Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Patrick merupakan salah satu pendiri perusahaan investasi Northstar Group. Northstar merupakan investor pertama Gojek, hingga kini platform layanan digital aneka jasa itu tumbuh menjadi besar.
“Tidak, dengan tegas saya katakan tidak. Sampai saat ini, kami belum pernah melakukan pembicaraan dengan sisi perseroan belum ada pembicaraan,” ujar Deddy dalam paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/10).
Kendati demikian, pihaknya tidak menyangkal jika ada kemungkinan melonjaknya harga saham ARTO akibat rumor yang beredar itu. Bahkan, sempat disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga 4 kali sampai Senin (14/10) ini.
ADVERTISEMENT
“Kemungkinan seperti itu, karena (adanya rumor) itu. Jadi dari pihak bursa pun menanyakan,” kata dia.
Saham berkode ARTO itu saat dihentikan perdagangannya (suspens) ada di posisi Rp 2.630. Angka itu melonjak tinggi, dibandingkan harga rata-ratanya pada setahun terakhir, di kisaran Rp 100-Rp 200 per saham.
Ketika dipanggil dan diminta untuk melakukan Paparan Publik, Deddy mengungkapkan jawaban yang sama. Yaitu, tak pernah melakukan pembicaraan dengan Gojek. Ia pun menegaskan, informasi yang beredar pun bukan dari pihak manajemen.
”Kemudian informasi yang didengar teman-teman media bukan berasal dari kami. Bukan dari perseroan,” tegasnya.
Terlepas dari rumor itu, manajemen Bank Artos menuturkan transformasi bank digital memang jadi strategi bisnis yang sedang dibidik. Pasalnya, bank digital dinilai memiliki prospek yang menggiurkan baik dari segmen pasar ataupun keuntungan.
ADVERTISEMENT
"Segmen itu sedang tumbuh dan juga target market di segmen itu mendominasi dari sisi usia produktif, ini jadi alasan dari pihak pembeli," tandasnya.