60 Persen Komponen Pesawat N219 Akan Dibuat di Dalam Negeri

12 September 2018 18:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat N219 uji coba terbang hari ini (Foto: Twitter)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat N219 uji coba terbang hari ini (Foto: Twitter)
ADVERTISEMENT
Optimisme PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memasuki pasar komersial tampak pada munculnya produk terbaru mereka, pesawat N219 Nurtanio. Pesawat ini direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT
“Setelah selama ini kita menghasilkan produk-produk militer, seperti helikopter, kali ini kita akan jajaki pasar komersial dengan meluncurkan N219 ini. Ini pesawat desain anak bangsa," kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro saat ditemui di Hanggar Rotary Wing, Kawasan Produksi II PT DI di Bandung, Rabu (12/9).
Pesawat N219 ini diketahui memiliki beberapa keunggulan, yaitu memiliki kabin terluas di kelasnya dan serba guna karena bisa digunakan untuk pengangkutan barang, memiliki teknologi multihop capability fuel tank yang membuat pesawat tidak perlu melakukan pengisian ulang saat hendak terbang ke rute selanjutnya.
Selain itu, N219 memiliki nose landing gear dan main landing gear yang bisa memudahkan pesawat landing di landasan yang tidak beraspal sekalipun, desainnya sesuai untuk angkutan di wilayah perintis dengan teknologi short take of landing dan mudah dioperasikan.
ADVERTISEMENT
“Wilayah-wilayah perintis dengan adanya pesawat ini jadi bisa semakin fleksibel pergerakannya. Selama ini, memang ada transportassi yang menjangkau ke sana, tapi kan pergerakannya lambat,” katanya.
Pesawat N219. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat N219. (Foto: Wikimedia Commons)
Dengan kapasitas penumpang sebanyak 19 orang, PTDI menargetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 60 persen. Target ini 20 persen lebih besar dibanding jumlah TKDN yang ada di setiap pesawat maupun helikopter buatan PTDI.
“Biasanya itu pesawat-pesawat yang kita ekspor hanya memiliki TKDN sekitar 39 sampai 40 persen. Ini yang N219 kita targetkan 60 persen, sejauh ini masih hanya sebesar 40 persen lebih TKDN-nya,” tambahnya lagi.
Diakui Elfien, masih banyak komponen pesawat terbang yang belum dapat diproduksi di Indonesia. PTDI akan mendorongnya agar TKDN pesawat N219 bisa mencapai 60 persen.
ADVERTISEMENT
“Tapi, masih cukup banyak komponen yang memang belum ditemukan di dalam negeri, namun akan kami usahakan,” pungkasnya.