Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
AirAsia Berminat Merapat ke Garuda Indonesia
21 Desember 2018 16:02 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
ADVERTISEMENT
PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) mengajak PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) untuk melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) seperti yang dilakukan Sriwijaya Air dan Nam Air, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra menyebut, hal itu disampaikan oleh petinggi AirAsia Indonesia secara lisan. Pun detail kerja sama juga belum dibicarakan kedua pihak.
“Mereka (Air Asia) minta KSO dengan kita, tapi saya belum bicarakan detailnya,” ucapnya saat ditemui di Sarinah, Jakarta, Jumat (21/12).
Dia menambahkan di domestik, AirAsia hanya menguasai 2 persen pangsa pasar, tidak seperti Sriwijaya Group yang menguasai hingga 15 persen. Oleh karenanya potensi AirAsia masih harus dievaluasi dulu.
“Kita lihat potensi konektivitasnya dengan regional, dia cukup kuat. Itu yang mau kita coba. Kita belum reviewing sama sekali, baru bicara saja,” tegas Ari, sapaan akrabnya.
Namun demikian, menurut dia, AirAsia saat ini kuat dalam penerbangan internasional. Maka dari itu pihaknya akan memikirkan untuk melakukan KSO antara AirAsia dengan Citilink yang mulai merambah pasar internasional.
ADVERTISEMENT
“Kita lihat (KSO AirAsia-Citilink), kekuatan mereka memang internasional. Karena AirAsia ini kuat di internasionalnya, jadi mungkin kita akan support juga untuk Citilink,” ucapnya.
Tertekan Biaya Avtur dan Sewa Pesawat, AirAsia Indonesia Rugi Rp 639 Miliar
AirAsia Indonesia mengalami tekanan dalam kinerja keuangannya. Maskapai yang bermarkas di Malaysia tersebut menderita kerugian di periode 30 September 2018.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan perseroan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan yang digawangi Tony Fernandes itu menderita rugi Rp 639,162 miliar di kuartal III 2018. Rugi itu membengkak 45 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 440,497 miliar.
Kerugian ini disebabkan tingginya beban usaha. Beban di pos bahan bakar naik dari Rp 902,122 miliar menjadi Rp 1,221 triliun di kuartal III 2018. Sementara beban sewa pesawat juga naik menjadi Rp 488,322 miliar dari sebelumnya Rp 432,660 miliar. Beban perbaikan dan perawatan pesawat juga membengkak dari Rp 421,007 miliar menjadi Rp 463,882 miliar.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, beban pelayanan pesawat dan penerbangan juga ikut naik menjadi Rp 483,552 miliar dari sebelumnya Rp 447,749 miliar. Beban pemasaran juga membengkak dari Rp 181,803 miliar menjadi Rp 235,558 miliar.
Garuda Indonesia dan Sriwijaya Group Jalin Kerja Sama Operasi pada 9 November
Garuda Indonesia Group, melalui anak perusahaannya PT Citilink Indonesia, mengambil langkah strategis dengan mengambil alih pengelolaan operasional Sriwijaya Air dan NAM Air. Langkah strategis ini direalisasikan dalam bentuk KSO yang dilakukan oleh Citilink dengan PT Sriwijaya Air dan PT NAM Air. KSO tersebut telah ditandatangani pada tanggal 9 November 2018. Keseluruhan operasional Sriwijaya Group termasuk finansial berada di bawah pengelolaan dari KSO tersebut.
“Kerja sama operasi ini ditujukan untuk membantu Sriwijaya Air Group memperbaiki kinerja operasi dan kinerja keuangan termasuk membantu Sriwijaya Air dalam memenuhi komitmen atau kewajiban mereka terhadap pihak ketiga yang di antaranya ada pada lingkungan Garuda Indonesia Group,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra dalam keterangan tertulisnya.
ADVERTISEMENT
Pria yang akrab disapa Ari menambahkan, bagi Garuda Indonesia Group, kerja sama joint operation ini, dapat memberikan dampak yang positif, di antaranya Citilink Indonesia dapat mensinergikan dan memperluas segmen market, network, kapasitas dan kapabilitasnya, serta mempercepat restrukturisasi penyelesaian kewajiban Sriwijaya Group pada salah satu anak usaha Garuda Indonesia.