Konten dari Pengguna

Matematika Lebih dari Sekadar Menghafal Rumus? Mari Uraikan Tujuan Kognitifnya

Fadhilla Aliya Ridwan
Mahasiswa Pendidikan Matematika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
16 November 2024 16:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fadhilla Aliya Ridwan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar dibuat di aplikasi Canva oleh saya sendiri
zoom-in-whitePerbesar
Gambar dibuat di aplikasi Canva oleh saya sendiri
ADVERTISEMENT
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.Tujuan pembelajaran matematika tidak hanya sekadar menghafal rumus saja, tetapi tujuan utama dalam pembelajaran matematika adalah pemecahan suatu masalah. Siswa dan guru harus dapat berpikir kritis dan kreatif agar suatu permasalahan dapat terselesaikan.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, salah satu tujuan utama pendidikan adalah kognitif. Kognitif merupakan suatu tujuan yang berkaitan dengan tingkah laku dari perubahan berbagai proses mental. Menurut Benyamin S. Bloom dalam buku “Pengantar Kepada Mambantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA” karya Prof. E.T. Ruseffendi, S.Pd., M.Sc., Ph.D., tujuan pendidikan daerah kognitif dalam pembelajaran matematika itu terbagi menjadi 6 aspek, yaitu:
1. Pengetahuan
Aspek pengetahuan berkenaan dengan ingatan dan hafalan. Siswa dapat belajar
matematika dengan lancar dan baik bila dia ingat istilah, simbol operasi hitung, persamaan kuadarat, dalil Pythagoras untuk segitiga, dll.
2. Pemahaman
Kemampuan mengerti pada tahap ini misalnya mampu mengubah informasi ke dalam bentuk paralel yang lebih bermakna. Terdapat 3 macam pemahaman: pengubahan (translation), pemberian arti (interpretation), dan pembuatan ekstrapolasi. Dalam pemahaman matematika, misalnya mampu mengubah soal kata-kata ke dalam simbol dan sebaliknya; mampu mengartikan suatu kesamaan; mampu memperkirakan suatu kecenderungan dari diagram tertentu.
ADVERTISEMENT
3. Aplikasi
Suatu kemampuan seseorang menggunakan apa yang telah diperolehnya (generalisasi, abstraksi, dalil, prosedur, dan metode) dalam situasi khusus yang baru dan kongkrit. Mengaplikasikan pemahamannya agar dapat memecahkan persoalan baru untuk situasi baru. Aplikasi berkaitan dengan pengenalan apa-apa yang perlu diketahui dan mengenal kegunaannya, memilihnya, kemudian menggunakannya.
4. Analisis
Menganalisis adalah suatu kemampuan memisahkan materi (informasi) ke dalam bagiannya, mencari hubungan antara bagiannya, dan mengamati sistem bagiannya. Bloom membagi aspek analisis ke dalam 3 kategori, yaitu analisis unsur misalnya melakukan pemisahan fakta, argumen, unsur yang didefinisikan, dalil, hipotesis, dan kesimpulan; analisis hubungan contohnya analisis hubungan antara unsur dari suatu sistem matematika (grup, pola); dan analisis sistem misalnya kemampuan mengenal unsur dan hubungan yang terorganisasi.
ADVERTISEMENT
5. Sintesis
Kemampuan bekerja dengan bagian-bagiannya, unsur-unsurnya dan menyusunnya menjadi suatu kebulatan baru seperti pola dan struktur. Hasil dari sintesis dapat berupa karya (lisan atau tulisan), rencana atau sekelompok kegiatan, dan pemaparan suatu relasi abstrak.
6. Evaluasi
Aspek evaluasi ialah ketika siswa mampu membuat kriteria, memberikan pertimbangan, mengkaji (kekeliruan, ketepatan, dan ketetapan), dan mampu menilai. Asas evaluasi merupakan tujuan pendidikan yang paling tinggi, sebab berhubungan dengan semua aspek yang lain.
Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa tujuan pembelajaran matematika tidak hanya sekedar menghafal rumus, tetapi juga untuk mendorong agar siswa mampu berpikir secara logis, kritis, dan kreatif dalam menghadapi berbagai permasalahan. Pemahaman yang mendalam terhadap konsep tujuan matematika tersebut akan bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Daftar Sumber:
D. A. Muiz Lidinillah, S. S. (2006). STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Direktori File UPI.
Prof. E.T .RUSEFFENDI, S. M. (1991). PENGANTAR KEPADA MEMBANTU GURU MENGEMBANGKAN KOMPETENSINYA DALAM PENNGAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN CBSA. Bandung: TARSITO. ***
Fadhilla Aliya Ridwan Mahasiswa Pendidikan Matematika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta