Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
5 Kesalahan Umum Investor Pemula di Pasar Saham
21 September 2020 16:12 WIB
Tulisan dari Rahmad Joko Lusiyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap tahun jumlah investor di Indonesia terus mengalami kenaikan, bahkan jumlah investor yang tercatat pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Juli 2020, yang terdiri atas investor saham, reksa dana, dan obligasi telah bertumbuh sebesar 22 persen dari tahun 2019 lalu, menjadi 3,02 juta investor. Artinya sepanjang tahun 2020 ada sekitar 600 ribu investor baru di Indonesia. Untuk kamu yang baru memasuki dunia saham tahun ini mungkin merasa kaget dengan fluktuasi harga saham di tahun ini. Ada saham-saham tertentu yang bisa naik lebih dari 10 persen, bahkan ada saham yang bisa naik sampai puluhan persen dalam sehari.
ADVERTISEMENT
Di lain hal ada momentum saat bursa saham turun cukup dalam yang memungkinkan investor untuk membeli pada harga termurahnya, misalnya saat pengumuman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta tanggal 9 September lalu. IHSG turun 5 persen dalam sehari dan sempat di hari itu perdagangan dihentikan sementara karena sudah menyentuh batas Auto Reject Bawah ( ARB). Saat itu ada saham perusahaan besar yang harganya turun sampai lebih dari 10 persen dalam dua hari perdagangan.
Dalam situasi kenaikan dan penurunan harga saham yang tak menentu, mungkin ada diantara kita yang salah dalam mengambil keputusan. Wajar jika sebagai pemula masih melakukan kesalahan dalam melakukan investasi di pasar saham. Tetapi kalau sering salah itu yang dinamakan tidak wajar. Sebagaimana kata pepatah “ Keledai tak jatuh dua kali kedalam lubang yang sama.” Lalu, apa aja sih kesalahan-kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh para investor pemula?
ADVERTISEMENT
1. Terlalu Cepat Menambah Modal dalam jumlah besar.
Apakah kamu pernah mengalami saat awal-awal melakukan investasi saham, keuntungan yang didapatkan lumayan besar? Dengan modal pengetahuan yang seadanya kamu bisa mendapatkan keuntungan yang besar. Setelah beberapa kali membeli saham kamu mendapatkan untung yang banyak dengan modal yang sedikit. Biasanya kalau ada di situasi seperti itu kita jadi berpikiran “ Hmm coba aja aku taruh uang yang banyak pasti keuntungannya juga makin banyak nih.” Kita pun mendadak jadi memiliki pemikiran yang optimis dan positif akan harga saham yang akan terus naik kedepannya dan mulai menyimpan sebagian besar uang kita dalam bentuk saham.
Ini adalah salah satu kesalahan yang sering terjadi; investor pemula terlalu optimis. Karena ia mendapatkan beginner’s luck dan terlalu cepat merasa paham tentang cara investasi yang benar. Padahal bisa jadi keuntungan itu didapatkan karena kebetulan kamu masuk ke pasar saham saat trennya sedang naik atau bahasa pasar modalnya adalah Bullish . Setelah beberapa waktu saat fluktuasi harga saham mulai bergejolak, di saat itulah para pemula ini terkena pahitnya dan panik karena menyimpan banyak uang dalam bentuk saham. Sejatinya, jika masih pemula jangan terlalu cepat bernafsu untuk mencari keuntungan. Hal yang seharusnya dilakukan adalah bersabar dan belajar dulu dari berbagai sumber tentang serba serbi pasar saham sembari perlahan tapi pasti menambah jumlah modalnya secara bertahap.
ADVERTISEMENT
2. Terlalu Sensitif Terhadap Berita
Mungkin ada yang pernah mengalami saat kita sudah membuat rencana investasi sendiri, lalu timbul keraguan atas rencana yang telah kita buat dikarenakan terpangaruh oleh berita dan pendapat orang lain. Misal, kita ingin terus hold saham itu untuk jangka panjang lalu ada berita jelek tentang perusahaannya, mendadak kita jadi ragu dan akhirnya menjual saham tersebut. Ternyata beberapa hari kemudian ada berita lanjutan berupa klarifikasi dari berita sebelumnya dan harga sahamnya malah menjadi naik, tetapi kita sudah terlanjur menjualnya di harga murah.
