Konten dari Pengguna

SUNDARA: Sosialisasi Stunting dan Bermain Gembira

Giorgio Adolfo Frederico Mentansan
Mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Udayana
9 Desember 2024 17:12 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Giorgio Adolfo Frederico Mentansan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar 1. Foto kegiatan SUNDARA: Sosialisasi Stunting dan Bermain Gembira (sumber: Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1. Foto kegiatan SUNDARA: Sosialisasi Stunting dan Bermain Gembira (sumber: Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, tantangan dalam menjaga kesehatan masyarakat dan melestarikan budaya lokal semakin kompleks. Perubahan gaya hidup dan kemajuan teknologi sering kali menggeser perhatian masyarakat dari nilai-nilai tradisional yang telah lama dijaga. Di sisi lain, tantangan seperti masalah kesehatan anak, khususnya stunting, terus menjadi perhatian serius di berbagai daerah. Pentingnya keseimbangan antara kemajuan teknologi, kesadaran kesehatan, dan pelestarian budaya menjadi hal yang mendesak untuk diwujudkan demi menciptakan masyarakat yang sehat, sejahtera, dan berakar kuat pada kearifan lokal.
ADVERTISEMENT
LATAR BELAKANG PENGABDIAN
Gambar 2. Foto kegiatan survey Ton 7 Bali bersama Kepala Desa Nyalian, Bapak Cokorda Gede Agung Mahaputra (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Berdasarkan hasil survei dan diskusi dengan Sekretaris Desa Nyalian, Bapak I Wayan Radin, dan Kepala Desa Nyalian, Bapak Cokorda Gede Agung Mahaputra, masalah utama di desa ini adalah tingginya angka stunting pada anak-anak dan kecenderungan mereka yang berfokus pada penggunaan gadget. Stunting mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak, sementara penggunaan gadget berisiko mengurangi minat pada permainan tradisional Bali yang kaya akan nilai edukasi. Untuk mengatasi tantangan ini, Ton 7 Bali dari FISIP Universitas Udayana melaksanakan program pengabdian masyarakat "SUNDARA" untuk memberikan edukasi pencegahan stunting kepada ibu-ibu dan melestarikan permainan tradisional Bali bagi anak-anak. Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan gizi yang baik dan melestarikan budaya lokal.
ADVERTISEMENT
Nama SUNDARA berasal dari gabungan dua inti kegiatan dalam program ini, yaitu sosialisasi stunting dan permainan tradisional. Filosofi dibalik nama ini adalah menciptakan kebahagiaan sekaligus kesadaran, baik keharmonisan dalam aspek kesehatan maupun budaya.
RANGKAIAN PENGABDIAN
Sundara dilaksanakan pada hari Minggu, 24 November 2024 bertempat di Balai Banjar Tegalwangi, Desa Nyalian, Klungkung. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu hari dan terbagi menjadi dua kegiatan utama yaitu:
Rangkaian kegiatan SUNDARA dimulai dengan kehadiran tamu undangan yang terdiri dari Sekretaris Desa Nyalian, Kelian Banjar Tegalwangi, Kelian Dinas Tegalwangi, Kelian Banjar Adat, Bendesa Adat Tegalwangi, perwakilan BEM FISIP Universitas Udayana, perwakilan SOSCAMP, serta narasumber utama, dr. I Gusti Agung Ayu Manik Purnamawati.
ADVERTISEMENT
Acara dibuka secara resmi dengan beberapa sambutan dari Ketua Panitia, Ketua SOSCAMP, Ketua BEM FISIP, dan Sekretaris Desa yang mewakili Kepala Desa Nyalian. Sebagai tanda dimulainya kegiatan, dilakukan pemukulan gong sebanyak tiga kali. Panitia juga memberikan kenang-kenangan berupa sertifikat dan bingkai berisi foto Ton 7 di Desa Nyalian kepada para tamu undangan sebagai simbol penghargaan dan kenangan atas dukungan mereka.
Setelah pembukaan, sesi sosialisasi dimulai dengan paparan selama 30 menit oleh narasumber, dr. I Gusti Agung Ayu Manik Purnamawati. Narasumber memberikan informasi komprehensif tentang stunting, penyebabnya, dan langkah-langkah pencegahannya. Selanjutnya, para ibu-ibu Desa Nyalian diajak untuk menuliskan keluh kesah mereka dalam membesarkan anak-anak mereka, yang kemudian dijadikan bahan diskusi bersama.
ADVERTISEMENT
Sesi dilanjutkan dengan pembahasan dua solusi utama berdasarkan keluh kesah yang disampaikan. Narasumber juga memberikan tips praktis terkait perkembangan anak untuk membantu para ibu menerapkan pola asuh yang lebih baik di rumah. Sebagai bentuk penghargaan, narasumber menerima kenang-kenangan dari panitia atas kontribusinya dalam kegiatan ini.
Setelah sosialisasi, acara berlanjut dengan sesi Bermain Gembira. Anak-anak desa dibagi menjadi enam kelompok, masing-masing terdiri dari 5–6 anak. Mereka diajak bermain permainan tradisional Bali seperti curik-curik dan diakhiri dengan kompetisi tebak lagu tradisional Bali untuk menentukan juara 1, 2, dan 3. Pemenang kompetisi menerima hadiah menarik, dan semua anak-anak mendapatkan snack sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan suasana penuh keceriaan, di mana interaksi antara panitia, peserta, dan anak-anak menciptakan kenangan indah yang akan selalu diingat.
ADVERTISEMENT
HASIL DAN DAMPAK DARI PENGABDIAN
Hasil:
Kegiatan SUNDARA berhasil menarik perhatian ibu-ibu Desa Nyalian, terutama dalam sesi penulisan keluh kesah yang memberikan ruang personal untuk menyampaikan permasalahan. Keterlibatan anak-anak dalam permainan tradisional Bali, seperti curik-curik dan tebak lagu, menunjukkan antusiasme tinggi. Anak-anak juga berbagi cita-cita mereka, mencerminkan harapan dan ambisi untuk masa depan yang lebih baik.
Dampak:
Diharapkan tingkat stunting di Desa Nyalian dapat berkurang melalui peningkatan kesadaran ibu-ibu tentang pentingnya gizi. Keberhasilan dapat dilihat dari:
Keberlanjutan dampak sosialisasi ini diharapkan menjadi langkah awal untuk mengurangi angka stunting dan meningkatkan pola makan serta asuh yang sehat di desa tersebut.
ADVERTISEMENT
PENUTUP
SUNDARA adalah bukti dari semangat pemuda-pemudi untuk mengabdi pada masyarakat. Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya belajar menjadi agen perubahan, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat. Semoga semangat ini terus berlanjut dan menginspirasi generasi muda untuk berkontribusi sebagai agen perubahan dalam memajukan bangsa.
REFERENSI