7 Catatan Perbaikan untuk Pengelola MRT Jakarta

12 April 2019 17:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana uji coba publik perdana MRT Jakarta, Selasa (12/3). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana uji coba publik perdana MRT Jakarta, Selasa (12/3). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah baru saja memberi kejutan bagi masyarakat di Jakarta, yakni hadirnya Moda Raya Terpadu (MRT). Warga Jakarta antusias mencoba dan menyambut kehadiran MRT fase I rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia sepanjang 15,7 kilometer (km).
ADVERTISEMENT
Namun, di balik kecanggihan dan kemegahannya, ada 7 hal yang perlu diperhatikan untuk perbaikan ke depan. Dari pantauan kumparan, jika tujuh hal ini diperbaiki, akan membuat penggunaan MRT yang lebih optimal ke depan.
1. Suara Pemberitahuan yang Kurang Terdengar
Di dalam kereta MRT, selain tersedia petunjuk digital di dekat pintu juga ada suara yang memberitahukan posisi kereta. Persis seperti yang ada di KRL Commuter Line.
Suasana di tempat salah satu masuk Stasiun MRT. Foto: Elsa Olivi Karina/kumparan
Bedanya, di dalam MRT, suara pemberitahuan ini cukup sulit terdengar oleh para penumpang. Hal ini dikeluhkan oleh Nisa, salah seorang karyawan bank swasta di sekitar Bundaran HI. Dia mengaku kadang tidak mendengar suara pemberitahuan MRT saat sedang padat penumpang.
"Suaranya kadang kalah sama penumpang kalau lagi padat. Kan mereka pada ngobrol tuh, kadang kalah besar volumenya," katanya saat ditemui di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Jumat (12/4).
ADVERTISEMENT
2. Petunjuk Arah Pintu Keluar Stasiun Minim
Petunjuk pintu ke luar yang tersedia di Stasiun MRT Jakarta cenderung lebih minim ketimbang yang ada di luar negeri seperti Stasiun MRT Jepang.
Misalnya, informasi tentang gedung apa saja yang ada di luar pintu keluar stasiun MRT terdekat. Hal ini bisa menimbulkan kebingungan bagi para pendatang baru di Jakarta yang menggunakan MRT.
"Ini hanya tertulis pintu keluar arah Bundaran HI misalnya, saya kan enggak tahu nanti ini akan ke luar di Bundaran HI yang bagian mana. Makanya perlu penjelasan lebih detail sebenarnya," tutur Yuni, pengguna kereta MRT asal Bogor.
3. Mesin Tapping Kartu Kurang Responsif
Mesin tapping kartu di Stasiun MRT dirasa kurang bekerja dengan baik. Hal ini cukup banyak dikeluhkan para penumpang yang menggunakan layanan MRT Jakarta.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, antrean penumpang yang ingin masuk ataupun keluar mesin tap tampak menumpuk. Tak jarang, petugas tiket yang ditempatkan tampak bingung menangani situasi tersebut.
Petugas MRT bantu penumpang yang terkendala mesin tap in tap out yang kadang eror saat masuk ke Stasiun MRT. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
"Kadang uang elektroniknya harus ditekan cukup kuat baru bisa. Kadang juga enggak bisa, tapi kurang tahu kenapa," ujar salah satu petugas di Stasiun MRT ASEAN.
4. Sulit Sinyal di Stasiun
Penumpang MRT Jakarta kadang mengalami persoalan sinyal untuk stasiun yang berada di jalur bawah tanah. Hal ini membuat sejumlah penumpang harus ke luar stasiun terlebih dahulu.
Sinyal yang susah di Stasiun MRT ini juga membuat para penumpang sedikit sulit saat memesan transportasi online seperti GoJek dan Grab.
Suasana Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Senin (25/3). Foto: Darin Atiandina/kumparan
5. Jarak Peron
Jarak antara peron dengan pintu keluar MRT tergolong cukup lebar. Hal ini ditakutkan bisa membuat terjepitnya kaki penumpang.
ADVERTISEMENT
Namun, sejumlah penumpang justru tidak menyadari akan hal ini. Bahkan beberapa penumpang mengaku tidak masalah terhadap hal ini.
"Selama kita masih bisa hati-hati ya tidak masalah," jelas Nisa, salah satu penumpang MRT.
Penumpang lainnya bernama Rifky, juga tidak terlalu khawatir terhadap jarak kereta dan peron ini. Dia memang mengakui jarak peron dengan pintu masuk kereta ini cukup jauh.
"Bahayanya sih kalau ada anak-anak. Itu harus digendong kan supaya jangan jatuh," tambahnya.
Sejumlah warga antre untuk menaiki kereta MRT pada hari terakhir periode gratis di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Minggu (31/3). Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
6. Nama Stasiun ASEAN
Salah satu Stasiun MRT yakni ASEAN, sebelumnya memiliki nama Stasiun MRT Sisingamangaraja. Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan untuk mengganti nama stasiun tersebut menjadi ASEAN.
Salah satu petugas keamanan di Stasiun MRT ASEAN mengatakan penggantian nama ini dikarenakan letak stasiun yang berada di depan gedung ASEAN.
ADVERTISEMENT
"Mungkin karena itu ya, katanya sih karena dekat dengan gedung ASEAN," katanya.
7. Mesin Tap Kartu Masih Kurang
Di setiap stasiun, hanya tersedia 4 pintu masuk ke area stasiun. Dalam setiap pintu masuk, hanya ada 3 pintu elektronik untuk melayani tap kartu MRT.
Jumlah mesin tap kartu ini masih belum mampu menampung jumlah penumpang yang masuk ataupun ke luar dari stasiun MRT.
"Ini saya antre panjang, belum lagi kalau ada orang yang e-money nya tidak bisa di-tap, kan kita harus menunggu lagi," kata Shinta, penumpang MRT di Senayan.
Sedangkan penumpang lainnya, Reno, menyarankan agar jumlah mesin tap kartu ini diperbanyak, supaya tidak terjadi antrean yang panjang saat jam sibuk.
ADVERTISEMENT
"Ya harapannya diperbanyak lagi lah," tambahnya.