Sebaliknya saat kita melihat berita bagus suatu perusahaan yang tersebar di media massa, tanpa pertimbangan lainnya kita langsung reaktif untuk membeli sahamnya. Ternyata harga saham yang kita beli itu sudah terlalu mahal dan semakin hari semakin turun setelah kita beli sahamnya. Ini pun merupakan salah satu kesalahan umum yang sering terjadi pada investor pemula. Sebaiknya kita tak perlu terlalu reaktif dalam mengambil keputusan membeli atau menjual saham dengan hanya berdasarkan berita yang beredar.
ADVERTISEMENT
Karena berita adalah lagging Incdicator yang muncul terlambat setelah harga sahamnya sudah bergerak naik atau turun drastis. Jadi tidak ada gunanya kita bereaksi setelah melihat berita, karena harganya sudah bergerak terlebih dahulu sebelum berita itu keluar.
3. Menilai Perusahaan Menggunakan Perasaan
Banyak dari pemula yang menilai suatu perusahaan hanya dari yang terlihat di permukaan saja. “ Wah ini perusahaan sudah ada sejak zaman presiden kedua, bisnisnya menjamur di berbagai tempat, pasti fundamentalnya bagus nih”. Padahal jika ingin menilai sebuah perusahaan, caranya dengan membaca laporan keuangannya bukan dengan perasaan atau perkiraan saja. Kalau kamu sudah mencoba untuk membaca laporan keuangan mungkin kamu akan merasa heran banyak perusahaan terkenal yang terlihat kokoh , tetapi kondisi keuangannya mengalami kerugian bertahun-tahun. Ada juga kondisi perusahaan yang sedang melakukan promosi besar-besaran, tetapi rasio utangnya tak sehat dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
4. Mengandalkan Analisis Orang Lain
Mungkin karena malas dan tidak mengerti tentang melakukan analisis kondisi perusahaan, kita mengandalkan analisis atau keputusan orang yang sudah ahli. Kalau dia beli kita beli kalau dia jual kita jual. Terdengar sederhana, gampang, dan juga menguntungkan. Kenyataanya bisa dikatakan mengandalkan analisis orang lain itu tidak akan efektif dalam jangka panjang. Karena setiap investor pada dasarnya mempunyai investing plan yang berbeda, mempunyai jangka waktu investasi yang berdebad, dan mempunyai modal yang berbeda pula.
Contohnya mungkin ada investor pemula yang mengikuti membeli saham tertentu karena pak Lo Kheng Hong membeli saham tersebut. Mereka mengikutinya karena pak Lo Kheng Hong dikenal sebagai investor saham tersukses dan dijuluki sebagai warren buffetnya Indonesia. Apakah cara itu berhasil ? kebanyakan malah tidak.
ADVERTISEMENT
Kita pun bertanya-tanya, apakah keputusan Pak Lo Kheng Hong salah? Belum tentu. Karena Pak Lo Kheng Hong punya jangka waktu yang berbeda dan juga modal yang besar. Jadi ketika sahamnya turun Pak Lo Kheng Hong bisa melakukan Average Down , sedangkan modal kita sudah habis.
5. Tidak Mempunyai Investing Plan
Ini bisa dibilang sebagai kesalahan yang sering terjadi dan menjadi akar dari kesalahan-kesalahan yang lain. Misal, kenapa kita reaktif terhadap berita ? karena tak mempunyai rencana yang bagus. Kenapa kita membeli saham hanya mengandalkan perasaan? Karena tak mempunyai rencana yang baik. Kenapa kita meniru analisis jual beli dari investor terkenal? Karena tentu tak mempunyai rencana investasi yang baik pula. Tentukanlah metode analisinya, jangka waktu investasinya, dan alokasi modal yang ingin digunakan.
ADVERTISEMENT
Demikianlah lima kesalahan yang umumnya dilakukan oleh investor pemula di pasar saham. Hal terpenting adalah ketika kita sudah pernah mengalami pengalaman pahit di pasar saham jangan pernah keluar dan frustasi. Belajar dan masuklah kembali karena investasi merupakan hal yang harus kita lakukan seidini mungkin agar kelak kita bisa mempunyai kehidupan yang diinginkan.
Rahmad Joko Lusiyanto, Mahasiswa Diploma III Akuntansi Alih Program Politeknik Keuangan Negara STAN
Live Update