Bebas Tarif, Menperin Incar Pasar Ekspor 1,2 Juta Mobil di Australia

13 Maret 2019 13:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil-mobil yang akan diekspor dimasukkan ke kapal kargo di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, yang dikelola PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. Foto: Wendiyanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mobil-mobil yang akan diekspor dimasukkan ke kapal kargo di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, yang dikelola PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. Foto: Wendiyanto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia - Australia (IA-CEPA), membuat sejumlah produk ekspor di antara kedua negara bebas tarif. Hal ini membuka peluang bagi industri otomotif Indonesia, untuk mengisi pasar ekspor sebanyak 1,2 juta mobil ke Australia.
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengaku, membidik peluang ekspor tersebut. Apalagi saat ini tak ada lagi industri otomotif yang memproduksi mobil di Negara Kangguru tersebut.
"Pasar yang terbuka yang ditargetkan menjadi primadona ekspor ke Australia adalah otomotif. Karena marketnya cukup besar 1,2 juta kendaraan, karena industrinya di Australia sudah tutup semua," kata Menteri Airlangga pada Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Jakarta, Rabu (13/3).
Airlangga menjelaskan melalui Perjanjian IA-CEPA, Indonesia juga memproyeksi mampu menggenjot ekspor mobil listrik dan hybrid ke Australia dengan tarif preferensi nol persen.
Menurut dia, pasar ekspor otomotif ke Australia terbuka lebar karena dalam sepuluh tahun terakhir, industri otomotif di Australia menutup pabriknya. Penyebabnya, pasar Australia dianggap tidak menguntungkan bagi para produsen mobil.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto, saat diwawancarai wartawan dalam acara New Zealand Tech Day di Ballroom Fairmont Hotel, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Untuk memenuhi kebutuhan kendaraan roda empat, selama ini Australia mengandalkan impor dari beberapa negara seperti Thailand, Jepang, China, dan India.
ADVERTISEMENT
Airlangga menambahkan, saat ini pesaing industri otomotif Indonesia di ASEAN hanya Thailand. Dengan dibukanya CEPA dengan Australia, ditargetkan ekspor otomotif Indonesia bisa melewati Thailand.
Saat ini, produksi Thailand lebih tinggi dari Indonesia yakni sebesar 2,1 juta unit dengan ekspor 1,1 juta unit, sedangkan Indonesia produksinya 1,3 juta unit dan ekspor 346 ribu unit.
Pasar Otomotif Australia
Mantan pegawai Holden Foto: Reuters/AAP/Mark Brake
Berdasarkan tipe, permintaan mobil di Australia, jika digabung mobil penumpang dengan tipe Sport Utility Vehicle (SUV), setiap tahun bisa mencapai 70 persen dari total pasar di negeri tersebut.
Mobil penumpang kerap kali diisi jenis mobil sedan ataupun crossover. Sedangkan SUV serta mobil komersial yang paling banyak diburu adalah kabin ganda.
Daftar merek mobil paling laris di Australia antara lain Mazda 3, Toyota Corolla, Camry, Holden, Toyota RAV 4, dan Hyundai i30. Selain itu, mobil-mobil kabin ganda seperti Toyota Hilux, Ford Ranger, serta Isuzu D Max mencatatkan penjualan moncer.
ADVERTISEMENT
Ppenjualan Toyota di Australia mencapai rata-rata 200.000 unit per tahun. Dengan hitungan tersebut, merek asal Jepang itu menguasai rata-rata 17,5 persen pasar otomotif.