Baru 13% Rumput Laut RI yang Diekspor dalam Bentuk Produk Olahan

30 April 2018 16:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani memanen rumput laut (Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
zoom-in-whitePerbesar
Petani memanen rumput laut (Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
ADVERTISEMENT
Ekspor rumput laut Indonesia masih didominasi oleh komoditas mentah. Misalnya, untuk rumput laut jenis Eucheuma Cotonii yang hasil panennya berupa rumput laut kering, sebanyak 87% masih diekspor secara mentah.
ADVERTISEMENT
Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI), Rokhmin Dahuri, mengatakan keadaan ini sangat disayangkan. Sebab, potensi rata-rata rumput laut Eucheuma Cotonii per hektarnya bisa menghasilkan 17 juta ton. Adapun nilai ekspornya rata-rata per kilogram USD 1.
"Kalau dikali 2 juta hektar, jadi 34 juta ton, kalau dijual, dapat USD 34 miliar. Jika dioptimalkan bukan dalam keadaan mentah tapi bentuk jadi, akan lebih memberikan nilai lebih. Ini yang perlu kita genjot," kata Rokhmin dalam Diskusi Potensi Bisnis Rumput Laut di Menara Kadin, Jakarta, Senin (30/4).
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan, Yugi Prayanto, mengatakan Kadin akan mendorong optimalisasi pemanfaatan komoditas rumput laut nasional, mulai dari budidaya di sektor dari hulu hingga hilir.
ADVERTISEMENT
"Di hulu, kita harus perhatikan pembibitan dan metode budidayanya seperti apa misalnya, lalu bagaimana upaya perlindungan pada para petani dan pembudidaya juga harus diperhatikan," kata Yugi.
Di sektor hilir, kata dia, daya saing industri pengolahan pun perlu ditingkatkan agar bisa menyerap rumput laut petani dengan baik.
"Rumput laut kita banyak diekspor, tidak ada yang salah dengan itu. Namun kita harapkan industri nasional juga bisa mengoptimalisasikan pemanfaatan rumput Iaut kita sendiri agar bernilai tambah," tegas Yugi.
Menurutnya, banyak aspek yang berperan untuk memajukan industri pengolahan rumput iaut, di antaranya dari akses permodaian, riset dan teknologi, hingga kepastian akses pasar. Selama ini, rumput laut sudah banyak dimanfaatkan industri sebagai bahan baku maupun campuran, seperti untuk industri makanan dan minuman hingga farmasi.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, industrialisasi rumput laut nasional mengalami penurunan setidaknya dari 2 tahun terakhir. Berdasarkan catatan Kadin, tahun 2013 produksinya mencapai 9,3 juta ton, 2014 meningkat jadi 10,2 juta ton, dan 2015 naik lagi jadi 11,3 juta ton.
"Lalu, terjadi penurunan di tahun 2016 menjadi 11,1 juta ton, kemudian menurun lagi menjadi 10,8 juta ton di tahun 2017 lalu," katanya.