Agar Produksi Migas Maksimal, Kepala SKK Migas Ajak Doa dan Tahajud

11 September 2019 7:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), melakukan berbagai upaya agar produksi minyak dan gas bumi tetap maksimal di tengah minimnya temuan cadangan baru.
ADVERTISEMENT
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menuturkan ada empat strategi yang dilakukan. Yakni mengoptimalkan produksi dari ladang-ladang migas yang ada, mentransformasi cadangan jadi produksi, pemanfaatan enhanced oil recovery (EOR), dan yang keempat adalah eksplorasi.
Di luar upaya-upaya tersebut, Dwi mengajak karyawan dari kontraktor migas untuk tak lupa berdoa dan beramal. Hal itu dia ungkapkan, saat berkunjung ke Pulau Pagerungan, lokasi ladang dan pemrosesan gas (gas plant) milik Kangean Energy Indonesia Ltd (KEI).
"Jangan lupa berdoa, karena kita enggak tahu apa yang akan terjadi dengan bisnis kita. Apalagi di sini kan enggak ada karaoke, jadi bisa tidur cepat. Jadi bisa bangun malam untuk tahajud," katanya di hadapan manajemen dan sebagian karyawan KEI.
Pulau Pengerungan yang masuk wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, tempat operasi perusahaan migas Kangean Energy Indonesia. Foto: Dok. PT Energi Mega Persada
Pagerungan merupakan pulau kecil yang cukup terpencil. Meski lokasinya berada di utara Pulau Lombok, namun wilayah ini masuk Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Pulau ini dikenal karena memiliki cadangan gas cukup besar, sehingga menjadikan KEI pemasok utama gas untuk wilayah Jawa Timur.
Terkait ajakan beramal, Dwi mencontohkan, beberapa waktu sebelumnya diajak satu kontraktor kerja sama migas, menyampaikan bantuan CSR ke sebuah pesantren di Jawa Timur.
"Enggak lama, kontraktor itu menemukan cadangan migas baru yang lumayan besar. Begitulah kalau kita beramal. Karena memberi adalah kaya. Jangan nunggu kaya baru memberi," imbuhnya.
Menurut Dwi, dia sengaja menemui kontraktor-kontraktor dan mengunjungi wilayah kerja yang mereka kelola. Maksudnya untuk memotivasi dan menjalin komunikasi yang efektif.
Unit pengolah gas atau gas plant di area kerja Kangean Energy Indonesia Ltd di Pulau Pagerungan. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
Mantan Direktur Utama Pertamina itu berpendapat, SKK Migas harus lebih proaktif memaksimalkan produksi migas. Tak bisa lagi hanya menunggu proposal atau rencana kerja dari kontraktor, lantas mereview usulan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Ini masyarakat melalui DPR, kan maunya produksi (migas) tinggi terus. Enggak boleh ada declining. Jadi (SKK Migas) jangan baru merespons kalau ada masalah. Kita harus antisipasi masalah. Ada kendala apa di kontraktor, kita diskusi untuk cari solusi," tandasnya.
Mengutip data SKK Migas, hingga semester I 2019 lifting atau produksi migas siap jual mencapai 1.808.000 Barel Oil Equivalent Per Day (boepd). Angka itu baru 90 persen dari target rata-rata harian yang tertera dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).