51 Persen Masyarakat Indonesia Belum Tersentuh Layanan Perbankan

21 Januari 2019 20:07 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-mulai menabung dari sekarang (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-mulai menabung dari sekarang (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia yang telah terhubung dengan layanan keuangan atau inklusi keuangan baru mencapai 49 persen. Artinya 51 persen masyarakat Indonesia belum tersambung layanan perbankan. Untuk tahun ini, pemerintah menargetkan sebanyak 75 persen penduduk Indonesia telah terlayani produk dan jasa keuangan.
ADVERTISEMENT
Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sarjito optimistis target 75 persen tersebut akan tercapai. Sebab pihaknya bersama dengan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan menggalakkan gerakan hari menabung nasional.
Dia menuturkan, gerakan tersebut hampir sama dengan yang telah dilakukan pemerintah pada 1971, berupa Tabungan Pembangunan Nasional (Tabanas) dan Tabungan Asuransi Berjangka (Taska).
"Yang paling penting, rencananya ada hari Indonesia Menabung. Jadi kita memang harus budayakan. Dulu ada Taska ada Tabanas, sekarang kita akan berlakukan seperti itu lagi. Nanti bentuknya Keppres (Keputusan Presiden), Insya Allah," ujar Sarjito di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (21/1).
Ilustrasi gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (Foto: Anggi Dwiky Darmawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (Foto: Anggi Dwiky Darmawan/kumparan)
Dalam gerakan Indonesia Menabung tersebut, nantinya para pelajar dan mahasiswa akan diwajibkan untuk memiliki rekening di bank. Dia melanjutkan, Keppres mengenai Indonesia Menabung tersebut akan diterbitkan pada Agustus 2019.
ADVERTISEMENT
"Rencananya di bulan Agustus. Kami akan proses itu secara masif, jadi kami sampaikan juga bahwa tim percepatan akses keuangan daerah supaya nanti daerah-daerah itu bisa ngerti potensi daerahnya apa," tambahnya.