Bayu Skak Bagi-bagi Ilmu Bikin Vlog untuk Pekerja Migran di Hong Kong

Antusiasnya Pekerja Migran di Hong Kong Ikuti Workshop Vlog. Foto: Angga SukmawIjaya/kumparan

Youtuber dan content creator Bayu Skak berbagi ilmu pembuatan konten vlog untuk pekerja migran di Hong Kong. Pria yang dikenal dengan film Yo Wis Ben, ini membagikan keahliannya dalam membuat konten video.

Ada sekitar 200 peserta yang seluruhnya pekerja migran ikut dalam acara tersebut. Mereka sangat antusias dalam kegiatan yang digelar di kantor BNI Cabang Hong Kong, di Kawasan Admiralty, Hong Kong, Minggu (4/8).

Bayu mengaku senang bisa berbagi ilmu dalam pembuatan konten video dengan para pekerja migran di Hong Kong. Menurut dia, para pejuang devisa tersebut bisa mengekspresikan kreatifitas di sela pekerjaan mereka.

“Membuat konten video seperti di Youtube harus benar-benar kreatif,” kata Bayu.

Antusiasnya Pekerja Migran di Hong Kong Ikuti Workshop Vlog. Foto: Angga SukmawIjaya/kumparan

Bayu juga memberikan kiat-kiat agar konten video yang diupload dalam platform media sosial bisa banyak mendapatkan banyak viewer. Salah satunya dengan membuat judul yang singkat.

Selain itu, dia juga memberikan pengetahuan soal monetisasi di Youtube sehingga bisa menambah penghasilan tambahan.

“Tapi ada prosesnya. Seperti jumlah subscriber dan viewer. Kita harus benar-benar kreatif dalam membuat konten agar jumlah pengunjung banyak,” katanya.

Selain Bayu, pembicara lainnya adalah Head of Content Marketing kumparan, Fahreza Arfian. Dalam workshop tersebut, pria yang akrab disapa Reza ini memberikan kiat terkait manfaat sosial media secara maksimal untuk promo video vlog.

“Sosial media sangat membantu menggaet viewer, terutama untuk kalangan milenial,” ujarnya.

Workshop yang digelar BNI bersama kumparan dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong ini bertema “Semangat Kemerdekaan dari Hong Kong” serta diadakan dalam rangka HUT ke-74 Indonesia.

Selain workshop, BNI bersama kumparan dan KJRI Hong Kong juga mengadakan kompetisi pembuatan vlog. Kompetisi ini bisa diikuti oleh para pekerja migran yang bekerja di Hong Kong.