news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bank Mandiri Mulai Nego Harga Bank Permata Pekan Ini

9 April 2019 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kartika Wirjoatmojo, Direktur Utama Bank Mandiri Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kartika Wirjoatmojo, Direktur Utama Bank Mandiri Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mulai memproses negosiasi harga untuk akuisisi PT Bank Permata Tbk pada pekan ini. Adapun saat ini proses akuisisi itu telah sampai pada tahapan uji tuntas atau due diligence dengan seluruh pemegang saham Bank Permata.
ADVERTISEMENT
"Minggu ini kami mulai negosiasi, tetapi negosiasi kan masih bisa fifty-fifty (50:50)," ujar Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo di Mandiri Club, Jakarta, Selasa (9/4).
Namun demikian, pria yang akrab disapa Tiko itu menyatakan hal tersebut bukan lah keputusan final. Artinya proses akuisisi tersebut bisa saja batal jika tak ada kesepakatan harga.
"Kalau cocok harganya jalan, kalau tidak ya tidak juga. Namanya negosiasi orang melakukan jual beli kan bisa cocok bisa tidak," jelasnya.
Tiko bilang, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku pemegang saham dalam proses akuisisi. Meski demikian, bank pelat merah itu belum memperoleh izin resmi dari dua pihak tersebut.
ADVERTISEMENT
"Tapi kalau resmi memberikan izin belum, karena resminya setelah deal jalan. Tapi sounding soft sudah, dan mereka oke. Tapi okenya subject to negotiation kami," jelas dia.
Jika proses akuisisi berlanjut, dia memastikan bahwa Bank Mandiri akan melebur (merger) Bank Permata dengan salah satu perusahaannya. Sebab, saat ini perusahaan dengan kode saham BMRI itu telah memiliki dua entitas anak yang bergerak di jasa perbankan, yakni PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap)
"Kami tidak mungkin punya anak usaha bank tiga, kalau pun dikasih kelonggaran. Jadi kami harus merger salah satu, tapi kemana belum tahu. Itu masih omongan 2-3 tahun ke depan, masih jauh," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Kabar akuisisi muncul karena Standard Chartered Bank sebagai pemilik saham Bank Permata berencana melepas sahamnya. Tercatat, Standard Chartered Bank memegang 44,56 persen saham Bank Permata.
Selain Standard Chartered Bank, PT Astra International Tbk (ASII) memiliki 44,56 persen saham perusahaan dengan kode BNLI itu. Sisanya, sebanyak 10,88 persen beredar di publik.
Kabar divestasi oleh Standard Chartered Bank sebenarnya sudah berhembus sejak 2015 saat kinerja bank tersebut mulai menurun. Namun, hal tersebut beberapa kali dibantah oleh Standard Chartered Bank.
Penurunan kinerja Bank Permata mulai terlihat sejak 2015. Kala itu, laba perseroan anjlok 84 persen dari Rp 1,59 triliun tahun sebelumnya menjadi Rp 247 miliar. Pada 2016, Bank Permata bahkan mencatatkan rugi mencapai Rp 6,48 triliun.
ADVERTISEMENT