Konten dari Pengguna

K-Pop di Indonesia: Baik atau Buruk?

Anya Arisanti
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Udayana
21 Oktober 2024 17:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anya Arisanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seperti yang kita ketahui, K-pop telah mendominasi secara mendunia. Industri musik K-Pop telah berhasil merambah ke berbagai belahan dunia, termasuk ke tanah air kita tercinta, Indonesia. Dilaporkan oleh Good Stats, Indonesia menduduki posisi pertama di kategori jumlah penggemar atau fans K-Pop terbanyak di dunia pada tahun 2021. Selain itu, Indonesia menjadi salah satu negara dengan potensi pasar raksasa bagi K-Pop. Seluruh produk industri K-Pop selalu laris manis di Indonesia. Namun, dampak-dampak apa saja yang dihasilkan dari kondisi ini? Simak artikel di bawah ini!
ENHYPEN (Sumber : dok. HYBE/Belift Lab)
Apa itu K-Pop?
ADVERTISEMENT
Sebelum membahas cinta, konsumsi dan pengaruh budaya K-Pop di Indonesia, mari kita bahas apa sebenarnya K-Pop itu. K-Pop adalah singkatan dari Korean Pop, yaitu jenis musik yang berbeda dengan genre musik lainnya yang dimana lagu-lagunya sebagian besar menggunakan bahasa Korea dan genrenya bervariasi, tidak hanya pop. K-Pop identik dengan sekelompok idol boygroup atau girlgroup, seperti BTS, BLACKPINK, TWICE, ENHYPEN, AESPA dan masih banyak lagi yang berada di bawah naungan agensi korea. Selain musik-musik mereka, visual, dance, vokal, kostum dan konsep dari grup-grup tersebut juga menjadi faktor yang membuat fans menggemari mereka. Setiap boygroup dan girlgroup akan memberikan nama kepada komunitas penggemar mereka atau yang kita kenal dengan fandom, dan penggemar-penggemar ini mayoritas merupakan kalangan remaja.
ADVERTISEMENT
Cinta terhadap K-Pop Menghasilkan Dampak Positif
Penggemar Indonesia sangat menyukai budaya Korea. Dikarenakan mereka sering menonton konten idol mereka, mereka pun mengadopsi gaya hidup, budaya dan bahasa Korea. Fenomena ini menunjukkan betapa kuatnya daya tarik K-Pop di kalangan anak muda. Mereka sering menggunakan istilah-istilah dalam bahasa Korea seperti "jinjja", "annyeonghaseyo", "saranghaeyo" dan masih banyak lagi dalam suatu interaksi. Selain itu, para penggemar Indonesia mengambil gaya make-up dan fashion ala idola K-Pop sebagai inspirasi mereka.
Dari sisi positif, K-Pop telah memperkenalkan budaya Korea kepada masyarakat Indonesia. Banyak penggemar yang mulai mempelajari bahasa korea dan tertarik untuk memahami kebudayaan Korea. Hal ini dapat membuka peluang karir baru seperti di industri hiburan dan tenaga penerjemahan. Selain itu, konten-konten idol K-Pop dapat menjadi sarana hiburan yang menarik dan variatif untuk menemani dan menghibur para penggemarnya. Contoh-contoh kontennya adalah video musik comeback, video tiktok, variety show, dan yang lainnya. Adapun aplikasi yang memudahkan penggemar untuk berinteraksi langsung dengan idol mereka secara online. Dengan demikian, para penggemar akan merasa terhibur melalui media-media tersebut.
ADVERTISEMENT
Pengaruh Industri K-Pop: Konsumerisme dan Fanatisme
Namun, di balik cinta yang mendalam terhadap K-Pop, ada isu serius mengenai konsumsi produk industri yang berlebihan. Obsesi terhadap idol K-Pop dapat menyebabkan fans mengabaikan tanggung jawab sosial dan akademis mereka. Banyak penggemar, khususnya remaja yang statusnya pelajar, rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk membeli produk-produk industri K-Pop, seperti merchandise atau membeli tiket konser yang bahkan diadakan di luar kota tempat tinggal mereka. Jadi, di luar membeli tiket konser, mereka juga harus membeli tiket pesawat dan kamar hotel apabila konsernya diadakan di luar daerah tempat tinggal mereka. Hal ini mengarah pada perilaku konsumtif yang tidak sehat.
Dampak lain dari fanatisme adalah menggemari idol secara berlebihan dapat memicu masalah kesehatan mental. Para agensi K-Pop akan terus menerus menunggah konten idol yang jumlahnya banyak secara rutin. Hal ini dapat memicu tekanan untuk selalu mengikuti tren terbaru idol mereka dan sering kali menyebabkan stres, kecemasan dan melupakan kehidupan nyata mereka. Adapun kasus yang dimana para penggemar meniru penampilan idol mereka dan hal ini dapat menyebabkan kehilangan jati diri mereka.
ADVERTISEMENT
Pengaruh Budaya Korea terhadap Budaya Indonesia
Tak kalah penting, pengadopsian budaya Korea dapat membuat budaya Indonesia dilupakan begitu saja. Para remaja Indonesia yang menyukai K-Pop cenderung lebih tertarik dengan tarian dan musik K-Pop dibanding dengan tarian dan musik tradisional daerah mereka. Jika kondisi ini tidak segera diatasi, maka nilai-nilai tradisional Indonesia akan tergerus dan berpotensi untuk mengurangi apresiasi terhadap seni dan tradisi budaya Indonesia.
K-Pop di Indonesia: Baik atau Buruk?
K-Pop telah memberikan hal-hal positif bagi penggemarnya, terutama dalam dunia hiburan. Namun, dalam era sekarang, konsumerisasi terhadap industri K-Pop sulit dihindari. Untuk menghadapi fenomena ini, penting bagi penggemar untuk membatasi konsumsi produk-produk industri K-Pop untuk mencegah perilaku konsumtif yang tidak sehat. Para penggemar juga diharapkan untuk tidak melupakan ada kehidupan nyata yang harus mereka jalani selain menjadi penggemar idol mereka. Selain itu, menemukan keseimbangan antara cinta terhadap musik dan budaya Korea dengan pelestarian terhadap budaya kita sendiri, juga menjadi solusi lain pelestarian budaya Indonesia. Pendidikan tentang nilai-nilai budaya Indonesia juga harus diperkuat agar generasi muda dapat memahami pentingnya untuk melestarikan budaya sendiri. Maka dari itu, menjadi penggemar K-Pop bukanlah hal yang buruk. Hanya saja diperlukannya kesadaran untuk membatasi konsumsi produk-produk K-Pop, kesadaran akan kehidupan realita dan kesadaran untuk mengimbangi budaya asing sambil melestarikan budaya Indonesia.
ADVERTISEMENT