Bank Antre Beri Pinjaman, Pegadaian Belum Mau Terbitkan Obligasi

25 Maret 2019 19:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pegadaian cabang Jakarta Selatan usai lebaran. Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pegadaian cabang Jakarta Selatan usai lebaran. Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pegadaian (Persero) belum berencana untuk kembali menerbitkan obligasi dalam waktu dekat. Alasannya, karena akses pinjaman yang dimiliki perusahaan ke perbankan masih cukup banyak.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pegadaian, Kuswiyoto, mengatakan perbankan banyak yang antre menawarkan pinjaman untuk perusahaan. Karena itu, hingga saat ini perusahaan tak perlu mencari modal dengan menerbitkan surat utang.
"Kita punya Rp 10 triliun sampai Rp 20 triliun kelonggaran pinjaman. Saat ini perbankan antre tawarkan pinjaman. Jadi gampang sekali. Obligasi ini pasti ada, tapi masih banyak pendanaan yang lain, dari pinjaman bank," kata dia dalam paparan kinerja Pegadaian 2018 di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (25/3).
Meski begitu, Kuswiyoto yang juga mantan Direksi Bank BRI ini, tak menampik jika banyak perbankan yang menunggu perusahaannya menerbitkan obligasi.
"Kami punya opsi obligasi, in case sewaktu-waktu diperlukan kita bisa rilis. (Saat ini) kita masih prefer dana bank untuk pendanaan pembiayaan. Seluruh perbankan maupun perusahaan memang menunggu kapan pegadaian terbitkan obligasi," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Teknologi Informasi dan Digital Pegadaian Teguh Wahyono mengatakan, kebutuhan tambahan dana perusahaan hingga akhir tahun mencapai Rp 6-7 triliun. Hal ini dikarenakan ada kenaikan pinjaman dana yang bakal disalurkan ke masyarakat (outstanding loan).
Paparan kinerja PT Pegadaian 2018 di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (25/3/2019). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Untuk tahun ini, penyaluran outstanding loan PT Pegadaian bakal naik menjadi Rp 46,5 triliun dari realisasi tahun lalu Rp 40,8 triliun. Artinya, perusahaan membutuhkan dana sekitar Rp 6 triliun.
Lalu, perusahaan juga menargetkan laba senilai Rp 3 triliun pada tahun ini, naik dari realisasi 2018 senilai Rp 2,77 triliun. Target aset juga meningkat 18,5 persen menjadi Rp 63 triliun dan target pendapatan usaha naik dari Rp 11,7 menjadi Rp 14 triliun.
"Jadi saat ini belum good untuk swing untuk MTN. Kita masih punya plafon yang besar, saya kira kalau nanti targetnya lebih tinggi lagi bisa (obligasi)," kata Teguh.
ADVERTISEMENT
Adapun target laba dan aset yang dikejar perusahaan, bakal ditopang oleh berbagai produk perusahaan, baik yang sudah ada dan yang baru seperti gadai saham, pick up dan delivery, g-cash.