10 Petani Tebu Berkaos #2018GantiMendag Temui KSP

16 Oktober 2018 12:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani Tebu demo di depan Istana Merdeka, Selasa (16/10/2018). (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petani Tebu demo di depan Istana Merdeka, Selasa (16/10/2018). (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah berdemo menolak impor gula selama 2,5 jam sejak pukul 09.30 WIB di depan Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, perwakilan petani tebu diminta masuk ke dalam Istana. Mereka akan bertemu dengan salah satu deputi dari Kantor Staf Presiden (KSP).
ADVERTISEMENT
Ada 10 petani tebu yang diminta masuk ke dalam KSP. Para petani tersebut terlihat menggunakan kaos #2018GantiMendag. Menurut Ketua Umum Soemitro Samadikoen, ada alasan kenapa mereka menggunakan kaos #2018GantiMendag.
"Ganti menteri perdagangan sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap banjirnya impor gula," kata Soemitro di depan Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/10).
"Unjuk rasa petani tebu se-Indonesia akan dilakukan 3 hari berturut-turut dimulai hari ini tanggal 16-18 Oktober 2018 di Istana Merdeka. Diikuti sebanyak 300 orang dari Jabar, Jateng, Jatim, dan DIY," lanjut dia.
Petani tebu yang tergabung dalam APTRI menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Petani tebu yang tergabung dalam APTRI menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka. (Foto: Dok. Istimewa)
Selain itu, Soemitro menuturkan ada 3 tuntutan petani tebu untuk pemerintah. Yang pertama mereka meminta agar pemerintah menghentikan impor gula karena sudah kebanyakan.
Selain itu, para petani juga meminta pemerintah membeli gula yang tidak laku. Kemudian mereka meminta agar pemerintah menindak tegas pelaku rembesan gula rafinasi.
ADVERTISEMENT
"Dengan penjelasan pada tahun 2018, stok gula konsumsi surplus 2,4 juta ton dengan rincian stok sisa akhir tahun 2017 sebesar 1 juta ton, rembesan gula rafinasi tahun 2018 sebesar 800 ribu ton," ucap Soemitro.
"Komitmen pemerintah akan membeli gula tani 600 ribu ton melalui Bulog dengan harga Rp 9.700 per kilo ternyata hanya angin surga. Bulog hanya membeli sekitar 100 ribu ton saja. Sehingga sebagian petani terpaksa menjual gua dengan harga di bawah Rp 9.000 per kilo," tuturnya.