Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Ada Jeruk yang Bisa Panen 5 Kali dalam Setahun di Malang
29 Juni 2018 19:33 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian (Kementan ) hari ini memanen buah jeruk di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) Malang, Jawa Timur. Ada sekitar lima pohon jeruk jenis Keprok Batu 55 yang dipanen menggunakan Teknologi Pembuahan Jeruk Berjenjang Sepanjang Tahun atau Bujangseta.
ADVERTISEMENT
Adapun total jeruk yang dipanen ada sekitar 200 kg jeruk dengan hitungan satu pohon menghasilkan 40 kg.
Sekretaris Jenderal Kementan Syukur Iwantoro mengatakan, Balitjestro telah menjadi pusat peningkatan kemampuan para petani di Jawa Timur. Sebab, di sinilah para petani dapat dapat mengembangkan produknya, salah satunya dengan teknologi Bujangseta.
"Tadi sudah disepakati Balitjestro ini akan dijadikan tempat peningkatan skill di Jawa Timur," kata Syukur saat meninjau lokasi Balitjestro, Malang, Jawa Timur, Jumat (29/6).
Menurut Peneliti Utama yang ada di Balitjestro, Arry Supriyanto, dengan menggunakan teknologi Bujangseta tanaman jeruk bisa di panen lebih cepat. Jika biasanya panen jeruk hanya 2 kali setahun, dengan teknologi ini petani bisa panen 3 bulan sekali.
ADVERTISEMENT
"Jadi dalam satu tahun bisa 5 kali kita panen. Artinya setiap 2 atau 3 bulan kita bisa panen. Jadi ketersediaan buah sepanjang tahun tetap terjaga," kata Arry.
Menurut Arry teknik Bujangseta ini merupakan kombinasi dari Manajemen Kanopi, Manajemen Nutrisi, dan Manajemen Pengendalian Hama Penyakit untuk menghasilkan buah premium dan dapat diatur pembuahannya. Untuk manajemen kanopi berhubungan dengan prunning atau pemangkasan.
Pengaturan tajuk atau kanopi dengan cara pemangkasan cabang atau ranting yang sakit, cabang atau ranting yang tumbuh berseberang ke dalam tajuk, cabang atau ranting yang tumbuh dominan, ranting bekas tangkai buah.
Ia juga menjelaskan, untuk manajemen nutrisi tersebut dapat mendukung pecahnya tunas yang dipicu oleh hormon sitokinin.
ADVERTISEMENT
Nutrisi berupa pupuk diberikan secara periodik setiap 1,5 bulan sekali, yaitu berupa pupuk NPK granule dan cair. Untuk meningkatkan kemanisan bisa ditambahkan pupuk yang mengandung Magnesium tinggi.
Arry melanjutkan, salah satu unsur yang mendukung keberhasilan dari inovasi teknologi Bujangseta ini yaitu adalah induksi pembungaan dengan cara melakukan teknik pikung atau pijat lengkung yang utamanya untuk menangani permasalahan tanaman jeruk ketika dalam kondisi sulit dan lambat berbuah.
"Jadi kalau ada tanaman yang susah berbuah udah bertahun-tahun, kita pakai teknik pijit dahulu baru di-Bujangseta-kan," jelasnya.