Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus melakukan sosialisasi program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) ke daerah-daerah yang tingkat konsumsi ikannya masih rendah. Upaya ini dilakukan untuk mendongkrak konsumsi ikan domestik.
ADVERTISEMENT
Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut KKP, Aryo Hanggono, mengatakan bahwa peningkatan konsumsi ikan ini menjadi penting. Hal tersebut karena kandungan gizi pada ikan mampu mengatasi masalah hambatan pertumbuhan (stunting) yang melanda di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya di Garut, Jawa Barat.
“Mengonsumsi ikan mampu atasi gizi buruk. Makanya kami akan terus mengajak masyarakat terus makan ikan, terutama daerah yang tingkat konsumsinya masih rendah. Salah satunya di Garut ini,” ujar Aryo dalam keterangan resmi, Sabtu (10/8).
Angka konsumsi ikan Kabupaten Garut pada 2018 hanya sebesar 20,70 kg per kapita (setara ikan utuh segar), masih di bawah angka konsumsi ikan Provinsi Jawa Barat 29,64 kg per kapita. Jumlah ini bahkan jauh di bawah angka konsumsi ikan nasional yang sebesar 50,69 kg per kapita.
ADVERTISEMENT
“Bukan hanya Garut, masih banyak daerah yang tingkat konsumsinya rendah. Makanya kami nanti kami akan hadir di sana,” jelasnya.
Menurut Aryo, ikan menjadi salah satu bagian penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional dan mengatasi masalah stunting. Oleh karena itu, ketersediaannya harus cukup, baik diperoleh dari perikanan tangkap maupun hasil budidaya.
"Salah satu kegiatan untuk menjaga ketersediaan ikan ya restocking, dengan menebar benih ikan nilem seperti yang baru saja dilakukan di Situ Bagendit ini,” kata dia.
Tekan Angka Kemiskinan
Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengungkapkan bahwa ikan menjadi bagian penting dari upaya mencerdaskan dan meningkatkan gizi anak-anak Garut yang saat ini jumlah mencapai 400 ribu jiwa dari total jumlah 2,7 juta penduduk Garut.
ADVERTISEMENT
“Bila ini (upaya peningkatan konsumsi ikan) terus dilaksanakan maka akan tercipta generasi emas pada tahun 2045 mendatang,” tuturnya.
Rudy Gunawan juga mengklaim, program dan bantuan-bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat telah berhasil menekan angka kemiskinan di Kabupaten Garut turun sebesar 2 persen yaitu dari 11,27 persen di 2017 menjadi 9,27 persen di 2018.
“Kontribusi bantuan yang diberikan pusat untuk garut sangat besar terutama untuk penurunan angka kemiskinan,” tuturnya.
KKP juga memberikan bantuan dengan total senilai Rp 44,6 miliar kepada pemkab Garut. Rinciannya, Rp 41,2 miliar untuk pengembangan perikanan tangkap, Rp 777 juta di bidang perikanan budidaya, Rp 1,4 miliar untuk penguatan daya saing, Rp 142 juta untuk riset dan pengembangan sumber daya manusia, dan Rp 150 juta bantuan permodalan melalui Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP).
ADVERTISEMENT
Bantuan KKP yang menyentuh langsung masyarakat Garut adalah pemberian bantuan kapal < 5 GT dan alat penangkapan ikan gillnet untuk mendukung peningkatan produksi perikanan tangkap dengan mengutamakan kelestarian sumber daya ikan melalui penggunaan alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan.
Selain itu juga diberikan bantuan berupa sarana distribusi dan sistem rantai dingin untuk mempertahankan mutu kesegaran dalam bentuk kendaraan berpendingin, chest freezer, dan ice flake machine.