Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
737 MAX dan 787 Dreamliner, Pesawat Bermasalah Produksi Boeing
30 Oktober 2018 9:49 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Pesawat Boeing 737 MAX 8 ramai diperbincangkan sejak Senin (29/10) pagi usai insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di Tanjung Karawang, Jawa Barat. Boeing 737 MAX 8 merupakan jenis pesawat terbaru buatan pabrikan asal Amerika Serikat bernama Boeing Company (BA). Pesawat yang jatuh Senin kemarin juga baru dioperasikan Lion Air sejak Agustus 2018.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, pemerintah belum merilis alasan mengapa pesawat ini jatuh usai 13 menit lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, karena masih fokus mengevakuasi para korban. Tapi, cerita Boeing 737 MAX yang bermasalah bukanlah hal yang baru. Padahal, Boeing 737 MAX merupakan pesawat keluaran terbaru dan baru diserahkan kepada pemesan pertamanya di dunia sejak 16 Mei 2017.
Ditulis Reuters, Selasa (30/10), Boeing telah menghentikan uji coba pesawat jenis ini karena masalah pada mesin pada Mei 2017. Informasi itu disampaikan langsung oleh perusahaan. Boeing 737 MAX sendiri diproduksi oleh perusahaan bekerja sama dengan General Electric Co dan Safran SA.
Diakui Boeing, penundaan uji coba itu tidak akan menimbulkan masalah bagi penumpang. Sebabnya, perusahaan saat penundaan uji coba belum mengirimkan satu pun pesawat ke maskapai pemesan di seluruh dunia saat itu, termasuk Lion Air.
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Pembuat Mesin, CFM International, Jamie Jewel mengatakan Safran SA menemukan adanya masalah pada piringan logam besar yang digunakan dalam turbin bertekanan rendah di belakang mesin.
Setelah itu, ungkap Jemie, Boeing langsung melarang 21 pesawat terbaru mereka untuk terbang. Sementara Juru Bicara GE Rick Kennedy mengatakan pihaknya khawatir piringan yang dimaksud belum terpasang di mesin. Tapi menurut Jamie, tidak ada masalah dengan mesin di tubuh pesawat.
“Tidak masalah apapun terkait mesin yang ada di sana,” kata dia.
Setelah kejadian itu, kata Jamie, perusahaan membawa 30-40 mesin pesawat untuk diperiksa di antaranya di Lafayette, Indiana AS dan Villaroche di Perancis. Karena mesin bermasalah, masing-masing maskapai pemesan mengaku akan menunda penggunaan pesawat itu jika sudah tiba di negara mereka. Boeing 737 MAX 8 per unitnya dijual sebesar USD 110 juta.
ADVERTISEMENT
Boeing 787 Dreamliner Juga Bermasalah
Bukan hanya Boeing 737 MAX yang memiliki gangguan pada mesin pesawat, pendahulunya yaitu Boeing 787 Dreamliner sudah lebih dulu bermasalah. Pada Februari 2013, perusahaan mengajukan proposal rencana perbaikan baterai pesawat jenis lithium ion jet kepada Federal Aviaton Administration (FAA) untuk produk pesawat terbaru mereka.
Dalam proposal itu disebutkan, rencana perbaikan kualitas baterai pesawat karena ada insiden baterai yang dipakai itu menimbulkan panas yang luar biasa dua bulan sebelumnya. Pada saat itu, Maskapai All Nipon Airways yang membawa pesawat Boeing 787 di Boston mengalami kebakaran pada baterai mereka. Pun dengan Japan Airlines 787 di Jepang yang juga mengalami baterai sangat panas.
Usai kejadian itu, sebanyak 50 Boeing 787 Dreamliner telah dilarang terbang selama hampir lima minggu di seluruh dunia oleh FAA. Usai bertemu Boeing, pihak FAA kala itu masih meninjau isi proposal perbaikan kualitas baterai yang diusulkan perusahaan.
ADVERTISEMENT
“Keamanan publik dalam terbang adalah prioritas utama. Dan kami tidak mengizinkan 787 kembali terbang secara komersial sampai yakin keputusan yang diambil merupakan solusi tepat untuk memperbaiki kegagalan baterai tersebut,” kata perwakilan FAA.
