Konten dari Pengguna

Pentingnya Peran Tenaga Medis dalam Fenomena Swamedikasi

Yasmin S Nisa
Seorang mahasiswi keperawatan universitas Airlangga yang suka mengutarakan opininya lewat tulisan
29 Desember 2024 17:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yasmin S Nisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gambar.1 perawat mengambil darah pasien (sumber:dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar.1 perawat mengambil darah pasien (sumber:dokumen pribadi)
Seperti yang kita ketahui, akhir-akhir ini sedang marak penggunaan antibiotic tanpa disertai resep dokter padahal, ada beberapa obat antibiotic yang tergolong obat keras dan tidak bisa digunakan sembarangan. Penggunaan antibiotic yang tidak dikontrol dapat menyebabkan tubuh kita semakin resisten dengan obat tersebut, ketika tubuh kita sudah resisten terhadap suatu obat maka ketika kita mengonsumsi obat tersebut ke efektivan obat akan berkurang dengan kata lain obat itu sudah tidak mempan.
ADVERTISEMENT
Fenomena tersebut pastinya disebabkan oleh beberapa faktor, maka faktor apakah yang mendasari terjadinya fenomena ini? Lalu bagaimana sikap para tenaga medis mengenai fenomena ini?
SWAMEDIKASI
Hal yang mendasari fenomena ini adalah Swamedikasi. Apa itu Swamedikasi? Swamedikasi adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang dibeli secara bebas di apotek atau toko obat tanpa menggunakan resep dokter. Hal ini biasanya dilakukan oleh masyarakat untuk mengurangi biaya pengobatan, biasanya mereka membeli obat-obat antibiotic secara mandiri di apotek maupun toko-toko terdekat dimana mereka bisa mendapatkan obat-obat tersebut dengan harga yang lebih murah dan lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Kebiasaan ini sudah mengakar di Indonesa sejak lama. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukan bahwa persentasi penduduk Indonesia yang melakukan swamedikasi dengan membeli obat di apotek atau warung sebesar 24,4%. Data menunjukan sebesar 103,860 atau 35,2%dari 294,959 rumah tangga (RT) di Indonesia menyimpan obat untuk swamedikasi dengan rata-rata sediaan obat yang disimpan hampir tiga macam. Diantara RT yang menyimpan obat, sebanyak 35,7% di antaranya menyimpan obat keras dan 27,8% menyimpan antibiotik. Terdapat 81,9%RT menyimpan obat keras dan 86,1%RT menyimpan antibiotika yang diperoleh tanpa resep.
ADVERTISEMENT
Siapa yang Menjadi Korban
Dalam fenomena seperti ini semua masyarakat bisa menjadi korban. Tidak hanya masyarakat tetapi juga para tenga kesehatan juga akan terkena imbasnya. Oleh karena itu edukasi mengenai bahaya swamedikasi itu sangat penting tidak hanya untuk masyarakat awam tetapi juga para tenaga medis.
Peran Nakes dan Pemerintah
Peran nakes sangat dibutuhkan dalam fenomena ini, tidak hanya sebagai role model tetapi juga sebagai educator kepada masyarakat. Nakes bisa memberikan edukasi, promotive, dan preventif tentang efek samping atau bahaya dari pemakaian obat tanpa pengawasan Dokter atau tenaga medis lainnya. Bukan hanya itu Nakes juga bisa memberi contoh kepada masyarakat bahwa membeli obat tanpa resep dokter itu salah.
Tidak hanya peran tenaga kesehatan saja yang penting tetapi peran pemerintah juga penting dalam menyelesaikan permasalahan ini. Pemerintah harusnya bisa mengatur distribusi obat dan pengawasan terhadap apotek agar tidak sembarangan memperjual belikan obat secara bebas. Selain itu pemerintah juga bisa memberikan kemudahan bagi masyarakat yang jauh dari pelayanan kesehatan agar mereka tidak asal membeli obat.
ADVERTISEMENT
Hal yang Bisa Masyarakat Lakukan
Sebagai masyarakat awam kita seharusnya bisa lebih berhati-hati dalam membeli obat agar kita terhindar dari hal yang tidak kita inginkan. Apabila suatu obat sudah terlihat jelas harus menggunakan resep dokter seharusnya kita tidak membelinya secara bebas tetapi meminta resep dulu ke Dokter. Selain itu jika kita berobat ke dokter dan diberi obat, apabila kita diminta untuk menghabiskan obat tersebut sebaiknya kita menghabiskannya meskipun kita sudah merasa sembuh hal ini dikarenakan untuk menghindari tubuh kita imun (kebal) dengan suatu obat.