Bawang Putih hingga Tiket Pesawat Jadi Penyebab Inflasi di April 2019

2 Mei 2019 11:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stok Bawang Putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (15/4). Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Stok Bawang Putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (15/4). Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi selama April 2019 sebesar 0,44 persen secara bulanan (mtm) dan 2,83 persen secara tahunan (yoy). Adapun inflasi sejak Januari-April 2019 tercatat sebesar 0,8 persen (ytd).
ADVERTISEMENT
Laju inflasi tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,11 persen (mtm) dan 2,48 persen (yoy).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penyebab utama inflasi bulan April 2019 disebabkan komoditas pangan yang mengalami inflasi 1,45 persen dan andilnya sebesar 0,31 persen.
Sejumlah komoditas seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, telur ayam, dan tomat sayur juga turut menyumbang inflasi. Namun demikian, komoditas beras mengalami deflasi dengan andil 0,06 persen.
"Untuk bawang merah, rata-rata di bulan lalu naik 22,39 persen dan andilnya ke inflasi 0,13 persen. Bawang putih naik 35 persen dan andilnya 0,09 persen ke inflasi. Cabai merah andilnya 0,07 persen, telur ayam dan tomat sayur masing-masing 0,02 persen ke inflasi," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (2/5).
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi 0,28 persen di April 2019 dan andilnya sebesar 0,05 persen ke inflasi. Suhariyanto mengatakan, kenaikan tarif tiket angkutan udara juga masih menjadi penyebab utama inflasi di kelompok ini.
Menurut Suhariyanto, tarif tiket pesawat memiliki andil ke inflasi sebesar 0,03 persen. Dia berharap ada suatu kebijakan dari pemerintah agar bisa menurunkan harga tiket pesawat, mengingat masa puasa dan Lebaran akan kembali mendorong permintaan.
"Kenaikan tarif pesawat masih mengalami kenaikan harga, belum turun. Mudah-mudahan ada kebijakan yang mampu menurunkan harga tiket ini, karena permintaan akan melonjak pada Ramadhan dan Lebaran. Bahkan di Banjarmasin rata-rata harga tiket naik 23 persen, ini sebagai contoh," katanya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya kelompok kesehatan mengalami inflasi 0,25 persen dan andilnya sebesar 0,01 persen ke inflasi. Disusul kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang mengalami inflasi 0,19 persen dan andilnya sebesar 0,03 persen ke inflasi.
Ilustrasi Maskapai Garuda dan Sriwijaya Air. Foto: Shutter stock
Selain itu, kelompok sandang mengalami inflasi 0,15 persen dan andilnya 0,01 persen ke inflasi. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami inflasi 0,03 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi 0,12 persen dan andilnya 0,03 persen ke inflasi April 2019.
"Untuk kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, ada juga yang menyumbang deflasi yakni tarif listrik dengan andil 0,02 persen. Ini karena PLN berikan insentif diskon kepada pelanggan 900 VA untuk rumah tangga mampu yang pascabayar ini tertangkapnya di April," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, inflasi selama April lebih disebabkan komponen harga bergejolak yang mengalami inflasi 1,59 persen dan andilnya 0,3 persen ke inflasi. Disusul inflasi inti sebesar 0,17 persen dan andilnya 0,1 persen serta inflasi harga yang diatur pemerintah sebesar 0,16 persen dan andilnya 0,04 persen.
"Kalau kita lihat secara tahunan, inflasi inti masih tinggi 3,05 persen. Artinya daya beli masih bagus, untuk berapanya nanti kita lihat di konsumsi rumah tangga pada rilis berikutnya," tambahnya.