Sementara investigasi masih berlangsung, Japan Airlines Co Ltd yang menjadi konsumen Boeing 787 Dreamliner pada awal 2014 mengalami kejadian tidak mengenakan lagi.
Dilansir Reuters, pesawat Boeing 787 Dreamliner milik Japan Airlines telah melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Narita Tokyo setelah asap putih terlihat di luar pesawat dan sel baterai tampak bocor.
Insiden itu, kata pihak Japan Airlines kala itu, karena baterai kelebihan panas pada dua pesawat yang berbeda dalam waktu kurang dari dua minggu. Insiden itu diakui menimbulkan kekhawatiran baru tentang keselamatan dan keandalan Boeing 787 hampir tepat satu tahun setelah produk mereka dilarang terbang oleh FAA karena overheating terhadap dua baterai.
ADVERTISEMENT
Japan Airlines mengatakan teknisi pemeliharaan yang berada di kokpit saat itu melihat asap putih di luar pesawat. Ketika mereka pergi ke luar pesawat, asap itu telah menyebar.
Saat kembali ke kokpit, teknisi menemukan lampu peringatan yang menunjukkan kemungkinan kesalahan dengan baterai utama dan pengisi daya. Ketika mereka memeriksa baterai, menemukan satu dari delapan sel bocor cairan.
Padahal, usai mengajukan perbaikan tahun lalu, Boeing mengatakan perubahan desain yang dibuat sudah sesuai rencana.
“Masalah yang terjadi pada Boeing 787 di Narita. tampaknya telah melibatkan ventilasi satu sel baterai. Perbaikan yang dibuat untuk sistem baterai 787 tahun lalu tampaknya telah bekerja sesuai desain,” kilah pihak Boeing.
Boeing 787 Dreamliner merupakan pesawat Boeing yang canggih, dibangun dengan bahan komposit serat karbon dan sistem listrik yang kuat untuk mengurangi berat badan dan meningkatkan efisiensi bahan bakar jet.
ADVERTISEMENT
Pesawat jet berkapasitas 250 kursi itu dijual sekitar USD 212 juta. Sejak memasuki layanan, Boeing 787 juga memiliki masalah dengan rem, saluran bahan bakar, panel listrik dan hidrolika, dan sistem lainnya.
Baru Dibuka, Saham Produsen Boeing 737 MAX Langsung Turun
Usai kejadian produk pesawatanya bermasalah, saham Boeing di pasar saham New York Stock Exchange mengalami penurunan. Saham Boeing Co. (BA) Senin (29/10) dibuka merah pada perdagangan awal pekan di bursa Amerika Serikat (AS). Pada pukul 9.51 waktu setempat, harga saham Boeing berada pada posisi USD 355,14 atau turun 3,57 poin (0,99 persen) dibandingkan saat pembukaan perdagangan. Bursa saham AS dibuka pukul 9.30 waktu setempat atau pukul 20.30 WIB.
Pada penutupan perdagangan Senin sore waktu AS, saham Boeing anjlok 23,68 poin (6,59 persen) ke posisi USD 335,59.
ADVERTISEMENT
Lion Air Pengguna Pertama Pesawat Boeing 737 MAX 8
Maskapai Lion Air tercatat sebagai maskapai pertama di dunia yang menerima dan mengoperasikan pesawat tipe Boeing 737 MAX. Dikutip dari situs perusahaan, Senin (29/10), pengiriman pertama dilakukan pada 16 Mei 2017.
Hingga saat ini, Lion Air group sudah menerima dan mengoperasikan 13 unit Boeing 737 MAX. Lion Air dalam situsnya tercatat menjadi maskapai pertama di dunia yang mengoperasikan Boeing 737 tipe MAX 8 dan MAX 9.
"Grup perusahaan yang berbasis di beberapa negara kawasan Asia Tenggara ini juga menjadi operator pertama yang menambahkan Boeing 737 MAX 8 ke dalam layanan operasional," tulis keterangan tertulis Lion Air seperti dikutip kumparan.