Konten dari Pengguna

5 Potret Surabaya Tempo Doeloe: Melirik Lagi Kehidupan 1900-an

99.co Indonesia
The biggest property portals and fast-growing start up in Indonesia. Our mission is to help 600 Million People in SEA to find their Ideal home.
29 Mei 2019 14:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari 99.co Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Surabaya merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Timur. Salah satu kota di Indonesia yang pesat berkembang, Surabaya menjadi salah satu kota tujuan urbanisasi favorit di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari maraknya bisnis kosan di Surabaya yang menarget para pendatang yang mencari hunian sementara tersebut.
ADVERTISEMENT
Tidak heran, Surabaya sudah terkenal semenjak tahun 1920-an, ketika Indonesia masih ada di bawah tangan Belanda. Belanda memiliki arsip lengkap tentang Indonesia. Termasuk ke dalamnya adalah foto-foto Surabaya tempo dulu yang diterbitkan oleh KITLV, sebuah media perpustakaan digital Belanda.
Sambil menikmati betapa majunya kota Surabaya saat ini, yuk, kita lirik lagi kehidupan Surabaya di tahun 1900-an!

#1 Pemandangan Alun-alun Contong Tahun 1928

Saat mendengar nama alun-alun Contong, tak banyak orang yang tahu bahkan orang Surabaya sekalipun belum tentu tahu di mana letak daerah ini.
Pasalnya nama Contong sudah sejak lama tidak digunakan lagi kini alun-alun ini dikenal dengan sebutan Baliwerti. Letaknya berada di dekat pertemuan antara Jalan Pahlawan dan Jalan Kramat Gantung, tak jauh dari Tugu Pahlawan.
ADVERTISEMENT
Nama Contong diambil dari betuk alun-alun ini yang berbentuk kerucut. Tempat ini juga menjadi salah satu saksi bisu hebatnya peperangan pada masa revolusi kemerdekaan tahun 1945.
Foto yang ditampilkan tersebut diambil tahun 1928 ketika keadaannya masih bagus dan belum rusak. Tugu putih yang ada di tengah alun-alun tersebut dibangun untuk mengenang seorang warga negara Jerman yang berjasa kepada Belanda.

#2 Kali Pegirian Surabaya Tahun 1920

Kali Pegirian berada di Kelurahan Pegirian, Kecamatan Semampir. Ini merupakan sungai vital di Surabaya yang pertama sebelum kanal Kalimas dibuka.
Kali Pegirian adalah salah satu anak sungai Kalimas yang membelah kota Surabaya dari utara ke selatan. Di sungai ini dulunya terdapat pelabuhan kuno Surabaya sekaligus menjadi perlintasan perahu dagang dari dan menuju pedalaman Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Melihat kondisi Kali Pegirian saat ini sungguh bertolak belakang dengan kondisinya zaman dahulu.
Dalam foto tersebut yang diambil tahun 1920 nampak sungai masih terawat dengan baik bahkan air sungainya dapat digunakan untuk mandi karena masih jernih dan belum tercemar.
Buktinya dalam foto tersebut terdapat undak-undakan yaang digunakan untuk mencuci baju dan segala aktivitas warga lainnya.

#3 Jembatan Merah Tahun 1920-an

Siapa yang tak kenal dengan salah satu monumen bersejarah kota Surabaya ini. Adalah Jembatan Merah yang sudah ada sejak zaman VOC hingga kini bentuknya tetap terjaga seperti dahulu hanya ada sedikit perubahan pada pagar pembatasnya saja.
Jembatan Merah ini juga sempat dijadikan judul lagu oleh seorang musisi terkenal Gesang. Zaman dahulu keberadaan jembatan ini dianggap sangat penting sebagai sarana menuju Gedung Karesidenan Surabaya melewati Kalimas.
ADVERTISEMENT
Foto yang ditampilakan tersebut menggambarkan suasana di Jembatan Merah Surabaya sekitar tahun 1920-an. Dalam foto tersebut nampak pula tulisan yang menunjukkan letak gedung Algemeene atau sekarang terkenal dengan nama Gedung Singa yang ada di jalan Kalimas.
Kalimas sendiri merupakan sebuah sungaipecahan dari Sungai Brantas yang mengalir ke arah timur laut dan bermuara di Surabaya. Dahulu sungai ini menjadi pusat niaga yang sangat ramai.

#4 Kawasan Tunjungan Tahun 1930-an

Masih ingat dengan lagu daerah Jawa Timur berjudul “Rek Ayo Rek”? Lagu itu menceritakan sebuah daerah di Surabaya yaitu Tunjungan.
Nah bisa dibayangkan jika kawasan Tunjungan itu memang sudah terkenal sejak zaman dahulu bahkan jauh sebelum lagu ini ada. Pengen tahu buktinya, lihat foto Tanjungan di bawah ini.
ADVERTISEMENT
Kawasan di sepanjang jalan Tunjungan memang terkenal sebagai salah satu pusat keramaian di Surabaya. Di salah satu sisinya terdapat Tunjungan Plaza yang menjadi landmark belanja kota pahlawan ini.
Foto yang ditempilkan tersebut diambil tahun 1930-an, bahkan pada saat itu kawasan ini sudah sangat ramai. Foto tersebut diambil di pertigaan antara Jalan Tunjungan dengan Jalan Embong Malang.

#5 Pintu Air Gubeng Tempo Dulu

Di sepanjang aliran Kalimas terdapat tiga pintu air yang salah satunya adalah pintu air Gubeng. Seperti diketahui Kalimas merupakan akses menuju daerah di Jawa Timur pedalaman pada zaman dahulu.
Namun demikian saat musim hujan, Kalimas sering meluber dan membanjiri kota Surabaya sehingga pemerintah Belanda memutuskan untuk membangun pintu air untuk menjinakkan arus Kalimas.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, dibangunlah pintu air Gubeng ini. Proyek ini pintu air Gubeng ini merupakan sytem canggih dari pengaturan lalu lintas air jaman dahulu.
Gila, di bawah pemerintahan Belanda maupun Indonesia, Surabaya ini memang kota yang cemerlang, ya!