isu perubahan iklim, rusaknya ekosistem flora dan fauna, serta potensi konflik agrarian.
ADVERTISEMENT
Jika melihat lebih dekat, ternyata banyak manfaat langsung kelapa sawit bagi lingkungan apabila mengadopsi praktik ekspansi yang berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi hijau. Kelapa sawit sendiri sangat berpotensi dalam mengatasi isu perubahan iklim, diantaranya:
1. Penyediaan Energi Terbarukan Biodiesel
Penggunaan Biodiesel dapat megurangi penggunaan bahan bakar fosil sehingga mengurangi emisi karbon. Energi hijau berbasis minyak sawit ini sejalan dengan komitmen global dalam memitigasi perubahan iklim sehingga memaksimalkan implementasi penerapan Energi Terbarukan.
2. Bahan Bakar Alternatif Terbarukan Briket
Briket ini berasal dari tandan kelapa sawit yang sudah kosong sehingga menyala dengan durasi yang lama. Tentunya, briket ini lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil dan berpotensi juga sebagai produk ekspor yang berasal dari limbah kelapa sawit.
ADVERTISEMENT
3. Inovasi Bioplastik
Pemanfaatan limbah padat pada pembuatan minyak kelapa sawit berupa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). TKKS ini mengandung bahan baku organik pada pembuatan biodegradable plastic atau dikenal dengan “Bioplastik”. Bioplastik ini sangat mudah terurai secara alami sehingga ramah lingkungan serta bernilai ekonomi.
4. Jasa Lingkungan
Seperti tumbuhan pada umumnya, kelapa sawit juga berkontribusi dalam jasa lingkungan dengan menjaga keseimbangan siklus karbon, oksigen dan air. Selain itu, perkebunan sawit juga menyerap gas karbondioksida secara netto sehingga berkontribusi sebagai bagian dari paru-paru dunia dan penyeimbang ekosistem.
Semua contoh di atas sangatlah relevan dengan isu pembangunan berkelanjutan dalam forum internasional yang telah dituangkan dalam Paris Agreement. Dengan memaksimalkan potensi dari perkebunan kelapa sawit untuk mendukung optimalisasi devisa negara, secara tidak langsung juga mendorong implementasi program Sustainable Development Goals (SDGs). Selain itu, pemanfaatan kelapa sawit juga mendukung terwujudnya Net Zero Emission yang menjadi tujuan pemerintah saat ini.
ADVERTISEMENT
Untuk memaksimalkan potensi devisa dengan memperhatikan isu perubahan iklim tersebut, maka harus ada kolaborasi inovatif antara pemerintah sebagai regulator dengan masyarakat sebagai eksekutor. Perlu adanya insentif dari pemerintah untuk mendorong produsen dalam mengadopsi sistem ramah lingkungan yang mendukung Sustainable Development Goals (SDGs). Oleh karena itu, beberap rekomendasi yang dapat diterapkan adalah:
• Moratorium untuk mencegah ekspansi lahan dan konflik kepemilikan tanah.
• Pengoptimalan lahan yang sudah ada dengan patuh pada prinsip berkelanjutan
• Pembinaan terhadap SDM lokal agar mampu berkontribusi terhadap keberlanjutan industri sawit.