4 Direksi Baru AJB Bumiputera Akan Diangkat November 2018

27 Oktober 2018 11:35 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera. (Foto: Fatima El-Kareem/REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera. (Foto: Fatima El-Kareem/REUTERS)
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengonfirmasi adanya empat direksi baru di Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera. Keempat orang direksi tersebut rencananya akan diangkat pada November 2018.
ADVERTISEMENT
Empat orang tersebut yakni Sutikno Sjarif, Yusuf Budi Baik, Dena Chaerudin, dan Sri Rahayu. Adapun Sutikno, Budi, dan Sri berasal dari PT Zurich Insurance Indonesia, sedangkan Dena berasal dari internal AJB Bumiputera.
"AJB Bumiputera sekarang yang masuk ada empat orang manajemen. Ada Sutikno Sjarif, Yusuf Budi Baik, Dena Chaerudin, ini (Dena) yang dari internal AJBB, dan Sri Rahayu. Sisanya dari Zurich," ujar Kepala Eksekutif Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Riswinandi kepada sejumlah media di Hotel Hilton, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (27/10).
Pengelola skema penguatan AJB Bumiputera  (Foto:  Edy Sofyan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengelola skema penguatan AJB Bumiputera (Foto: Edy Sofyan)
Selain itu, Riswinandi juga mengatakan, nantinya akan ada tiga komisaris AJB Bumiputera, di mana satu orang nantinya berasal dari Badan Perwakilan Anggota (BPA).
"Komisaris memang baru satu. Rencananya ada tiga komisaris. Yang satu perwakilan BPA karena selama ini yang menyeleksi kan BPA," katanya.
ADVERTISEMENT
AJB Bumiputera sempat vakum menjual polis asuransi baru selama 1,5 tahun seiring berjalannya skema restrukturisasi kompleks yang melibatkan perusahaan cangkang PT Evergreen Invesco Tbk dan pengoperasian PT Asuransi Jiwa Bumiputera dan masuknya konsorsium investor Eric Thohir CS. Belakangan, skema restrukturisasi tersebut dibatalkan dan Bumiputera kembali beroperasi normal mulai Maret tahun ini.
Berdasarkan hitung-hitungan yang sempat dilansir Pengelola Statuter pada 2016 lalu, defisit keuangan Bumiputera pada periode 2017-2021 berkisar Rp 2,1-2,5 triliun per tahun. Angka tersebut dengan memperhitungkan klaim jatuh tempo.