Alex Sinaga Jadi Kandidat Dirut PLN, Apa Saja PR-nya?

7 Mei 2019 7:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkominfo Rudiantara & Dirut Telkom Alex Sinaga. Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
zoom-in-whitePerbesar
Menkominfo Rudiantara & Dirut Telkom Alex Sinaga. Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nama Alex J Sinaga santer terdengar menjadi kandidat Direktur Utama PT PLN (Persero) menggantikan Sofyan Basir yang sudah dinonaktfikan dari jabatannya karena ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
ADVERTISEMENT
Alex saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau TLKM. Alex menjabat di sana sejak 2014.
Isu Alex bakal digeser ke PLN pun tak dibantah Menteri BUMN Rini Soemarno. Kepada wartawan, Rini menyebut, saat ini kementerian masih memproses orang yang akan menjabat sebagai dirut PLN.
“Kan belum. Masih dalam proses,” katanya saat ditanya wartawan di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Senin (6/5).
Menjadi orang nomor satu di BUMN kelistrikan tidaklah mudah. Ada banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan, terutama untuk menerangi Indonesia. Apa saja PR-nya?
Dirut Telkom Alex Sinaga dan Menteri BUMN Rini Soemarno. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
Sejak pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dimulai pada 2014, PLN punya tugas yang berat, yakni membangun kelistrikan super besar dengan kapasitas 35 ribu Mega Watt (MW). Tadinya, Jokowi menargetkan proyek ini bisa diselesaikan selama 5 tahun atau hingga 2019.
ADVERTISEMENT
Tapi, proyek ini ternyata mundur. Dimulai pertama kali pada 2015, mega proyek ini ditargetkan rampung pada 2022.
Hingga Maret 2019, PLN mencatat realisasi pembangunan kelistrikan dalam program 35 ribu MW yang dicanangkan Jokowi baru mencapai 3.388 MW atau sekitar 9 persen dari target.
Kala itu, Direktur Bisnis PLN Regional Jawa Bagian Barat Haryanto WS menyampaikan, realisasi itu dihitung berdasarkan pembangkit listrik se-Indonesia yang telah beroperasi ‎secara komersial atau Commercial Operation Date (COD).
"Sampai saat ini yang sudah beroperasi COD sekitar 3.388 MW," bebernya saat ditemui di PLTU Lontar, Tangerang.
Dirut Telkom Alex J. Sinaga (tengah), melakukan tatap muka jarak jauh dengan Direksi Telkom, perwakilan KemKominfo dan Lapan, usai peluncuran Satelit Merah Putih dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, saat dilihat melalui monitor dari ruang gedung Telkom Landmark, di Jakarta, Senin (6/8). Foto: Antara/Audy Alwi
Dia pun mengungkapkan, saat ini proyek pembangkit yang telah memasuki tahap konstruksi memiliki kapasitas 20.160 MW atau 57 persen dari target. Sedangkan proyek yang masuk‎ tahap pra konstruksi berkapasitas 11.695 MW atau 33 persen dari target.
ADVERTISEMENT
Tugas lain yang menanti siapa pun orang baru di kursi nomor satu PLN adalah menggunakan dengan tepat anggaran yang ada untuk membangun proyek kelistrikan ini. PLN sendiri tercatat kerap mengajukan pinjaman atau surat utang di dalam dan luar negeri untuk mendapatkan dana segar demi menyelesaikan proyek ini. Sebab, jika tak pandai mengaturnya, keuangan perusahaan bisa terus merah.
Yang terbaru, perusahaan belum lama ini mendapatkan pinjaman Rp 16,75 triliun yang terdiri dari skema konvensional sebesar Rp 13,25 triliun dan skema syariah sebesar Rp 3,5 triliun dengan jangka waktu 10 tahun. Utang ini didapatkan dari sindikasi perbankan nasional.
Adapun sindikasi perbankan kali ini terdiri dari Bank BRI, Bank Mandiri, BCA, CIMB Niaga, SMI, BNI Syariah dan BCA Syariah. Acara penandatanganan perjanjian kredit sindikasi dilakukan di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (23/4).
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto menjelaskan, dana dari sindikasi perbankan ini digunakan perusahaan untuk modal membangun gardu induk dan transmisi di berbagai daerah. Pembangunannya sendiri dilakukan untuk menyelesaikan proyek kelistrikan 35 ribu Megawatt (MW).
PR yang tak kalah penting di PLN adalah mimpi perusahaan untuk menurunkan tarif listrik. Pada Januari lalu, Sofyan Basir mengaku punya satu mimpi besar, yaitu membuat tarif listrik turun. Ia mengaku optimistis bisa menurunkan tarif listrik untuk masyarakat.
"Kalau dikasih izin bermimpi, saya ingin tarif listrik itu jangan naik lagi, tapi mestinya turun," kata Sofyan dalam diskusi dengan media di Jakarta, Rabu (16/1) malam.
Mantan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir (kiri) berjalan memasuki gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Senin (6/5). Foto: ANTARA FOTO/Reno Esni
Usai rapat di DPR pada Februari lalu, Sofyan Basir juga kembali melontarkan keinginannya untuk menurunkan tarif listrik pada 2022-2023. Tapi sejauh ini, kata dia, hanya tarif listrik untuk sektor industri yang bakal turun.
ADVERTISEMENT
"Niatnya kami turun (tarif listrik) pada 2022-2023 buat industri, turun," kata dia saat ditemui di DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (4/2).
Sofyan mengatakan, penurunan tarif terjadi salah satunya karena laba perusahaan naik. Dia sendiri memprediksi, kinerja keuangan perusahaan sepanjang 2018 bakal untung, tapi dia masih belum mau membocorkan berapa angkanya. Alasan lain tarif listrik bisa turun pada 2022 ialah karena pembangkit listrik bakal bertambah banyak. Hal ini terjadi karena proyek 35 ribu mega watt (MW) bakal rampung.