Karakter Perempuan di Media Massa Masih Memiliki Ketimpangan

Adistya Prasasti
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Konten dari Pengguna
19 Mei 2022 10:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adistya Prasasti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/photos/gadis-yang-khawatir-wanita-menunggu-413690/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/photos/gadis-yang-khawatir-wanita-menunggu-413690/
ADVERTISEMENT
Jika mendengar istilah “media massa” pasti sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat luas. Apa sebenarnya fungsi media massa? Media massa berfungsi sebagai tempat kita dapat mengirimkan dan menerima pesan yang berbeda dari sumber berita kepada publik melalui forum yang tersedia. Artinya media massa memiliki hubungan yang intim dalam kehidupan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Namun di media masih ada nilai-nilai tentang ketidaksetaraan gender yang lebih berorientasi pada perempuan. Seperti media massa dalam pemberitaan tentang perempuan. terkesan tidak proporsional bahkan seringkali lebih menyimpang terhadap eksploitasi perempuan. media massa yang menggambarkan sistem operasi perempuan, sistem nilai sikap, serta gaya hidup preferensi perempuan. Hampir dalam berbagai sistem aktivitas kehidupan perempuan. Opini media massa menunjukkan bahwa opini tentang gaya hidup perempuan yang dominan masih menjadi “objek” daripada “subjek”.
Oleh karena itu, ada banyak stereotip tentang masalah gender. sulit bagi perempuan untuk memiliki "citra" gender yang sepadan dari sudut pandang media. Pergeseran menyimpang gender menuju “cara hidup primitif” kelompok-kelompok sosial akan terjadi ketika media massa mengaitkan terhadap eksistensi kaum wanita sebagai subyek dapat terangkat. Sayangnya, hal ini sering diulang bahkan dianggap biasa di media.
ADVERTISEMENT
Persoalan di sini adalah penerapan status pekerja perempuan di media massa belum berkembang berada pada level yang lebih rendah dari laki-laki. Ketimpangan yang dimaksud di sini adalah ketidaksetaraan posisi pekerja perempuan laki-laki di media massa. Memikirkan program-program yang ditayangkan di televisi. sebagian besar perempuan menganggap diri mereka nomor dua memiliki peran yang lebih dominan di ranah domestik.
Persepsi masyarakat Indonesia masih melekat pada pendapat mereka yang mendefinisikan peran wanita sebagai ibu rumah tangga. masih banyak pandangan di masyarakat bahwa kemampuan status laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Isu-isu ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat tentang perbedaan gender dapat membentuk diskriminasi, ketidakadilan perempuan.
Ketidaksetaraan gender sering dianggap remeh oleh publik beberapa media. Memang tidak semua media, ada juga media yang mendukung harkat martabat wanita dalam hal menjadi wanita sukses dalam berkarir di bidangnya. Namun penanganan masalah ini tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, untuk menghilangkan persepsi ini sebagai perempuan harus ditolak. persepsi masyarakat bahwa kedudukan laki-laki harus lebih tinggi dari perempuan. Dengan dapat melakukan ini dengan memberdayakan setiap wanita di media. Dengan tujuan untuk dapat membuka kesadaran masyarakat bahwa kesetaraan gender di lingkungan apa pun sangat diperlukan agar tidak menimbulkan konflik kemungkinan lebih jauh di kemudian hari. karena pada dasarnya perempuan tidak hanya memamerkan penampilan, tetapi juga memiliki banyak potensi yang perlu digali untuk dapat memainkan berbagai peran di media massa. Peran media massa dalam hal ini sangat penting. Media massa dapat menjadi contoh tindakan yang dapat mengarah pada kesetaraan gender dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa bernegara, karena media massa merupakan sumber informasi yang paling populer di masyarakat.
ADVERTISEMENT