Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kurangnya Kesiapan Indonesia Untuk Memiliki Sektor Semikonduktor
3 September 2024 10:43 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Farrel Dwi Lasso tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kurangnya kesiapan Indonesia dalam industri semikonduktor terlihat dari keputusan NVIDIA yang memilih tidak membangun pabrik di negara ini. NVIDIA, perusahaan teknologi terkemuka yang dikenal dengan produk-produk berkualitas tinggi di bidang AI dan semikonduktor, seperti kartu grafis komputer dan microchip, lebih memilih Vietnam sebagai lokasi pabrik semikonduktor mereka. Meski NVIDIA berencana membangun pusat AI di Indonesia, mereka memutuskan tidak membangun pabrik semikonduktor di sini.
ADVERTISEMENT
Kenapa NVIDIA lebih memilih Vietnam?
Alasan NVIDIA lebih memilih Vietnam adalah karena Vietnam menawarkan fasilitas yang lebih menggiur untuk pengembangan industri semikonduktor, termasuk kemitraan strategis dengan perusahaan lokal seperti FPT, yang merupakan perusahaan layanan teknologi informasi terbesar di Vietnam.
FPT telah menjalin kemitraan strategi dengan NVIDIA untuk membangun pabrik AI senilai $200 juta dengan teknologi dari NVIDIA. Pembangunan ini memiliki tujuan untuk mengempangan platform dan aplikasi AI, serta memasukkan program NVIDIA dalam kurikulum pendidikan untuk meningkatkan sumber daya manusia berteknologi tinggi di Vietnam.
Vietnam juga menawarkan infrastruktur yang lebih baik dan kebijakan investasi yang lebih menggiurkan bagi perusahaan teknologi besar, seperti NVIDIA. Karena itu, NVIDIA telah menginvestasikan sekitar $250 juta di Vietnam, yang menunjukkan keinginan mereka untuk adanya sektor semikonduktor di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki sumber daya manusia yang cukup di bidang teknologi, tetapi NVIDIA lebih memilih untuk membangun pusat AI di Solo karena lokasi ini sudah siap dengan infrastruktur 5G yang bagus. Namun, pabrik semikonduktor lebih memerlukan sumber daya manusia yang lebih spesifik dan luas.
Di sisi lain, Indonesia sebenarnya memiliki potensi sumber daya manusia di bidang teknologi, namun infrastruktur dan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung industri semikonduktor belum memadai. Pabrik semikonduktor membutuhkan sumber daya manusia dengan keahlian yang sangat spesifik dan dukungan infrastruktur yang canggih, seperti yang dimiliki oleh Vietnam. Kekurangan ini diperparah dengan penutupan pabrik semikonduktor PT Sanmina-SCI di Indonesia, yang menyebabkan hilangnya basis industri dan keahlian lokal yang esensial untuk memulai kembali sektor microchip. Akibatnya, Indonesia saat ini sangat bergantung pada impor komponen semikonduktor.
NVIDIA tidak memasukkan pabrik di Indonesia karena infrastruktur dan kebijakan investasi yang lebih mendukung di Vietnam. Mereka juga telah menjalin kemitraan strategis dengan FPT dan telah menginvestasikan banyak di Vietnam. Sumber daya manusia di Indonesia juga tidak sepenuhnya siap untuk mendukung pengembangan industri semikonduktor secara besar-besaran.
ADVERTISEMENT
Karena itulah NVIDIA tidak memasukkan pabrik semikonduktor di Indonesia, melainkan mendirikan pabrik di Vietnam karena alasan - alasan yang membuat berinvestasi di vietnam lebih menguntungkan NVIDIA.
Untuk meningkatkan kemampuan Indonesia dalam industri semikonduktor, pemerintah perlu meningkatkan infrastruktur dan kebijakan investasi yang mendukung. Selain itu, perlu juga dilakukan upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia yang spesifik dan luas untuk mendukung pengembangan industri semikonduktor. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi lebih kompetitif dalam industri ini dan menerima investasi besar-besaran dari perusahaan teknologi raksasa seperti NVIDIA.