Aliran Dana Investasi ke Kawasan Ekonomi Khusus Sudah Capai Rp 85,3 T

10 Oktober 2019 14:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di NTB. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di NTB. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat aliran dana investasi yang masuk ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) hingga Oktober 2019, jumlahnya sudah mencapai Rp 85,3 triliun.
ADVERTISEMENT
Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, jumlah KEK saat ini sebanyak 13 kawasan. Jika investasi tersebut sudah tahap operasional, maka ada banyak tenaga kerja yang terserap.
"Saat ini investasi yang sudah komitmen Rp 85,3 triliun. Kalau nanti selesai betul investasinya mulai dari bangunan dan sudah beroperasi itu akan serap tenaga kerja sekitar 8.686 orang," kata Darmin di kantornya, Jakarta, Kamis (10/10).
Menurut Darmin, kehadiran KEK di daerah punya andil besar terhadap peningkatan ekonomi daerah tersebut dan perekonomian nasional pada umumnya. Berdasarkan catatan dia, KEK mulai berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2012, baru ada dua KEK yang ditetapkan yaitu KEK Sei Mangkei di Sumatera Utara dan KEK Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang, Banten. Jumlah KEK meningkat menjadi 8 pada tahun 2014, dan hingga Oktober 2019 telah berkembang menjadi 13 KEK.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah punya target pengembangan 17 KEK hingga akhir tahun 2019 dan target tersebut bisa dicapai,” lanjutnya.
Hingga saat ini jumlah KEK yang telah beroperasi sejumlah 10 Kawasan, yaitu KEK Sei Mangkei (Sumatera Utara), KEK Tanjung Lesung (Banten), KEK Palu (Sulawesi Tengah), KEK Bitung (Sulawesi Utara), dan KEK Morotai (Maluku Utara). Selain itu juga KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (Kalimantan Timur), KEK Mandalika (Nusa Tenggara Barat), KEK Tanjung Kelayang (Kepulauan Bangka Belitung), KEK Arun Lhokseumawe (Aceh), serta KEK Galang Batang (Kepulauan Riau).
Selanjutnya, KEK Sorong (Papua Barat) akan menjadi KEK kesebelas yang rencananya akan diresmikan operasionalnya pada 11 Oktober 2019. Dua KEK lainnya, yakni KEK Singhasari baru saja ditetapkan sebagai KEK melalui Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2019, serta KEK Tanjung Api-api di Sumatera Selatan yang telah lebih dahulu ditetapkan statusnya sebagai KEK, kini sedang bersiap masuk tahap operasional.
Menko Perekonomian, Darmin Nasution (tengah) mengunjungi Kampus ITB Bandung terkait temuan katalis green fuel berbasis sawit oleh ITB Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
Selain 13 KEK yang telah ditetapkan, empat KEK dalam proses untuk ditetapkan yaitu KEK Kendal (Jawa Tengah), KEK Likupang (Sulawesi Utara), KEK Nongsa (Batam), dan KEK MRO (Maintenance, Repair and Overhaul) di Batam.
ADVERTISEMENT
Darmin Nasution pun menjelaskan, KEK menjadi penggerak perekonomian daerah. Dia mencontohkan, KEK Galang Batang di Kepulauan Riau akan menjadi pusat hilirisasi bauksit terintegrasi dengan komitmen investasi Rp 36,250 triliun hingga tahun 2023. Dengan hadirnya KEK Galang Batang, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Kepulauan Riau meningkat 25,80 persen dalam kurun waktu 2015 hingga 2017.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) meningkat 15,58 persen dalam kurun waktu 2015 hingga 2018 dan akan terus meningkat seiring perkembangan investasi yang masuk ke KEK Galang Batang.
Di KEK Mandalika (Lombok, NTB) sedang dibangun hotel-hotel kelas dunia seperti Pullman, Royal Tulipe, dan Paramount; serta sedang mempersiapkan diri menjadi tuan rumah pergelaran MotoGP pada 2021.
Komitmen investasi di kawasan wisata ini mencapai Rp17,5 triliun. Data perkembangan kunjungan wisatawan Kabupaten Lombok Tengah 2015-2018 menunjukkan kunjungan wisatawan manca negara meningkat 361 persen dan wisatawan nusantara naik 170 persen.
ADVERTISEMENT