Konten dari Pengguna

Sifilis Okuler, Berbahaya atau Tidak?

Rafa Nur Dzakia
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
30 Mei 2024 6:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rafa Nur Dzakia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Pengenalan Awal

sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sifilis merupakan penyakit IMS kronis yang disebabkan oleh bakteri berbentuk spiral. Bakteri yang dapat menginfeksi bagian luar maupun organ dalam tubuh manusia ini adalah bakteri Treponema pallidum. Treponema pallidum mempunyai genom yang sangat kecil dan tidak memiliki gen yang mengkode banyak fungsi metabolisme serta faktor virulensi klasik.
ADVERTISEMENT
Bakteri Treponema pallidum sangat menular dan bertahan selama beberapa dekade pada inang yang tidak terobati. Inang bakteri ini satu-satunya adalah manusia. Risiko penularan penyakit akan sangat tinggi terutama pada pekerja seks komersial, orang yang senang beganti-ganti pasangan seksual, penggunaan jarum suntik yang terinfeksi, transfusi darah dan penularan dari ibu hamil positif sifilis kepada janin yang dikandungnya.
Bakteri ini menyebabkan luka atau bercak-bercak kemerahan di bagian organ vital tertentu seperti penis atau vagina. Namun tidak hanya pada area tersebut, kasus lain yang bisa ditemukan adalah sifilis pada organ mulut, bibir maupun anus. Sifilis bermula dari luka yang tidak terasa perih namun kontinu bahkan beberapa gejala yang ditimbulkan mirip dengan penyakit umum lainnya.
ADVERTISEMENT
Walaupun penyakit ini tidak dapat menular jika seseorang hanya kontak dengan peralatan, benda atau tempat yang sebelumnya pernah digunakan bersama oleh pengidap, penyakit ini merupakan penyakit menular yang berbahaya. Seseorang dalam kondisi sehat dapat tertular sifilis apabila melakukan kontak seksual dengan pengidap. Selain kontak seksual, infeksi ini menyebar dengan cepat melalui kontak selaput lendir dari luka sifilis saat berhubungan seksual maupun kontak dengan kulit pengidapnya.
Untuk kasus yang lebih sedikit, infeksi ini dapat menyebar melalui kontak langsung seperti saat berciuman. Oleh karena itu dengan karakteristik penyakit yang menular ini, lokasi organ yang terinfeksi cakupannya akan jauh lebih luas. Jadi bukan satu hal yang mustahil apabila menemui kasus infeksi sifilis pada organ mata.
ADVERTISEMENT

Pengertian

Sifilis okuler merupakan salah satu sifilis yang menginfeksi organ mata baik menyertakan gejala ataupun tidak. Sifilis okuler disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang tidak terobati. Kasus sifilis okuler jauh lebih rendah dibandingkan kasus sifilis secara umum. Laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki (LSL) dan pasien infeksi HIV cenderung mendominasi angka kasus tersebut. Jadi variasi penyakit pada mata sebenarnya tidak hanya sebatas pada katarak, miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), bintit dan belek.

Pratinjau

Dilansir dari laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Tahun 2022, sifilis di kelompokkan menjadi dua yaitu sifilis didapat dan sifilis kongenital. Sifilis yang terdiri atas stadium primer, stadium sekunder, waktu antara stadium sekunder dan tersier (periode laten) dan stadium tersier termasuk ke dalam kategori sifilis didapat. Sedangkan sifilis kongenital yaitu sifilis dari ibu hamil yang ditularkan kepada bayinya lewat plasenta.
ADVERTISEMENT
Kasus sifilis pada mata termasuk ke dalam kategori sifilis didapat, ditinjau dari gejala yang umumnya terjadi saat mencapai stadium tersier yaitu peradangan pada mata, kerusakan sel saraf pada otak bahkan dapat menyebabkan kebutaan, ini terealisasikan 10-30 tahun setelah infeksi pertama.

Gejala

Gejala awal yang harus diwaspadai adalah munculnya tanda-tanda ketidaknormalan pada mata seperti meningkatnya sensitivitas mata terhadap cahaya, penglihatan buram, mata merah dan terasa nyeri dengan atau tidak disertai luka kulit. Kebanyakan pengidap menganggap gejala awal ini sama halnya dengan kondisi kesehatan lain.
Sifilis okuler tidak dapat terlihat dan terasa pada periode laten. Orang dengan gejala awal namun tidak menyadari, akibatnya sifilis akan bertahan di tubuhnya selama bertahun-tahun hingga menyebabkan masalah kesehatan yang cukup parah. Itulah mengapa penting bagi orang dengan gejala awal untuk segera memeriksakan dirinya ke dokter spesialis mata jika mengalami salah satu keluhan tersebut. Dokter akan menyarankan untuk melakukan tes darah guna mengetahui apakah sifilis terdeteksi di dalam tubuhnya atau tidak.
ADVERTISEMENT

Pengobatan

Walaupun risiko penularan cukup tinggi, dengan melakukan konsultasi medis sifilis okuler masih dapat tersembuhkan. Sifilis okuler dapat dicegah melalui proses pengobatan lebih awal yaitu dengan pemberian antibiotik. Bakteri Treponema pallidum sangat peka terhadap antibiotik terutama penisilin. Pemberian penisilin merupakan pengobatan paling efektif untuk sifilis okuler. Penisilin merupakan salah satu predator bakteri yang bekerja menghambat bakteri tersebut membentuk organel sel baru yang mampu membuatnya lebih kebal terhadap imunitas tubuh inangnya.
Perlu dipahami bahwa variasi zat yang mampu merangsang imunitas untuk mengaktifkan antibodi berupa suatu protein yang terduga mengenai paparan pada permukaan inangnya, besar kemungkinan akan berkontribusi terhadap penghindaran kekebalan. Untuk area sekitar mata yang sudah mengalami peradangan, dokter akan menganjurkan penisilin sebagai salah satu terapi. Untuk pengidap yang memiliki riwayat alergi terhadap penisilin maka akan diganti dengan steroid oral atau topikal untuk meredakan rasa sakitnya.
ADVERTISEMENT

Pencegahan

Belum ada vaksin khusus untuk mencegah sifilis okuler. Pencegahan dini yang bisa dilakukan untuk saat ini adalah hidup bersih dan mengedepankan norma
Pexels.com
, bergaul di lingkungan yang sehat, menghindari seks berisiko dan tidak berganti-ganti pasangan seks serta menghindari penggunaan jarum suntik bekas pakai.