news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Trend Cookies, dapur ngebul, negara makmur !

Roselyne Taruli
Lifetime learner
Konten dari Pengguna
3 September 2020 12:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Roselyne Taruli tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Trend Cookies, dapur ngebul, negara makmur !
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Semenjak kasus pertama positif virus corona (Covid-19) yang terjadi di Tanah Air pada awal Maret 2020. Tidak hanya kondisi perekonomian Indonesia yang semakin memburuk melainkan negara-negara maju seperti Singapura sudah mengalami resesi terlebih dahulu. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperirakan bahwa kondisi perekonomian diharapkan akan pulih pada kuartal ketiga.
ADVERTISEMENT
Pemberlakuan PSBB pada bulan Maret lalu, yang otomatis memaksa setiap orang untuk bekerja dirumah. Dilanjutkan dengan Tatanan Normal Baru atau New Normal, dimana sistem kerja pegawai dalam tatanan normal baru ini, ditetapkan keterwakilan pegawai setiap unit kerja yang bekerja di kantor dengan jumlah paling sedikit 10 persen dan paling banyak 50 persen. Sedangkan pegawai yang bekerja di rumah dengan jumlah paling sedikit 50 persen dan paling banyak 90 persen. Hal tersebut membuat perekonomian melemah karena toko-toko pusat perbelanjaan harus ditutup sementara, bahkan ada yang gulung tikar selama pemberlakuan PSBB diberbagai kota terutama Ibukota Jakarta. Tidak hanya pusat perbelanjaan, melainkan restaurant pun terpakasa harus gulung tikar karena tidak sanggup membayar pegawainya.
ADVERTISEMENT
Beraktivitas dirumah selama 24 jam, membuat masyarakat rumahan enggan untuk membeli makanan di restaurant, selain untuk lebih berhemat, dan juga sebagai upaya pencegahan virus Covid -19. Hal ini benar-benar membuat kondisi perekonomian negara anjlok. Tanpa kita sadari tatanan normal baru atau New Normal memiliki dampak positif yaitu mendorong industri rumah tangga untuk bangkit. Jika kita lihat di setiap sosial media semakin merebaknya online-shop, dimana masyarakat berjualan dan memasarkan produknya melalui jejaring sosial media. Dengan hanya dengan bermodalkan skill memasak, dan menggunakan platform social media yang sangat mudah untuk digapai oleh setiap orang, seperti Instagram maupun facebook, bahkan whatsapp, setiap orang bisa memulai bisnis baru.
Tidak hanya Ibu rumah Tangga yang terkenal ahli didapur, sekarang ini banyak kaum muda yang mencoba untuk sibuk didapur dan menjadikannya sebuah bisnis, contohnya adalah trend berjualan cookies. Banyak kaum muda yang mulai mencoba berbisnis cookies hanya dengan bermodalkan melihat contoh  tutorial di youtube. Tidak hanya cookies, banyak dari kaum muda juga berjualan makanan kecil, rajutan, dan kerajinan tangan lainnya. Mungkin sebagian orang melihat Trend Cookies dinilai sebagai hal yang mainstream, tapi kenapa tidak? Memulai bisnis kecil yang sangat mudah, dengan modal yang amat kecil dan risiko yang sangat minim membuat semua orang mau mencobanya. Jelas saja mencoba bisnis online ini amatlah menguntungkan, karna kebanyakan dari mereka menggunakan sistem “pre-order” atau pemesanan terlebih dahulu, terutama jika produknya adalah makanan. Lebih lagi bisnis online ini tidak memerlukan fisik toko, jadi memotong besarnya biaya sewa, sehingga tidak perlu modal yang besar untuk memulai bisnis kecil diindustri rumahan ini.
ADVERTISEMENT
Bisa kita lihat di social media kita, banyak sekali iklan di Instagram yang menjual berbagai jenis cookies, kue, frozen food, bahkan produk kesehatan dalam bentuk jamu atau semacamnya. Pertumbuhan pengguna Internet tersebut menjadi magnet yang luar biasa bagi kalian kaum muda yang akan menekuni bisnis online. Bisnis yang bisa dibilang tidak mungkin mengalami kerugian ini membuat peluang baru untuk menambah penghasilan, bahkan ibu rumah tangga, yang tadinya tidak berpenghasilan sama sekali justru ikut terinspirasi untuk memperoleh penghasilan. Pemutusan hubungan kerja (PHK) ataupun pemotongan gaji, bahkan income suami yang menurun dari grab/gojek, mau tidak mau kita kaum muda harus ikut bertindak, dengan mendorong kreativitas dan memanfaatkan jejaring sosial media yang kita miliki. Mencoba bisnis online ini memanglah tidak bisa instan mendapat omset yang besar. Target yang dicapai Industri rumah tangga ini tidak langsung meluas secara instan, kebanyakan pembeli mungkin adalah teman atau bahkan keluarga mereka sendiri. Kemudahan berbisnis online ini membuat nyaris semua orang mencobanya, lucunya bahkan seorang penjual juga ikut membeli barang dagangan teman lainnya, dan begitu seterusnya dengan alasan timbal balik. Tidak hanya menguntungkan bagi penjual, dengan adanya bisnis-online juga ikut meningkatkan pemakaian jasa ekspedisi seperti JNE, JNT bahkan dengan menggunakan jasa angkutan gojek atau grab. Sehingga bisa kita lihat perputaran konsumsi yang dilakukan dengan adanya bisnis rumahan ini berdampak baik terhadap perekonomian yang lesu selama masa pandemi ini
ADVERTISEMENT
Mungkin banyak dari kita berfikir bahwa ini hanya menjadi trend sementara, tapi bayak juga yang optimis bahwa bisnis rumahan ini dapat berlansung lama dan membawa keuntungan, setidaknya dapat bertahan selama Pandemi ini. Selain itu Trend Cookies atau berbisnis online yang merebak di industri rumah tangga ini mungkin dilihat remeh dan sepele oleh sebagian orang. Tapi nyatanya tidak, hal ini justru berdampak baik bagi negara , dengan adanya konsumsi dari industri rumah tangga membuat perputaran uang meningkat dan diharapkan dapat juga membantu meningkatkan pemulihan ekonomi nasional pada kuartal ke-3 nanti. Ayo kita tingkatkan kreativitas  dan produktivitas untuk dapat membangun negeri kita.
Roselyne Taruli - PKN STAN