AS Diterpa Isu Resesi, Kenapa Banyak Orang Investasi Emas?

25 Agustus 2019 9:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Emas Batangan  Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Emas Batangan Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Harga emas yang naik dalam beberapa bulan terakhir dinilai tak terlepas dari isu resesi yang tengah melanda ekonomi global. Kondisi tersebut juga didorong perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
ADVERTISEMENT
Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE), Andy Nugroho, emas saat ini dinilai menjadi investasi yang paling aman. Selain itu, harganya mulai naik ketika perang dagang antara AS vs China mulai berlangsung.
"Sehingga memilih menyimpan dalam bentuk logam mulia, dikarenakan sifatnya yang harganya relatif tidak bisa anjlok dan bahkan bisa naik terus," kata Andy saat dihubungi kumparan, Minggu (25/8).
Bank Indonesia sebelumnya merilis ketidakpastian pasar keuangan global yang terus berlanjut mendorong pergeseran penempatan dana global ke aset yang dianggap aman seperti obligasi pemerintah Amerika Serikat dan Jepang, serta komoditas emas.
Andy mengatakan sejak perang dagang dimulai, harga emas cenderung naik terus, karena permintaannya di pasar dunia semakin tinggi. Di Indonesia harga emas juga relatif naik sejak beberapa bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan kumparan, sejak Agustus 2019 harga emas Antam mengalami naik turun. Tapi trennya lebih banyak naik.
Emas Batangan Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Tercatat pada 2 Agustus 2019 harga emas naik Rp 14.500 per gram. Empat hari kemudian atau pada 6 Agustus 2019 naik Rp 15.000 per gram menjadi Rp 739.000 per gram. Ini menjadi kenaikan tertinggi harga emas Antam hingga hari ini.
Penurunan sempat terjadi pada 20 Agustus 2019 di level Rp 8.000 per gram. Kemarin, harga emas Antam juga turun lagi Rp 4.000 menjadi Rp 751.000 per gram. Tapi penurunan ini masih jauh dari harga emas Antam Juni yang masih di level Rp 620.000 per gram.
Andi mengatakan, kenaikan harga emas diprediksi bakal terus berlanjut. Bahkan, harga emas hingga akhir tahun diramal bakal menembus Rp 800.000 per gram.
ADVERTISEMENT
"Selain emas, pilihan lainnya adalah produk-produk keuangan yang resikonya rendah seperti deposito atau obligasi. Untuk properti masih oke untuk properti bagi kalangan menengah bawah," katanya.