Ancaman Perang Dagang dari Duterte buat Indonesia

25 Januari 2019 9:05 WIB
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (Foto: AFP/Stringer)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (Foto: AFP/Stringer)
ADVERTISEMENT
Pembatasan impor produk minyak kelapa sawit (CPO) dari Indonesia kini tengah digemborkan Pemerintah Filipina yang dipimpin Presiden Rodrigo Duterte. Setidaknya ada dua faktor yang melatarbelakangi mencuatnya ancaman perang dagang Filipina dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pertama, Menteri Pertanian Filipina Manny Pinol ingin mencegah banjir produk minyak kelapa sawit Indonesia di pasar lokal. Lalu yang kedua, dikutip dari Philippine News Agency, Pinol meradang usai mendapati defisit perdagangan Filipina dengan Indonesia yang semakin melebar.
Berikut rangkuman kumparan tentang ancaman perang dagang Filipina ke Indonesia:
1. Mentan Filipina Tak Terima Impor Indonesia Sedikit
Menurut catatan Pinol, Indonesia mengekspor produk pertanian terutama CPO senilai USD 1 miliar ke Filipina. Sedangkan produk pertanian Filipina yang diekspor ke Indonesia hanya USD 50 juta.
Pinol menilai defisit neraca perdagangan negaranya terjadi salah satunya karena membanjirnya CPO dari Indonesia. Ekspor CPO Indonesia ke Filipina tercatat terus meningkat dari 20 ribu ton pada tahun 2015 menjadi 260 ribu ton pada tahun 2017.
ADVERTISEMENT
2. Filipina Ingin Indonesia Impor Pisang hingga Bawang Merahnya
Filipina menginginkan Indonesia untuk membuka pasar untuk produk pertanian mereka. Tak lain tujuannya untuk mengatasi defisit neraca perdagangan Filipina.
Terkait kondisi itu pemerintah Filipina disebut sudah melakukan mediasi dengan pemerintah Indonesia. Upaya itu dilakukan pada Desember 2018.
"(Namun Indonesia) tidak memiliki niat untuk membuka pasarnya," ungkap Pinol, Kamis (24/1).
Menurut Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan, ada beberapa produk pertanian yang ingin diekspor Filipina ke Indonesia. Di antaranya pisang cavendish, nanas, dan bawang merah.
Masker pisang baik untuk komedo (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Masker pisang baik untuk komedo (Foto: Thinkstock)
3. Filipina Ancam Hambat CPO Indonesia
Terkait permintaan pembukaan pasar Indonesia itu, jika tak dituruti, Filipina berencana menghambat impor CPO Indonesia. Yakni dengan memberikan tarif impor tinggi pada produk CPO Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Sehingga kami dapat melindungi petani dan industri lokal dari kerugian. Menurut WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) kami dapat mengajukan klaim kerugian pada industri tersebut," tuturnya, Kamis (24/1).
4. Pengusaha Belum Rasakan Dampak Ancaman Filipina
Sementara itu, para pengusaha CPO Indonesia yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengaku belum khawatir soal ancaman Filipina. Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono beralasan bahwa angka ekspor CPO ke Filipina angkanya tak terlalu besar.
"Setahu saya, ekspor CPO ke Filipina itu tidak terlalu besar. Angkanya tidak hafal," ungkap Mukti kepada kumparan, Kamis (24/1)
Meski begitu, Mukti meminta agar pemerintah Filipina untuk mempertimbangkan wacana tersebut.
Pekerja menumpuk kelapa sawit (Foto: AFP PHOTO / Adek Berry)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menumpuk kelapa sawit (Foto: AFP PHOTO / Adek Berry)
5. Pemerintah Pelajari Keinginan Filipina
Ancaman perang dagang dari Filipina mendapat perhatian dari Kementerian Perdagangan. Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan mengaku akan mempelajari keinginan yang disampaikan Filipina.
ADVERTISEMENT
"Memang ada keluhan dari Filipina terkait akses pasar beberapa produk hortikultura ke Indonesia, di antaranya pisang cavendish, nanas, dan bawang merah," kata dia saat dikonfirmasi kumparan.
Menurutnya, ancaman yang disampaikan pemerintah Filipina adalah hal yang wajar. Mereka memiliki kepentingan untuk melindungi produk dalam negerinya.
"Saya tidak mendengar adanya perang dagang. Sudah wajar dan sah-sah saja kalau suatu negara berupaya melindungi industri dalam negeri dan terjadi lonjakan impor," jelasnya.