Ada Optimisme Perang Dagang, Wall Street Melesat

24 Juli 2019 7:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melesat pada penutupan perdagangan Selasa (23/7). Laporan kuartalan Coca-Cola dan United Technologies yang kinclong serta optimisme AS yang akan menyelesaikan konflik perdagangan dengan China membuat indeks S&P dan Nasdaq mencatatkan rekor tertinggi.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Rabu (24/7), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,65 persen menjadi 27.349,19, sedangkan S&P 500 (SPX) naik 0,68 persen menjadi 3.005,47. Nasdaq Composite (IXIC) bertambah 0,58 persen menjadi 8.251,40.
Wall Street meningkat di akhir sesi setelah Bloomberg melaporkan bahwa Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer akan melakukan perjalanan ke Shanghai pada pekan depan untuk bertatap muka dengan pejabat China dan menyelesaikan konflik perang dagang.
Sejumlah pendapatan perusahaan AS di kuartal II ini menunjukkan hal yang positif, dengan hampir 80 persen dari 104 perusahaan S&P 500 melampaui ekspektasi pendapatan.
Saham Coca-Cola Co (KO.N) melonjak 6,1 persen ke rekor tertinggi setelah pembuat minuman ini mengalahkan ekspektasi pendapatan kuartalan dan menaikkan perkiraan pendapatan selama tahun ini.
ADVERTISEMENT
Komponen Dow, United Technologies Corp (UTX.N) naik 1,5 persen, setelah menaikkan prospek laba dan penjualan selama tahun ini.
Sentimen lainnya berasal dari Presiden AS Donald Trump dan para pemimpin kongres AS yang sepakat mengenai perpanjangan batas utang selama dua tahun dan batas pengeluaran untuk mencegah gagal bayar hingga akhir tahun ini. Namun hal ini berisiko pada semakin melebarnya defisit anggaran AS.
"Mencapai kesepakatan plafon utang adalah berita positif untuk semua sektor pada umumnya, karena itu satu pertanyaan tambahan yang dihilangkan dari prospek pertumbuhan dan ekuitas secara umum," kata Mike Loewengart, Wakil Presiden Strategi Investasi di E- Trade Financial di New York.
Ilustrasi Wall Street Foto: Pixabay
Harapan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan penetapan kebijakan pekan depan juga membuat investor lebih bersedia untuk membeli saham.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) memberikan sinyal kebijakan moneter yang lebih lembut atau dovish pada pertemuan dewan gubernur Kamis ini.
Namun laporan Dana Moneter Internasional (IMF) yang menurunkan kembali perkiraan pertumbuhan global tahun ini dan berikutnya, memperingatkan bahwa lebih banyak tarif AS, China, maupun Brexit yang dapat memperlambat pertumbuhan lebih lanjut.
Investor juga mengantisipasi laporan triwulanan dari perusahaan pertumbuhan papan atas Facebook Inc (FB.O) pada hari Rabu dan Amazon.com Inc (AMZN.O) dan Alphabet Inc (GOOGL.O) pada Kamis ini.
"Jika pendapatan mereka mengecewakan, itu bisa berdampak negatif pada harga saham (lebih luas) karena mereka mewakili sebagian besar pasar," kata Sam Stovall, Kepala Strategi Pasar CFRA.
Keuntungan keseluruhan perusahaan S&P 500 diperkirakan akan naik sekitar 1 persen di kuartal II ini, membaik dari perkiraan sebelumnya yang mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 6,0 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 6,4 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.