Konten dari Pengguna

Hubungan Otak dengan Alam Semesta

Ivanda Aulia Rahma
Mahasiswa aktif semester 2 di UIN Syarif Hidayatullah jakarta
1 Juli 2024 17:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ivanda Aulia Rahma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alam (sumber: https://pixabay.com/id/)
zoom-in-whitePerbesar
Alam (sumber: https://pixabay.com/id/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Otak manusia, dengan kompleksitas dan misterinya, terdiri dari jutaan sel yang fundamental untuk fungsi tubuh dan proses kognitif. Di dalam setiap sel otak, terdapat protoplasma yang kaya akan air, menjadi pusat kehidupan seluler. Protoplasma ini bukan hanya memberikan struktur dan volume pada sel, tetapi juga menjadi medium vital bagi reaksi kimia dan proses biokimia yang mendukung fungsi otak secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Kandungan air yang tinggi dalam protoplasma memainkan peran krusial dalam menjaga hidrasi sel otak, serta mendukung transmisi sinyal listrik dan proses energi yang esensial untuk aktivitas neuron. Dalam konteks ini, protoplasma dapat dipandang sebagai cairan kental yang mengisi sel otak, memberikan stabilitas lingkungan yang mendukung aktivitas seluler yang kompleks.
Dr. Masaru Emoto, melalui penelitiannya tentang struktur molekul air, menemukan bahwa air dapat merespon terhadap vibrasi emosional dan lingkungan sekitarnya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa air yang terpapar oleh kata-kata atau musik positif membentuk kristal yang indah dan simetris, sementara paparan negatif menghasilkan kristal yang tidak beraturan dan kacau.
Penemuan ini menghubungkan secara langsung dengan protoplasma dalam otak manusia yang sebagian besar terdiri dari air. Dengan kata lain, lingkungan emosional yang dikenakan pada seseorang dapat mempengaruhi struktur air dalam protoplasma sel otak mereka. Paparan terhadap kata-kata positif dan lingkungan yang mendukung dapat meningkatkan efisiensi proses biokimia dalam otak, sedangkan lingkungan negatif dapat mengganggu keseimbangan air dalam protoplasma, berpotensi mengakibatkan stres oksidatif dan gangguan fungsi otak.
ADVERTISEMENT
Artikel ini tidak hanya menggarisbawahi pentingnya aspek fisik, seperti komposisi air dalam protoplasma, tetapi juga menyoroti dampak signifikan dari faktor emosional terhadap kesehatan dan fungsi otak manusia secara keseluruhan. Dengan demikian, mempertahankan lingkungan emosional yang positif menjadi kunci untuk mendukung kesehatan otak yang optimal melalui pengaruhnya terhadap protoplasma dan struktur air di dalamnya.