Konten dari Pengguna

Kitab Kuning dan Pesantren

Zia Urrahman
mahasiswa muslim STIBA ARRAYAH
7 Maret 2021 20:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zia Urrahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pesantren Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesantren Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Pembahasan yang marak dibicarakan oleh para santri di pesantren yaitu bagaimana cara membaca kitab kuning, dan sebelum kita membahas lebih lanjut kita harus dulu tau apa itu kitab kuning? kitab kuning adalah kitab berbahasa arab yang tidak berharakat yang ditulis di atas kertas berwarna kuning, walaupun sebenarnya kini sudah banyak kitab yang dicetak dengan kertas putih, namun penamaan kitab kuning sudah begitu masyhur di kalangan pesantren.
ADVERTISEMENT
Banyak kita dapati di Indonesia metode-metode cepat membaca kitab kuning karena melihat ada sebagian besar orang menghabiskan waktunya bertahun-tahun lamanya hanya untuk mempelajari cara membaca kitab kuning tapi sayangnya kitab yang telah lama dipelajari pun belum mampu untuk dibaca.
Ini menjadi suatu problematika yang terjadi di kalangan pesantren, padahal maksud dan tujuan mempelajari kitab adalah untuk memahaminya, mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain sehingga apa yang disampaikan kepada masyarakat hanya yang diajarkan guru atau ustaz melalui lisan tanpa menambahnya dari kitab-kitab yang ada.
Kitab-kitab yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia tidak semuanya adalah marja’ (referensi) dalam suatu bidang ilmu, misalnya: ilmu tafsir maka marja’ yang paling utama adalah kitab tafsir ath thabari hingga saat penulis belum menemukan terjemahan kitab tersebut mungkin dikarenakan kurangnya wawasan dan pengetahuan penulis, lalu bagaimana halnya dengan ilmu-ilmu yang lain?
ADVERTISEMENT
Solusinya
Maka jalan keluar dari permasalahan ini adalah dengan mempelajari Bahasa arab karena Al-quran turun dengan Bahasa arab, Rasulullah صلى الله عليه وسلم berbicara dengan Bahasa arab maka sudah pasti cara memahami Al-quran dan hadis dan kitab-kitab bahasa arab adalah dengan mempelajari Bahasa arab yang tidak hanya pada nahwu dan sharafnya bahkan harus dipraktikkan dengan berbicara, maka tak heran jikalau alumni-alumni timur tengah mereka lebih menonjol di kalangan masyarakat dikarenakan mereka paham apa yang mereka pelajari dan mampu menyebutkan referensi-referensi yang mereka sampaikan.
Problematika ini juga menjadi salah satu faktor kemunduran umat islam dalam bidang ilmu sehingga banyak dari kaum muslimin yang melakukan amalan berdalil taqlid (mengikuti tradisi atau kebiasaan masyarakat setempat) dan kurangnya semangat beramal amalan Sunah muakkadah (Sunah yang sangat dianjurkan) karena tidak tahu kelebihan dan fadhilahnya, misalnya: salat berjemaah di masjid bagi laki-laki, salat Sunah qabliyyah subuh, salat Sunnah witir, salat Sunnah tahajud, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Tips belajar Bahasa arab
Tips membaca kitab kuning adalah dengan mempelajari Bahasa arab yang tidak hanya pada nahwu dan sharaf dan mempraktikkan bicara menggunakan bahasa arab dengan teman-teman sekitar lalu membaca kitab secara perlahan walaupun belum bisa membaca dengan baik dan benar dan belum memahaminya insya Allah dalam beberapa jangka waktu akan mendapati perubahan yang amat baik.
Sehingga dalam jangka waktu dekat seorang santri mampu membaca beragam kitab mulai dari kitab fiqh, hadis, tafsir, ushul fiqh, bahkan kitab yang sebelumnya pernah dianggap susah pun mampu dibaca dan dipahami.
Ulama nasional
Seandainya kita membuka lembaran-lembaran sejarah ulama Indonesia maka kita dapati banyak dari kalangan para ulama Indonesia yang mengarang kitab berbahasa arab seperti halnya syeikh yasin alfadani (ithaful ikhwan), hadaratus syaikh hasyim asyari (adabul ‘alim wal muta’allim), syeikh nawawi albantani (nihayatuzzain), dan banyak lagi ulama-ulama Indonesia lain yang tak dapat disebutkan satu persatu.
ADVERTISEMENT
Harapan
Semoga dengan sedikit tulisan ini menyadarkan kita bahwa umat islam harus diselamatkan baik dari segala maksiat dan juga kebodohan, dengan itu umat islam kembali bangkit menjadi pemimpin teladan yang jenius dan berpengetahuan bagi umat manusia seluruh dunia.
Amin ya rabbala’lamin
Oleh: Zia Urrahman